Delapan

157 8 0
                                    

Perlahan-lahan Tasha membuka matanya menyesuaikan cahaya lampu kamar yang ia tempati seketika ia terkejut merasa ada yang aneh mengapa ia ada di sini dan terbaring di kasur yang sangat empuk melebihi kasur yang berada di kamarnya. ia sangat ingat betul tadi ia berada di pekarangan kantor sebelum  perutnya bermasalah setelah itu semuanya gelap, atau jangan-jangan ada seorang penculik yang mengurungku dan mengambil organ tubuhku untuk di jual tetapi saat aku meraba tubuhku tidak ada rasa sakit sedikit pun. seketika lamuan Tasha buyar karna ada seseorang  pelayan  masuk ke kamar yang ia tempati namun sebelum masuk ia mengetuk pintu terlebih dahulu. pelayan membawa nampan berisi nasi, lauk, sup, dan segelas air putih. 


"permisi nona.. saya Naura pelayan di tempat ini, saya di tugaskan untuk mengantarkan makanan untuk Anda" ucapnya sambil menaruh nampan tersebut di atas nakas, dan mengundurkan diri.

"hmm Naura, aku berada di mana, dan mengapa aku berada di sini? " tanya ku. 

"Anda berada di Massion tuan muda Jonathan, beliau sendiri yang menggendong anda ke kamar ini" jawabnya sambil menundukkan kepala.

" pak Jonathannya sekarang berada di mana? " entahnya aku ingin segera keluar dari tempat ini, padahal banyak sekali wanita yang ingin berada di posisiku menikmati semua fasilitas yang telah di sediakan dan harganya pun bisa katakan wow, tapi bagiku itu semua tidaklah penting bersenang- senang menggunakan milik orang lain itu bukanlah prinsip ku.

"beliau sedang pergi nona mungkin jam 7 malam tuan muda sudah berada di rumah.. kalau begitu saya pamit, selamat malam nona ".

"baiklah aku akan menunggunya.. terima kasih sudah mengantarkan aku makanan Naura".

"sama-sama nona itu sudah tugas dan kewajiban saya untuk melayani Anda ".

Tasha sangat lahap menyantap makanan yang di bawa oleh Naura pelayan yang di khususkan untuk melayani Tasha atas perintah Jonathan, kini makanan yang berada di nampan habis tidak bersisa. Berdiam diri di dalam kamar yang super mewah ini terlihat dari dekorasi dan furniture yang menghiasi setiap sudut ruangan, ia merasa bosan terlalu lama  berada di kamar ini ia ingin menjelajahi setiap sudut rumah ini entar keberanian dari mana yang membuatnya sepenasaran ini terhadap rumah bosnya. 

Perlahan-lahan ia membuka pintu untuk mengintip keluar matanya tidak bisa terlepas dari desain interior rumah milik bosnya seberapa kaya bosnya ini hingga memiliki rumah seperti istana, atau ini bukanlah sebuah rumah melainkan istana sungguhan. Tasha masih mengagumi setiap sudut rumah ini, tanpa di sadarinya  pelayan, chef,dan para bodyguard menatapnya lucu, karna baru pertama kali mereka melihat tuan mereka yang dingin dan kejam  membawa seorang wanita polos bahkan mereka bisa menebak bawah Tasha bukanlah dari kalangan atas, karna Jonathan tidak pernah sekalipun membawa seorang wanita ke dalam Massion  miliknya. 

"nona.. apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Naura yang membuat Tasha terkejut.

"huhh Naura kau mengejutkanku, aku hanya bosan di dalam kamar". 

"maafkan saya nona, apakah nona sudah sembuh?" tanya Naura lagi pasalnya ia takut jika tuannya melihat Tasha tidak berada dikamarnya.

"iya... aku merasa lebih baik, Naura bisakah kamu tidak memanggilku dengan embel-embel nona ? karna aku tidak memiliki hubungan apa pun dengan tuan mu hanya sebatas sekertaris dan atasan,panggil saja Tasha ".

"maaf nona tapi ini perintah tuan" kata Naura. 

"terserah kau saja.. hmm Naura bagaimana jika kamu mengajakku berkeliling rumah ini, rumah ini sangat bagus" puji Tasha.

"baiklah nona akan saya antarkan".

Tasha dan Naura menyusuri setiap lorong massion Jonathan sambil  bercerita ringan, sampailah mereka berdua di halaman belakang yang di hiasi lampu-lampu cantik sebagai penerangan. seorang pria berbadan kekar menghampiri Naura dan Tasha.

"permisi nona Anda sudah di tunggu tuan muda Jonatan di ruangan kerjanya mari saya antar " ucap pria berbadan kekar tersebut.

"baiklah terima kasih" ucap Tasha sambil mengikuti pria itu dan meninggalkan Naura.


Kini Tasha berdiri di hadapan meja bosnya, jujur saja aku gugup banget seperti mau di eksekusi saja, aku harus bicara supaya aku bisa pulang sedangkan Jonathan sibuk dengan lembaran-lembaran kertas di mejanya 'batin Tasha'.

"hmm..pak saya mengucapkan terima kasih karna sudah menolong saya, maafkan saya merepotkan bapak, saya ijin pulang dulu" ucapnya sambil membenarkan letak tasnya.

"makan malamlah di sini nanti saya antar pulang." ucapnya sambil membereskan beberapa berkasnya Tasha hanya patuh.

SKIP 

kini Tasha keluar dari mobil mewah milik bosnya " sekali lagi terima kasih pak " ucapnya. sedangkan Jonathan tanpa mengucapkan sepatah kata pun langsung melaju kan mobilnya " idihh tadi baik kok kembali lagi judesnya apa jangan-jangan dia punya kepribadian ganda, ihh serem" langsung memasuki unitnya.


Holaa.. rasanya sudah lama gak up.. karna saat ini virus corona melanda negeri tercinta kita Indonesia bahkan dunia, semua aktifitas termasuk kuliahh di liburkan yey.. tapi tugas ga ada kata libur huhuhu T_T makanya lama ga up.. terima kasih buat yang sudah baca dari capter 1 sampai sekarang luv buat kalian.. jangan lupa tinggalkan jejak, mari mari di vote. sampai ketemu lagi di capter selanjutnya. 


25-03-20


My possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang