j u n i [✔]

珍贵 | m a t e m a t i k a

"But in my opinion,

all things in nature

occur mathematically."

-Rene Decartes-

[Satu.]

Hari itu tanggal dua puluh dua di bulan ke empat, kamu mengetuk pintu rumahku dan aku buka diketukan keempat. Saat aku membukanya, sosokmu yang basah kuyup menyunggingkan sebuah senyum lebar. Aku bertanya kenapa kamu begitu banyak berkeringat, dan jawabanmu justru membuat aku tertawa saat ingat.

"Aku gak sabar ketemu kamu," katamu.

Saat itu kamu aneh sekali. Mulai dari kamu yang datang tanpa angin tanpa hujan, sampai kalimat-kalimat manis yang kamu katakan. Kamu tersenyum seharian, memandangi aku dengan dalam dan penuh keteduhan.

"Jani,"

"Hm?"

"kamu mau aku ajarin matematika, gak?"

Mendengar pertanyaanmu saat itu, aku menolak buru-buru. Jelas saja, bukan rahasia lagi kalau pelajaran sialan itu adalah satu-satunya pelajaran yang ditulis dengan tinta merah di rapotku. Selain itu, matematika terlalu kotak. Tidak boleh berbeda pendapat. Kalau salah ya salah saja. Kamu tertawa mendengar apa yang aku katakan, dan aku mengumpat dalam hati.

Kamu itu seenaknya sekali, tidak sadar ya hatiku sudah siap meledak mendengar tawamu?

Hari itu, entah bagaimana kita berakhir di meja ruang tengah dengan beberapa buku dan pena. Kamu menjelaskan begitu banyak tentang matematika, dan entah kenapa, aku bisa mengerti dengan mudah tentang semuanya. Mungkin karena kamu terbiasa mengajari temanmu di kelas, mungkin juga karena bab yang kamu ajarkan kelewat mudah.

Atau mungkin karena itu kamu.

Semua tentang kamu itu mudah aku pahami. Saat kamu bilang kamu jatuh hati pada mata pelajaran eksak yang umumnya dibenci, entah kenapa pelajaran itu jadi kusukai. Semua tentang kamu itu menarik. Semuanya.

©2020, mengukirhujan.
-4 Februari-