5

55 8 0
                                    

Setelah kejadian itu, hubungan Faraz dan Fryza tidak membaik. Fryzapun sudah dua malam ini tidak pulang ke rumahnya. Dan sudah beberapa kali juga Faraz mencarinya. Namun tidak ada hasil atas usahanya.

Malam ini, bu Sarah da pak Bagas sedang bersantai di depan televisi, menyaksikan siaran yang menghibur keduanya. Tiba-tiba seseorang membuka pintu utama tanpa salam dan suara sedikitpun, hanya suara pintu terbuka saja yang keduanya dengar.

"Masih mau pulang ke rumah ternyata. Dari mana aja kamu?" Bentak sang ayah kepada anaknya yang baru datang semenjak dua hari yang lalu.

Fryza terus berjalan tanpa menggubris pertanyaan sang ayah.

" Fryza" bentak sang ibu dengan penuh emosi.

"Kenapa? Bukankannya mamah sama papah tidak peduli pada Fryza? Bahkan selama ini aku tidak pulang tanpa kabar. Kalian tak pernah khawatir mencariku"

"Mungkin aku hanya bayangan Faraz yang tak usah kalian pedulikan selama ini? Kalian tak pernah memberikan kelembutan yang selalu mamah dan papah berikan sama Faraz. Bukannkah aku juga anak kalian?"

"Lalu kenapa aku tak pernah merasakan kehangatan yang dirasakan oleh Faraz sedikitpun?"

"Hah? Kenapa? Mah? Pah? Bahkan aku tak pernah mendengar ucapan sayang yang selalu aku dengar setiap pagi yang dilontarkan mamah kepada Faraz. Kenapa?"

Sang papah dan mamah hanya terdiam. Sedangkan Fryza, dia berlari dengan isak tangisnya.

"Fryza" panggilan sang ibu tidak dia pedulikan.

Faraz yang menyaksikan kejadian itu di depan kamarnya, menangis tanpa sadar. Ketika kedua saudara itu berpapasan, mereka hanya saling diam tanpa suara.

"Za" Faraz memanggil adiknya. Namun panggilannya tidak dia perdulikan

Kali ini Faraz tidak tidur satu kamar dengan kembarannya. Dia memilih tidur di kamar lain yang tak terpakai. Farazpun tak memaksanya agar Fryza bisa tidur dengannya. Karena mungkin, sekarang Fryza sedang ingin sendiri.

□□□□

Pagi hari ini, keluarga Bagas sedang menikmati sarapan pagi. Namun tanpa Fryza disana.

"Frya, mau kemana kamu?" Tanya sang ayah ketika melihat Friza turun dari tangga.

"Basket" jawab Fryza dengan singkat.

Ya, hari ini memang hari dimana pertandingan basket tingkat Nasional diadakan. Dan itulah tujuan Fryza sekarang.

"Kenapa?" Fryza langsung membuka mulut ketika melihat papahnya yang sudah siap meluncurkan suara.

"Papah mau larang Fryza buat main basket? Pah, aku tau hidup itu kadang tidak adil. Tapi setidaknya aku bisa merasakan keadilan dalam rumah tangga ini. Aku juga ingin merasakan sedikit saja kebahagian. Dan ini salah satu dari kebahagian terkecil Fryza pah, mah. Hanya itu yang Fryza mau" Fryza mengungkapkan harapannya dengan air mata yang membasahi wajahnya, lalu dia pergi tanpa berkata apa-apa lagi.

"Mah, pah. Fryza benar, aku rasa hanya Faraz yang mendapatkan perhatian dan kehangatan dari mamah dan papah. Dan aku harap tidak ada lagi perbandingan antara aku dan Fryza. Mamah papah juga tidak perlu lagi melarang Fryza untuk bermain basket, karena itulah salah satu kehebatan yang dia punya".

"Faraz"

"Mah, kemampuan seseorang itu berbeda. Mungkin aku menguasi bidang akademik, dan Fryza memang hebat dalam basketnya. Jika mamah memaksa Fryza untuk pintar dalam akademiknya, itu tidak akan berhasil mah. Yang ada dia tidak akan berkembang menjadi apa-apa"

□□□□

Tepat pukul 07:45 Fryza bersama timnya sampai dilokasi diadakannya pertandingan bola Basket.

