Skandal Yang Selesai Sebelum Dimulai

9.9K 282 27
                                    

"Ah!"

Ingrid terpekik saat Robert menarik putingnya dengan mulut, sebelum kemudian mengisapnya kuat-kuat. Pipi Robert sampai cekung karena mengisap, seolah dia adalah bayi menyusu yang sedang kehausan. Susah payah Ingrid bertahan tetap berpegangan ke meja, takut melanggar perintah Robert padahal dirinya sudah ada di ambang batas kemampuannya.

"Oh, Robert ... kumohon," pintanya mengiba. Suaranya terdengar sangat menyedihkan.

Satu tangan Robert masuk dari bawah rok Ingrid, dan dengan kurang ajar menerobos masuk ke dalam celananya. Tangannya yang lain meremas payudara yang satu. Gemas dan mulai sedikit menyakitkan.

Ingrid membuka matanya dengan susah payah, menunduk untuk melihat Robert yang tak ubahnya seperti bayi koala yang bergantung di dadanya, sementara tangan yang satu memainkan payudaranya sambil menatap kekanakan. Pinggul Ingrid sedikit terentak saat jari Robert menusuk bagian dirinya untuk memeriksa apakah dia siap.

"Kau sudah benar-benar siap, Ingrid," ujar Robert sambil melepaskan puting yang berlumuran liur dari mulutnya hanya untuk mengisap telunjuknya yang basah oleh lendir.

Ingrid mengerjap berat. "Oh, kapan aku bisa menyentuhmu?" tanyanya, hampir merasa sedih.

Robert terkekeh. "Tunggu dulu," jawabnya, lalu mengisap puting Ingrid yang satunya, tangannya kembali masuk ke dalam rok Ingrid.

Ingrid menatapnya sayu, membiarkan Robert memuaskan diri dengan mengisap payudaranya yang bahkan tidak akan pernah diisap oleh bayi mana pun. Dia cukup senang dengan gerakan jari Robert di bawah sana. Membuatnya terlonjak dan makin basah dan hangat. Matanya terus memaku mata pria itu yang berkerlip nakal, menggoda Ingrid sampai ke batasnya. Saat itu Ingrid menyadari satu hal.

"Kau bahkan masih berpakaian lengkap," ujarnya sedih.

Robert terkekeh sampai liurnya membasahi payudara Ingrid dan membuatnya berkilat. Jarinya bergerak cepat, dan saat itu tubuh Ingrid bergetar. Susah payah dia bertahan dengan pegangannya ke meja.

"Robert, aku ...."

"Aku tahu," tukas Robert. Dia melepaskan puting Ingrid dan berjongkok di depan mejanya, berhadapan dengan bagian dalam rok Ingrid yang didorongnya ke atas. "Angkat pinggulmu, Ingrid."

Dengan patuh Ingrid mengangkat pinggulnya hingga Robert bisa mendorong rok Ingrid dan mengumpulkannya di pinggang. Dibentangkannya kedua kaki Ingrid lebar-lebar lalu mendekatkan wajahnya ke pusat wanita itu yang sudah benar-benar siap.

"Robert apa yang...?"

Pertanyaan Ingrid tak selesai, lidah Robert sudah menerobos cepat dan mulai menelusuri seluruh bagian hangat di pusat dirinya. Rakus Robert menelan semua basahan Ingrid, membuat Ingrid mendongak malu tapi tetap bertahan dengan tepi mejanya.

Tubuh Ingrid terentak keras, sodokan lidah Robert terus menuntut, gigitan kecil menimbulkan sakit yang bercampur nikmat, lalu tiba-tiba Robert bangkit dan mendorong tubuh Ingrid hingga setengah terbaring di meja. Cepat dia menurunkan resleting celananya, memakai pengaman, dan sedetik kemudian....

"Ah!" Pekikan Ingrid tertahan oleh mulut Robert yang membungkamnya. Ingrid bisa mencium bau dirinya sendiri di mulut Robert, tapi dia tidak mampu menolak kebuasan pria itu. Robert mendorong kuat, menyatukan dirinya dengan keras sambil menyapu mulut dan seluruh wajah Ingrid dengan lidahnya.

Ingrid masih berpegangan di meja, membuat Robert leluasa menumpahkan hasratnya. Dia memejamkan mata, merasakan cumbuan pria itu si tubuhnya. Terlalu lemas untuk melakukan lebih dari sekadar berpegangan ke meja.

"Gadis baik, gadis hebat, tunjukkan dirimu, ayo!"

Tubuh Ingrid berguncang, kasar Robert meremas payudaranya dan terus menumbuk di bawah sana. Saat akhirnya Ingrid hampir kehilangan kesadaran karena orgasme, Robert bergetar dan ikut meraihnya bersama.

Sexy ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang