Selamat pagi,
Karena bab sebelumnya masih teaser pendek, maka hari ini aku update bagian baru. Selanjutnya cerita ini akan kuusahakan update seminggu sekali. Ingat ya, ini cerita pendek.
Selamat membaca
-----------
"Aku punya klien baru untukmu, Rob."Pagi-pagi Emily sudah mendatangi kamar Robert yang masih bergelung di balik selimut. Dengan gesit wanita cantik itu membuka semua tirai hingga sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamar dan jatuh tepat di wajah Robert yang merasa silau.
"Tutup kembali tirainya, Em!" seru Robert kesal.
Emily mengabaikannya, dan malah membuka jendela hingga udara masuk. "Kau harus bangun, Rob. Tidurmu sudah tepat delapan jam, dan kau tidak akan mau menjadi gendut," sahutnya sambil mencibir.
Robert mengerang. "Aku insomnia, ingat? Aku baru benar-benar tidur selama setengah jam."
Emily mengangkat bahu. "Kalau begitu, mari kita buat dirimu lelah, jadi nanti malam kau bisa cukup tidur. Ayo bangun, pemalas!"
"Em ... berengsek! Kau kakak yang menyebalkan!"
"Aku tahu. Kutunggu kau di ruang makan, kita akan ke butik Sergio dan membeli pakaian baru untukmu. Klien kita tidak mau kau memakai pakaian yang pernah kau pakai saat menemui klien lain."
"Memangnya kapan aku memakai pakaian yang sama?' Robert menggerutu sebal, tapi bangkit juga. "Pergilah, Em. Kau tahu kalau aku telanjang, kan?"
Emily berdecih, tapi kemudian keluar dan membiarkan Robert bersiap. Tak lama, pria berfisik laksana adonis itu sudah siap dengan penampilannya yang sempurna dan turun sambil mengancingkan mansetnya. Emily sudah menunggu di meja makan.
"Aku menemukan alkohol di kamarmu," kata Emily dengan nada menuduh.
Robert memejamkan mata. "Jangan memancing, Em."
Emily menghela napas. "Robert, tidak ada alkohol, ingat? Kita tidak ingin kau melakukan sesuatu kepada klien karena mabuk."
Robert duduk di depannya dengan kesal. "Aku tidak bisa tidur, dan butuh itu daripada harus mengkonsumsi obat tidur."
"Sudah kuatur pertemuanmu dengan psikiater."
"Aku tidak membutuhkannya."
"Robert, biar aku mengurusmu. Kau tahu ... aku tidak ingin ...."
Kalimat Emily yang terhenti membuat Robert menghela napas. Tatapannya melembut dan dia mengulurkan tangannya untuk menggenggam jemari saudarinya itu.
"Aku tidak akan meninggalkanmu, Em. Kau tahu itu," ucapnya tulus.
Emily mengerjap untuk mengusir air mata yang menggenang, lalu dia tersenyum. "Aku tahu kau tidak akan meninggalkanku, Rob. Aku yang akan meninggalkanmu dan nanti tidak ada yang memedulikanmu seperti aku."
Robert balas tersenyum, lalu menyeka air mata Emily dengan telunjuknya. "Aku bukan anak kecil yang harus dijaga, Em. Aku yang akan menjagamu."
"Tidak butuh dijaga? Kau yang akan menjagaku? Untuk tidur saja kau harus mengkonsumsi alkohol," gerutu Emily.
"Em ... jangan mulai!"
"Ck! Apakah aku harus menghabiskan waktu dengan selalu cerewet padamu, Rob?"
"Tidak, Em. Kau hanya perlu diam dan biarkan aku makan dengan tenang."
Emily hanya bisa mengerucutkan bibirnya. Robert tahu, meski kakaknya itu berusaha menutupi kegelisahannya, tapi tetap saja sulit untuk menghentikan rasa khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Scandal
RomanceMature content and explicit 21+ scenes Robert Brennan, adonis yang sempurna dalam segala hal, tetapi memilih karier sebagai seorang escort man, atau pekerja seks pria yang khusus melayani wanita-wanita kelas atas. Memiliki monster di dalam dirinya...