Dan saat ini juga, mereka sedang dalam pertandingan. Fryzapun sudah beberakali mencari orang tuanya di kursi penonton, namun seperti dugaannya. Apa yang dia inginkan tidak ada, bahkan sang kakakpun yang selalu menyemangatinya tidak ada saat ini. Semangatnya sedikit surut. Mengapa kehidupannya harus semengenaskan ini?

Fryza sedikit melamun dalam permainannya. Bola yang dikuasainya kini terambil alih oleh lawannya.

"Fryza" sorakan seseorang dari kursi penonton membuat dirinya menoleh.

"Faraz?" Hatinya sedikit merasa senang. Dan semangatnya kembali penuh ketika Faraz datang dengan kedua orang tuanya, yang bahkan selalu melarangnya untuk bermain basket.

"Fryza semangat" Faraz kembali berteriak sambil mengepalkan tangan keatas. Tak hanya itu, mamah dan papahnyapun ikut tersenyum menyemangati dirinya. Entah apa yang Faraz lakukan sehingga kedua orang tuanya bisa mendukungnya sekarang. Dia yakin Faraz telah melakukan sesuatu untuknya.

Fryza kembali bersemangat dan mengambil alih kuasa bola basket yang dipegang oleh lawannya.

  Setelah melakukan dribbling ancang-ancang Fryza melakukan hook shot dan, gooaal Fryza berhasil menambah point untuk timnya.

  Fryza kembali menjauh dari ring dan kembali mendapatkan overan dari timnya. Dengan sigap Fryza berhasil menangkap overhad pass dari temannya dan langsung melakukan Ally-ops. Dan untuk kesekian kalinya, Fryza berhasil mencetak point.

"Yosshh" semua tim Fryza dan para pendukungnya bersorak ria.

Lagi dan lagi Fryza kembali mencetak poin untuk timnya. Hingga detik terakhir Fryza berhasil mencetak poin kemenangan bagi timnya.

"Yyeeeahhh" semua orang bersorak dan berjingkrak ria. Begitupun Faraz dan kedua orang tuanya, mereka meloncat dan bersorak bahagia.

Begitu Fryza keluar lapangan. Bu Sarah langsung memeluk Fryza dengan bangga.

"Kamu hebat sayang. Mamah bangga sama kamu. Mamah menyesal pernah melarangmu bermain basket. Sekarang kamu bebas bermain basket. Karena kamu udah buat mamah bangga".

Fryza menitikan air mata, baru kali ini dia merasakan pelukan hangat dan panggilan sayang yang dia harapkan dari ibunya.

"Makasih mah". Bu Sarah menganggukan kepala dan tersenyum lembut padanya.

"Yaudah pertandingannya sudah selesai kan? Kita pulang yuk".

"Iya mah" Fryza menjawab

Bu Sarah berjalan bersama suaminya didepan Faraz dan Fryza.

"Far"

"Ya?"

"Maafin gue ya"

"Harusnya gue yang minta maaf sama lo Za" sanggah Faraz

"Kan gue udah ngerjain lo"

Faraz tertawa kecil. "Udah udah, kita lupain semuanya. Dan kita jalani lagi kehidupan kita yang selanjutnya dengan lebih baik"

"Thanks ya Far" ucap Fryza pada saudaranya.

"Iya santuy" jawab Faraz yang lalu merangkul Fryza untuk berjalan menuju mobilnya.

□□□□

  Yeeeyy akhirnya selesai juga. Aku tau ceritanya sangat saangat pendek dan aku harap kalian gak kecewa. Pliss jangan kecewa ya🙏

Nantikan lagi ya karya baruku yang selanjutnyaa. Tetap simpan cerita ini di perpustakaan kalian biar tau cerita-cerita baruku. Okkay
 
  Udah ya gays, sampai ketemu dikarya selanjutnyaa😘

Eitt jangan lupa VOTE and FOLLOW

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang