Sembilan

150 10 0
                                    

seminggu sudah Tasha bekerja sebagai sekretaris di perusahaan Jonathan, setiap harinya ia selalu dibuat kesal oleh bosnya seperti pagi ini ia si suruh mengepel lantai ruangan bosnya padahal di perusahaan ini terdapat puluhan OB dan OG.

"sebenarnya aku kerja di sini jadi sekretaris atau OG sih, masa iya sekretaris mengepel apa aku ini benarnya sekretaris yang merangkap jadi OG ?, apa sih maunya itu bos setiap hari kerjanya cuma nyuruh aku terus, ' Tasha buatkan kopi, Tasha bukain pintu, Tasha,Tasha...' ucapnya menirukan suara Jonathan sambil mengepel " iiiihhh rasanya mau ku pel tu wajah bos" Tasha tidak menyadari bahwa ada seorang pria berdiri tegap di belakangnya sambil menahan senyumnya dan langsung mengubahnya menjadi dingin seperti biasanya siapa lagi jika bukan Jonathan.

" sudah selesai marahnya, terus tadi ada yang mau ngepel wajah saya " ucap Jonathan dingin seketika membuat Tasha membatu pasalnya ia menjelek-jelekkan bosnya di belakang. 

'duhh Tasha kok bego banget sihh' batinya "ehh pak bos,, salah dengar kali saya tadi tidak bilang apa-apa kok " ucap Tasha ciut " permisi pak saya mau taruh pel sama ember di bawah" katanya lagi langsung hilang di balik pintu Jonathan melihat itu semua tersenyum gemas. 

'gadis yang lucu' batin Jonathan, entahlah sekarang Jonathan mulai menyukai Tasha sejak kejadian dimana Tasha ia bawa Kemassion miliknya, ia melihat bahwa Tasha sangat berbeda dengan gadis lainnya yang dengan senang hati mendekatinya hanya mengincar harta dan ketenaran yang melambung tinggi, dan disaat gadis-gadis yang dengan senang hati menggodanya bahkan menawarkan untuk One Night Stand dengannya sedangkan Tasha jangankan untuk menggoda menatap mata ku saja ia masih tidak berani. 'aku akan mendapatkan mu walaupun dengan cara licik ' janji Jonathan dengan smrik di wajahnya.

Sekarang Tasha tengah berkutat dengan layar datar yang berada di atas mejanya lalu menatap jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya yang menunjuk waktunya istirahat, ia memasukan ponsel dan mengecek tasnya jika ada yang ketinggalan karna hari ini ia pergi makan siang bersama Sisil, sebelum ia meninggalkan ruangan ia terlebuh dahulu izin kepada Jonathan untuk istirahat makan siang, dan tentu saja Jonathan mengizinkannya tapi tanpa di ketahui Tasha diam-diam Jonathan mengawasinya dari anak buahnya. 

" yahh kok begitu sih sil.." ucap Tasha melalui ponselnya, ia sedang berbicara dengan Sisil sambil berdiri di depan kantor.

"maaf ya Sha ini itu mendadak karna akan ada tamu penting datang ke kantor, maaf banget ya Sha aku ga bisa mepatin janji kita" ucap Sisil sedih.

"sudah ga papa aku bisa makan siang sendiri kebetulan aku juga malas pergi terlalu  jauh" 

".........." ucap Sisil  meminta maaf dan memutuskan sambungan.

Tasha tengah menyantap makan siangnya ia sengaja memilih meja di dekat jendela, saat sedang asyik menyantap makanannya sebuah suara menghentikan acara makannya. 

"Tasha" lirih seorang pria dengan setelan jas berwarna hitam.

Tasha menatap tajam pria yang memanggilnya ia sangat membenci pemilik suara yang memanggil namanya, dengan acuh Tasha menyampirkan tasnya di bahu dan bergegas pergi ia sangat tidak ingin menemui pria itu Devid, namun dengan sigap Devid mencekal tangannya.

"apa yang kau inginkan brengsek" kata Tasha geram.

"aku mohon Sha dengerin penjelasan ku dulu" ucap Devid.

"semuanya sudah selesai dan tidak perlu kau susah payah menjelaskannya kita sudah selesai" sambil menepis kasar genggaman Devid namun Devid tidak menyerah dengan cara menangkap tangan Tasha lagi. 

"lepaskan aku" ucap Tasha meronta dan berusaha melepaskan cekalan Devid. 

"tidak akan pernah sebelum kamu mendengarkan penjelasanku" tutur Devid kini mereka menjadi pusat perhatian. 

"aku bilang lepaskan Devid ini sakit" namun tidak dihiraukan oleh Devid sambil menyeret Tasha menuju mobilnya sebelum sampai parkiran sebuah suarang menghentikan langkah mereka.

"apa yang kau lakukan kepada kekasihku?" ya itu adalah Jonathan dengan wajah yang menahan marah, ia mengetahui Tasha berada di  kafe ini dari anak buahnya yang ia perintahkan untuk mengawasi Tasha, langsung Jonathan merebut Tasha dari genggaman Devid dan memeluknya, entah keberanian dari mana sehingga ia dengan luasa memeluk tubuh mungil Tasha. 

"apa kau tidak apa-apa, maaf aku terlambat " ujar Jonathan lagi dan di balas anggukan oleh Tasha.

Sedangkan Devid melongo melihat mantan kekasihnya memiliki kekasih baru..

"kau jika kau mengganggu atau menyakitinya aku akan menghancurkan hidupmu" ancam Jonathan langsung membawa Tasha  meninggalkan Devid dengan wajah pucat pasi ia sangat tau betul Jonathan adalah orang yang sangat berpengaruh dengan kekuasaannya. 


Halo..Halo ketemu lagi hehe 

maaf jika cerita ini sepertinya tidak bagus dan kurang menarik karna susah sekali mencari inspirasi, jangan lupa vote dan komen ya biar lebih semangat dan aku bisa berbaiki yang salah. mohon bantuannya teman-teman mengingat ini cerita pertama jadi masih belum mahir jadi aku minta sarannya.

Oh iya kalian jangan lupa jaga kesehatan, stay safe dirumah saja Okee Okee 

Terima kasih sudah mau baca cerita ini dari awal, Sampai jumpa di part selanjutnya.

03-04-20


My possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang