•Prolog•

1.4K 91 11
                                    

Kini kita berada di ruangan yang tak memiliki satupun penerangan, gelap gulita yang diselimuti dinginnya agin malam.

Basecamp tempat perlindungan para orang orang yang memiliki kasus kriminal garis keras kini benar benar sudah di kepung.

Basecamp mereka bukan berada di rumah tua tidak terawat, melainkan berada di bangunan yang sangat amat megah, siapapun yang melihatnya akan mengira hanya rumah milik orang kaya, namun dibalik itu semua terdapat jutaan kasus berat yang terjadi di tempat itu.

Hanya orang bodoh yang berfikiran bahwa bangunan ini tidak dijaga sama sekali, 3 penjaga bertubuh kekar di pintu belakang, 5 penjaga di pintu depan, 2 penjaga di pintu kanan dan kiri, aliran listrik aktif di setiap pagar.

Bisa kita simpulkan, orang yang memiliki kasus kriminal tidak sebodoh orang yang berada di pinggir jalan.

Namun bagaimanpun juga sekuat apapun mereka, sebahaya apapun mereka, seketat apapun penjagaan mereka, sebanyak apapun mereka, mereka semua hanyalah bagaikan semut tak berdaya yang kehabisan tenaga untuk mencari makan di hadapan Mafia terkejam di seluruh dunia.

Otak cerdas mereka hanyalah butiran debu yang tak berarti jika dibandingkan dengan sang ratu Mafia, ya siapa lagi jika bukan Alyan Nathalie Putri, gadis remaja yang amat kehilangan masa kecil yang membahagiakan dalam hidupnya.

Mari kita membuka lembaran baru, dulu gadis ini hanya menerima siksaan terus menerus tanpa bisa menolak, sedangkan sekarang, gadis itu tumbuh dengan dendam yang melekat di dalam dirinya, menyiksa orang tanpa memperdulikan yang namanya kemanusiaan!

Diantara para anak buahnya yang sudah mengelilingi gedung itu, dirinya sudah berdiri paling depan di tengah-tengah mereka, di tangannya terdapat remote kontrol yang super canggih, asli rancangan perusahaan miliknya yang berada di Aussie

"Alfa maju, Bravo bersiap membantu, Carly aktifkan bom pertama, lakukan sesuai rencana, nyawa kalian saya hormati" ucap Alyan pada remote control yang langsung terhubung dengan earphone yang digunakan seluruh anak buahnya yang turun ke lapangan

DUARRR

ledakan bom pertama tepat di gerbang utama, 25 orang masuk dengan pakaian yang benar benar sudah sangat aman, meski yang orang lihat hanya sebatas kaos dan jaket bisa.

Anak buahnya yang berada di markas kini sedang memantau melalui komputer yang menjukan hasil tangkapan kamera cctv robot lebah yang sudah mereka lepas sebelum mulai penerobosan.

"Nyonya, 2 orang sedang bersembunyi di ruangan bawah tanah mencoba mengambil sesuatu yang berada di dalam lemari, 2 orang tersebut adalah buronan terbesar kita, anggota kita yang terdekat dengan lokasi itu adalah Mars, Nando, dan Max" ucap  Glen yang bertugas di markas.

"Mars, Nando, Max, aktif"ucap Alyan pada ramote yang otomatis akan menghubungkan mereka bertiga dengan orang yang berada di markas.

"Bravo maju langsung menju ruang bawah tanah, Carly aktifkan bom ruang bawah tanah" 15 orang langsung masuk, dan siap berkelahi membantu kelompok pertama.

Alyan pun langsung mengikuti mereka, langsung menuju ruang bawah tanah, begitu ia melewati ruang tengah sudah ada 5 orang buronan yang tergeletak tak berdaya dengan darah yang berceceran.

Begitu Alyan sampai di ruang bawah tanah yang begitu pengap, bau tanah yang begitu menyengat langsung menyesap masuk kedalam indera penciumannya.

Alyan langsung berlari dan bugh menendang muka salah satu buronan itu, lu memutar haluan mendaratnya tepat langsung mengenai pinggang buronan yang satunya lagi

AGHRRRR

Rintih kedua orang itu, namun tak memunculkan rasa iba sedikitpun pada diri Alyan

"Bawa mereka menuju ruang tengah" Sebagian anak buah yang bersama dengannya langsung membawa dua buronan itu, sedangkan sisanya mengikuti Alyan menuju lemari yang terletak di pojok dan posisi lemari itu sangat menyatu dengan tembok, sangat patut dicurigai.

Alyan menempelkan bom kecil tepat di kunci password, memundurkan langkahnya, lalu tak lama ledakan muncul menghancurkan kunci password itu.

Begitu dibuka benar saja terdapat lorong di dalam lemari itu 'tipuan orang bodoh' decak Alyan dalam hati.

