3

58 9 2
                                    

  TING TONG...

  Ditengah kesantuyan Faraz dan Fryza, bel rumah berbunyi.

   "Ck siapa sih malem malem gini namu? Ganggu orang rebahan aja" keluh Faraz. "Bukain sonoh Za"

  "Males ah"

  "Dasar adek durhaka, bukain gak" ancam Faraz.

  "Ck pake nyumpahin segala".  "Ntar gue liat dulu siapa tamunya. Kalo tamunya cakep gue yang buka. Tapi kalo tamunya aki-aki lo yang buka" tantang Fryza. "Gimana? Deal?"

  "Dassar. Iya terserah lu aja"

  Fryza berjalan menuju jendela kamar untuk mengintip siapa tamu yang datang.

  "Okke, gue yang buka" Seru Fryza sambil berjalan berjingkrak-jingkrak menuju lantai bawah.

  "Siapa sih yang datang? Sampe-sampe adek gue kek gitu?" Gumam Faraz yang sedang berbaring bersama handphondnya.

□□□□

   "Hai Far" . Begiti membuka pintu, Fryza mendapati Raka yang sedang bersiti dengan gantengnya.

   Senyuman Fryza spontan surut ketika seseorang yang dia sukai malah menyapanya dengan menyebut nama kakaknya sendiri.

   "Gue Fryza Ka"

  "Eh umm sorry"

  "Iya gak papa kok. Wajar juga kan kalo kamu kesamaran? Aku sama Farazkan kembar".

  "Mm makasih" Fryza mengangguk dan sebisa mungkin dia tersenyum. "Kalo gitu, Faraz ada di rumahkan?"

  Ada sedikit rasa sakit dihatinya. Kenapa  Raka harus menanyakan Faraz? Sudah jelas ada dia didepannya, kenapa harus mencari yang tidak ada? Mau ngapain sih? Hatinya sedikit kepo.

   "Mm ada, ntar gue panggil".

   Dengan hati yang layu, Fryza berjalan menuju kamar untuk memanggil sang kakak.

  "Raka nyariin lo tuh" sahut Fryza ketika masuk ke kamarnya.

  "Raka?" Faraz heran. Ada apa dia menemuinya? Jarang-jarag sekali dia menemuinya. Dan bukankah seharusnya dia menemui Fryza yang mungkin akan membahas bola basket, karena sama- sama kapten tim?

□□□□

   "Raka? Ada apa?" Tanya Faraz ketika mendapati Raka didepan pintu.

  "Mm Far kita makan malam diluar yuk?" Ajak Raka pada Faraz.

  Fryza yang mengintip dari jendela kamar, merasakan sakit hati yang tiada tara. Apalagi ketika dirinya mendengar bahwa Raka mengajak saudara kembarnya makan bersama.

  "Za gue pergi keluar dulu ya" tanpa Fryza sadari kakaknya sudah berada di dalam kamar.

  "Kemana?"

  "Keppo" jawab Faraz sambil mengambil tas slempang di lemarinya.

□□□□

  Setibanya mereka berdua di restoran, dengan sigap Raka membukakan pintu mobil untuk Faraz.

  "Silahkan duduk Far" sahut Raka begitu mereka sampai didalam .

  "Iya Ka" jawab Faraz sambil duduk dikursi

  Setelah pesanan datang, mereka hanya fokus terhadap makanan yang mereka makan. Sehingga terciptalah keheningan diantara keduanya. Namun keheningan itu tak berlangsung lama.

  "O iya Far gue belum ngucapin selamat sama lo" Faraz yang sedang mengunyah makanan menoleh kepada Raka.
   "Selamat ya Far, atas kejuaraan lo di lomba karya tulis ilmiah kemaren"

  "Iya Ka, makasih loh ya" jawab Faraz sambil tertawa kecil. "Padahal gue rasa tulisan gue gak terlalu bagus deh. Tapi kok bisa-bisa nya ya gue menang?"

  "Gak ada yang gak mungkin di dunia ini Far, karna Allah yang ngatur semua ini"

  "Iya sih. Tapi gue gak nyangka aja gitu"

  Raka tertawa kecil "semua yang kita anggap gak mungkin, bisa aja itu mungkin terjadi, Far. Dan, mungkin aja gue bisa jadi pacar lo"

  Faraz terdiam ketika mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan oleh Raka.

   "Haha bisa aja lo. Gak mungkin lah, kita kan ----" kalimat Faraz terpotong oleh Raka.

  "Dan ketidak mungkinan yang lo ucapkan, akan gue jadikan mungkin sekarang" potong Raka dengan wajah serius. Faraz terdiam.
  "Gue suka sama lo Far. Lo mau kan jadi pacar gue?"

  Dduarrr... Faraz membeku seketika, dia bingung,  kalimat apa yang harus dia lontarkan kepada Raka saat ini.

  Sedangkan seseorang yang berada di sisi lain, harus kembali merasakan sakit lagi dan lagi. Fryza tak menyangka seseorang yang dia cintai malah mencintai orang lain yang lebih tepatnya saudara kembarnya sendiri. Faraz tak sanggup untuk mendengarkan jawaban dari Faraz yang mungkin akan berkata "ya" . Dia akhiri penguntitannya dengan isak tangis.

   "Mmm sorry Ka, gue gak bisa terima rasa suka lo sama gue"

□□□□

Awwhh ditolak cinta ama seseorang yang kita cintai  sakit gak sih?

Lagian tipe kamu tuh kaya gimana sih Faraz? Masa ditembak ama babang Tata kamu tolak? Yailaah.

  Kalo kalian yang jadi Faraz gimana gays? Mau gak jadi pacar fotocopy-annya bangtan? Kalo aku siih???

Sebentar aku harus istikhoroh dulu biar dapet jawaban gays...

Aduh lebay gue😂. Yaudah gays sampe sini dulu ceritanya yaa dadaah🙋

Eh lupa. Votes and comentnya gays awas jangan kelewat😁😘

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang