.
.
.
.
.
.
.Cahaya sang surya menembus tirai putih yang menyinari seorang gadis cantik yang terbaring di peristirahatannya. Tampak ia begitu tenang dan damai dalam mimpi indahnya. Bahkan suara kicauan burung pun tak ia pedulikan.
Sejenak ia terlihat menyerupai putri Aurora yang sedang menunggu sang pangerannya selama 1000 tahun lamanya. Bahkan senyum manisnya terukir dengan indah dibibirnya, yang tak pernah ia perlihatkan kepada siapapun. Namun, ketenangan itu hanyalah sesaat ia rasakan. Tanpa permisi segerombolan wanita yang berpakai seragam lengkap khas pelayan datang dan mengacaukan ketentraman yang telah diciptakan olehnya."Maaf, nona. Kami disuruh nyonya untuk membangunkan nona muda" tak butuh waktu yang lama mata yang terpejam itu terbuka lebar. Bahkan tatapannya yang tajam dan penuh intimidasi menunjukkan bahwa ia begitu terganggu dengan kehadiran beberapa sang pelayan disekitarnya.
"Kalian rupanya ingin bermain denganku" gadis itu bertanya dengan pandangan lurus tanpa menoleh para pelayan yang menduduk penuh ketakutan.
"Maaf, nona. Jika kami begitu lancang telah membangunkan nona" pelayan tersebut menciut, seakan tak punya nyali berhadapan dengan nona mudanya itu.
"Siapa yang membawa ku kemari? " tanyanya lagi dengan kepalanya menoleh ke arah pelayan.
"Mommy yang menyuruh para ajudan untuk membawa mu kesini, adakah yang salah" Salma sang ibunda Grizelle memasuki kamar anaknya tanpa permisi menjawab pertanyaan sang anak. Grizelle yg melihatnya segera saja duduk di tepi kepala ranjangnya. Namun, saat itu juga kepalanya mendadak pusing, refleks ia memegang kepalanya.
"Ahhh" Grizelle melenguh kesakitan.
"Kenapa? Apakah begitu sakit?" tanya Salma yang mendekati kearah putri sulungnya.
"Mom, berhentilah berbicara. Kepalaku begitu pusing sekarang" keluh Grizelle.
"Heyyyy, mom mu ini bahkan belum berbicara sepatah kata pun dan kau sudah menggeluh?" teriak Salma yang tak kalah kesal juga.
"Jika mom ingin menceramahi ku, bisakah dilakukan dihari lain? Kepalaku begitu sangat sakit sekali saat ini. Tidak bisakah mom prihatin padaku?" Grizelle yang tak bisa menahan rasa sakitnya pun mengadu kepada sang bunda agar tak terus mengomelinya.
"Dasar, kau ini. Jika sakit seperti ini baru kau mengingati mom ini sebagai ibunya" Salma yang tampak gemas pada anak sulungnya pun mengetok kepalanya Grizelle ditempat yang terluka.
"Mommmmm" teriak Grizelle meringgis kesakitan.
Para pelayan yang melihat itu hanya tersenyum simpul kecil. Ingin sekali mereka tertawa lebar, tapi apa daya mereka yang cukup tau diri akan derajat mereka. Apalagi mereka cukup takut pada nona muda mereka yang memiliki aura tak bersahabat.
..._...
Dion baru saja menyelesaikan rutinitasnya di pagi hari ini. Kini ia beranjak dari stage munggil sebuah talkshow yang ia hadiri. Kakinya mengarah menuju ruang tunggu yang telah disediakan oleh panitia untuknya. Dion mengehela nafas beratnya setelah ia menduduki sofa di ruang tersebut. Tampak seorang wanita memasuki ruangan itu, Dion yang menyadarinya nampak acuh dan tak bergeming. Sedangkan wanita itu hanya mendengus kecil sembari duduk menyamping dengan menatap Dion dengan sengitnya.
"Ada apa kak? Aku cukup lelah hari ini" Dion membuka pembicaraan meski matanya terpejam, setelah lima menit mereka terdiam.
"Tidak, aku hanya sedang kesel saja" Sandra menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Dion.
"Kesal? Apa karena aku?" Dion bertanya dengan penuh penasaran, bahkan ia yang tadinya sedang bersandar pada kursi sekarang malah duduk untuk mendengar penjelasan dari sang manajernya itu yang sekaligus kakak sepupunya.
"Iya, aku sangat kesel tau. Bagaimana bisa Indonesia tidak masuk dalam daftar konser BTS yang akan mendatang? Kan aku mau ketemu para suami ku yang tampan itu" Dion yang mendengar celotehan dari Sandra hanya bisa menepuk jidat dan mendengus kesel mendengar penuturan dari Sandra yang mulai menghalu di pagi hari ini. Bisa gila dia jika Sandra sudah mengkhayal seperti ini. Dion juga tak habis pikir, bagaimana bisa Sandra yang biasanya tegas, berwibawa, dan berkharisma. Tiba-tiba berubah kekanakkan hanya karena boyband asal Korea Selatan yang tengah naik daun itu. Memang kakak sepupunya itu menyukai Kpop, tapi untuk idol sendiri ia begitu sangat setia pada BTS. Patut diacungkan jempol untuk Sandra yang setia pada satu grup saja, jika sebagian orang lain multifandom maka tidak dengan Sandra. Pernah Dion dan Sandra berlibur di Korea, saat mereka akan kembali ke Indonesia, tanpa sengaja mereka bertemu BTS yang baru pulang dari luar negeri. Sandra dengan teganya meninggalkan ia seorang diri dibandara dan mengejar para idol tersebut. Sehingga penerbangannya tertunda tiga jam lamanya. Dan berakhir Dion terkena amukkan oleh CEO karena keterlambatan untuk jadwalnya yang begitu padat. Sandra yang melihat itu bukan membantu tapi malah ketawa dengan cengegesan. Benar-benar keterlaluan kakak sepupunya itu.
"Kau bisa menontonnya dinegara lain, seperti tahun kemarin. Dan bahkan setiap mereka konser dinegara manapun pasti ada kau juga bukan" ucap Dion santai.
"Kau ini tak pengertian sekali, aku maunya mereka konser disini. Ditanah kelahiranku, nanti akan aku ajak mereka keliling" Dion hampir tersedak ludah sendiri melihat Sandra yang tampak malu-malu kucing.
"Apakah kau masih waras kak?" tanya Dion dengan ngeri.
"Ada apa? Apakah aku terlihat berbeda? " Sandra menjawab sambil memainkan rambutnya.
"Ya ampun kak, aku bisa gila jika seperti ini" teriak Dion frustasi serta menjambak rambutnya sendiri. Sandra menanggapi dengan senyum malunya, dengan tingkah yang centil dan sok polos. Dion yang melihat itu hanya diam saja. Toh, jika dia menegur, Sandra bisa saja menghabisinya dengan tanpa ampun. Cukup sekali saja Dion mengalaminya, ia tak ingin wajah tampan cedera lagi. Bahkan beberapa jadwal kedepan ia akan ada sesi pemotretan. Biarkan Sandra menggila terlebih dahulu, asalkan ia bahagia.
Bersambung
***
Bogor, 15 Februari 2020
Salam manis
Leana Ardini