"Geledah ruangan itu, ambil seluruh senjata dan juga sabu yang tersimpan, gunakan sarung tangan saat mengambilnya" ucap Alyan lalu segera pergi menuju ruang tengah.

Dilihatnya muka muka orang itu satu satu, lalu merogoh saku jaketnya mengambil ponsel untuk mengambil gambar para korban sebelum mereka benar benar tak bernyawa.

"Ghmmm."

"Tn. Maher, Tn. Roy, Tn. Dedi, Tn. Daniel, Tn, Kriz dan yang paling istimewa Tn. Made dan Tn. Hendrik, mohon maaf telah mengganggu pesta kalian, ya saya mengakui bahwa saya bertamu dengan cara yang sangat istimewa"ucap Alyan dengan berdiri di dapan mereka sambil melipat kedua tangannya.

"Tn. Made, Tn. Hendrik, sudah tau apa kesalahan kalian disini?" tanya Alyan halus mulai berjalan mendekati kedua orang itu.

"Ayo bicaralah sebelum bibir kalian saya robek dan kesempatan kalian berbicara benar benar hilang."

"BICARALAH!! oke akan saya beritahu dimana letak kesalahan anda!"

"Mencoba mengirimkan sabu melalui perusahaan, saya dengan menyelipkan benda terlarang itu melalui paket senjata siap antar, dan kau tau apa akibatnya hah?citra nama baik perusahaan saya sudah tercoreng karna kelicikan anda Bangsat!"

"Membujuk pada pembeli sabu anda untuk membeli terlebih dahulu senjata dari perusahaan saya agar bila masuk pengecekan lolos, hah rencana yang sangat murahan! berani membuat tapi tak berani menanggung resiko!"

"Membunuh dua orang pekerja pengiriman paket yang berhasil memergoki kalian, dan menutupi kejadian itu dengan alibi kecelakaan saat bekerja, basi!! pantas saja jasa pengiriman paket perusahaan abal-abal kalian hanya menerima paket dari perusahaan kita, teranyata ada niat yang terselubung di dalamnya!"

"Kurasa otak kalian terlalu bodoh sampai tidak mengetahui siapa kita, ya ntahlah kalian itu seperti tikus yang sengaja masuk ke kandang harimau yang bersedia dijadikan santapan."

"150 milyar berhasil masuk dalam rekening anda benar bukan? jumlah yang sedikit untuk ditukar dengan 7 nyawa kalian yang sangat tidak berarti ini" Alyan mengeluarkan pisau lipat yang terdapat 7 mata pisau didalamnya.

"Mari kita mulai dari yang paling sering berinteraksi dengan pekerjaan perusahaan saya"Alyan melangkahkan kakinya menuju Roy yang sudah terkapar di lantai dengan mulut yang mengeluarkan darah.

"Ohh kasihanilah dirimu, darahmu terus keluar tuan, sebaiknya minum dulu air ramuanku" anak buahnya memberikan segelas air campuran segala jenis jeruk asam.

Alyan menegukan air itu dengan paksa, orang itu terus meronta ingin rasanya mengantup bibirnya agar tertutup, nanun bagimanapun bibirnya terasa kebas.

Dan blesss, pisau yang berada di tangannya langsung menusuk tepat di jantung Roy.

"Nyonya" triak salah satu anak buahnya tepat setelah Alyan menerima hantaman kencang sebuah balok kayu di punggungnya.

"Sial!! Berani-beraninya dirimu" Alyan mengeluarkan samurai yang dibawa olehnya langsung menebas kepala Hendrik.

Made mulai berani menyerang Alyan, langsung diikuti oleh antek-anteknya yang lain, baku hantam terus terjadi dan sialnya ternyata mereka masih menyimpan pisau lipat, Alyan berhasil mengalahkan 5 orang itu dengan sendiri, sengaja melarang anak buahnya untuk membantu dirinya meski tangannya terkena tusukan yang bisa dibilang serius.

Alyan melihat satu persatu, yang kepalanya sudah terpisah, jari yang sudah tak lagi utuh, mata yang tertusuk, dan yang pasti pakaian yang mereka kenakan sudah benar benar berubah menjadi warna merah pekat.

"Bereskan sampah ini, kemudian berikan kepada Maco" Maco adalah singa peliharaan B.R.D yang dirawat oleh pihak yang sudah ahli, singa itu betina namun ntah ide dari mana Alyan memberikan nama Maco.

#TBC
Ahoyyy gimanani awalannya?
Semoga tidak mengecewakan:)
Bikinnya ini dadakan banget awehehe jadi mohon dimaklumi, cuma sehari kurang wgwgw:)
TEMU RINDUUUUU
Happy Reading woke

VOTE AND COMMENT:)

B.R.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang