4

75 39 13
                                    

Reina pov

Pagi begitu cerah, seolah-olah menggambarkan suasana hatiku. Burung yang berkicau menemani pagiku kali ini. Saat ini aku sedang menunggu Arsy menjemputku.

Aku bahagia, pake banget akhirnya orang yang aku suka ngasih lampu ijo ^^

Ya awalnya sih aku enggak nyangka gitu kalau kak Arsy ngajak aku jalan eh maksudnya jalan kesekolah hehe
Bener kata pepatah jodoh enggak akan kemana . Selama dua hari aku menimbang-nimbang tawaran kak Arsy untuk berangkat sekolah bareng, akhirnya aku bisa menentukan bahwa hari ini aku akan pergi bareng kak Arsy ke sekolah.

" Awal yang baik" pikirku

Kak Arsy datang menggunakan motor klx nya. Sebelum berangkat kami juga berpamitan kepada Bang Reza dan juga Mamah.

" Jaga Adek gw, bro. Dia tuh manja," ujar kak Reza sebelum kami pergi.

Aku mengangkat tangan yang telah terkepal, Sedangkan Bang Reza hanya mengendikkan bahu, bodo amat.

Dibonceng kak Arsy rasanya sama ketika aku dibonceng Bang Reza. Hanya saja, kali ini aku naik motor dengan perasaan seperti sedang lomba maraton.

Sesampainya di gerbang sekolah, seketika aku merasaseakan-kanb sedang masuk kedalam kandang macan. Semua mata menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan, antara mereka iri bercampur benci. Antar kagum bercampur kesal. Ah aku benci dengan tatapan itu.

Ka Arsy seakan mengerti isi pikiran dan suasana hatiku, selepas memakirkan motornya, ia lalu memegang tanganku. Aku sontak menatap kearahnya dengan tatapan penuh tanya. Tapi, namanya juga Arsy, seorang mostwanted yang terkenal dingin dan cuek. Jadi, kak Arsy menarik tanganku untuk berjalan berdampingan dengannya. Disatu sisi aku bahagia, karena merasa diperlakukan berbeda oleh kak Arsy. Tapi, disisi lain aku merasa takut dengan para kaum Hawa yang mengincar kak Arsy.

Kak Arsy mengantarku sampai depan pintu kelas, aku langsung beranjak untuk masuk ke kelas. Namun, tiba-tiba sebuah lengan kekar menahanku.

Aku tersenyum canggung, "Eh, ada apalagi kak?" Tanyaku memastikan.

" Nanti istirahat gw jemput lo " jawabnya sambil langsung pergi meninggalkan aku yang masih setengah sadar dibuatnya.

" Rei, lu enggak mau masuk kelas? Malah bengong. " panggil Naira.

Aku, Naira dan Indri memutuskan untuk mengganti kata aku-kamu menjadi lo-gue, jika sedang disekolah. Meskipun itu pasti sulit untuk Naira. Tapi ini chalens 1 minggu dari indri.

" Heheh, iya gw masuk. Napa si lu marah marah bae " ucapku sambil cengengesan dan menghampiri Naira yang sedang membaca buku.

" Gw mau sebel ma lu Rain, tapi nggak bis huuwaaa .... " ucap naira sambil memelukku.

" Ih bjir, lu gay ...." teriakku sembari melepaskan pelukan Naira

Naira menimpuk kepalaku menggunakan buku yang sedang ia baca sebelumnya, " Ya kali gw gay, kalau gw gay, mungkin dari dulu lu jadi pacar gw, Rei " ujar Naira sembari tertawa.

" Ogah gw, lagian kenapa lu peluk peluk gw sih? " Tanyaku penasaran karena tak biasanya Naira tertawa lepas.

" Ya gw cuma lagi bahagia aja wkwk " aku Naira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang