two

926 61 5
                                    

Benar saja akan yang di ucapkan Alex tadi, yang akan berniat mengunjungi dirinya, kini lelaki tengil itu sudah berada di pintu apartemen Alyan dan terus memijit bel pintu, membuat gadis yang sedang berada si alam mimpi tertarik paksa kembali ke dunia nyata.

"Gue kutuk siapa pun yang ada di depan pintu!!" grutu Alyan sambil menyibakkan rambutnya dengan asal.

Alyan berjalan ke arah pintu menarik nafas lalu bersikap tenang setenang-tenannya, pintu terbuka menampilkan wajah Alex yang sudah berada tepat 3 Senti di harapannya, mata mereka hanya terhalangi oleh kaca mata hitam yang digunakan Alex.

"Hallo.... tuan putri, good afternoon, silahkan masuk," ucap Alex tak tahu malu langsung masuk tanpa Alyan mempersilahkan.

"Kalo mau gue bunuh lo sekarang juga lex!" ucap Alyan acuh sambil berjalan ke arah dapur.

"Lu sayang sama gue, buktinya lu gabunuh gue" Ucap Alex takkalah acuh.

"Bawa apaan lu?" tanya Alyan sambil membawa nampan berisi jus jeruk kesukaan Alex.

"Nasi goreng MCD, bingung mau beli apaan kebetulan tadi lewat MCD ywda kenapa tidakk" jawab Alex.

Alyan mengambil satu box yang katanya berisi nasi goreng itu, dan ya memang betul isinya nasi goreng, bukan nasi tumpeng.

"Holiday kuyy, ga bosen apa lu udah lama kagak liburan?" tanya Alex sambil menyesap jus buatan Alyan.

"Yaa nanti, abis ini kita ke markas ok, gue udah mendingan kok" ucap Alyan.

"Diem sehari aja gabisa keknya lu ya All" sewot Alex.

"Alah gagal mau uwu kek orang orangan di toktik"batin Alex

🤟🤟

"Siang Ny" sapa bodyguard yang berjaga di depan markas.

"Siang Mex, Siang Joy"

Alyan melanjutkan langkahnya dengan tegap, nada sepatu yang seperti di hentakkan padahal hanya berjalan biasa, kedua tangannya ia masukan kedalam saku jaket, dagunya ia tegakkan lurus, pandangan tetap lurus kedepan, tapi jangan salah setiap orang yang menyapanya tetap akan ia balas.

Alyan kini tepat sudah berada di pojok dingding setelah melewati aula yang sangat sangat luas tempat anggota komunitas bela diri BRD latihan.

Alyan mendekatkan wajahnya pada hiasan dinding Moana yang mengangtung cantik di dinding berwarna abu-abu, Tepat 1 detik sinar berwana biru dari mata lukisan Moana itu mengarah ke mata Alyan, ya hal itu dinamakan eye scan yang akan membuka pintu akses masuk, kini bukan lagi menggunakan id card, bangunan markas ini sudah dimodifikasi jauh lebih moderen dan mewah.

Dingding tiruan itu bergeser, Alyan melanjutkan kembali perjalanannya, tentu saja ia tak sendiri, ia di temani Alex yang setia berada di sampingnya tanpa mengucapkan apapun itu.

Ntahlah, mungkin lelaki itu memiliki dua kepribadian yang selalu berbeda saat berada di markas dan di luar markas.

"Welcome Ny, kemana saja baru datang jam segini tuan putri," sapa Bramantyo.

"Kasurku merajuk meminta aku untuk menidurinya dalam waktu yang lama" balas Alyan membuat anggota yang mendengarnya tertawa kecil.

"Aku beli kasurmu agar ia terus merajuk meminta untuk dimanja manjakan olehku, yang hanya bisa tidur 3 jam dalam sehari" balas Davon sambil terkekeh.

" $ 10 juta, bagaimana? setuju untuk tetap membelinya?" balas Alyan dengan nada serius.

"Aku rasa Lamborghini milikku merajuk meminta dibelikan kawan baru, so lebih baik aku membeli kawan baru Lamborghini daripada kasur yang akan jarang aku jamahi meskipun dengan harga fantastis" semua orang tegelak tawa mendengar balasan Davon.

B.R.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang