Selamat malam, ketemu lagi dengan Robert Brennan si petualang cinta. Terima kasih untuk kalian yang sudah menunggu cerita ini, dan ada info soal cerita ini, yaitu akan ada versi novel dan e-book. Di mana di versi itu nantinya akan jauh lebih lengkap dan romantis daripada versi Wattpad. Kenapa? Karena untuk Wattpad Dee tidak boleh terlalu banyak, supaya kalau ada yang masih di bawah umur, dia enggak baca terlalu banyak.
Kalian mengerti, kan? Untuk sekarang, selamat membaca.
++++++++++++++++++++++++
"Tuan Robert Brennan menungguku?" Ingrid Bowles bertanya heran.
Asistennya mengangguk. "Benar. Dia menunggu di ruang tamu. Janji Anda dengannya adalah pukul dua, lima menit dari sekarang," jawabnya sopan.
Ingrid tertegun. "Oh ... janji ...."
"Janji yang tadinya sempat dibatalkan Tuan Brennan karena beliau pergi ke Milan. Kemarin asisten Tuan Brennan menelepon dan bertanya apakah saya ingin menjadwal ulang pertemuan kalian. Karena sepertinya pertemuan dengannya penting untuk Anda, jadi kujadwalkan hari ini."
"Oh, begitu? Kalau begitu, bisa kau cek jadwalku setelah pertemuan dengan Tuan Brennan, apakah masih ada?"
"Ada tiga pertemuan. Pukul tiga dengan manajer bank Anda dan pukul lima dengan Tuan Seymour dari Westland Corporation, lalu pukul tujuh dengan reporter TV nasional."
Ingrid mengurut pangkal hidungnya. "Tolong kau jadwal ulang pertemuan dengan manajer bank-ku besok sore, dan Tuan Seymour ... kalau bisa jadi pukul enam."
"Baik, Nona Bowles."
"Dan persilakan Tuan Brennan untuk masuk."
"Perlu saya siapkan data kesehatan Anda yang sudah saya kirim ke asisten Tuan Brennan, Nona?"
Ingrid melongo, sebelum tersadar kalau urusannya dengan Robert memang disamarkan sebagai hubungan psikiater dan pasiennya. Robert memang seorang psikiater, profesi yang digunakannya sebagai kamuflase.
"Ah ... tidak. Dia sudah punya gambaran lengkapnya, Nona Smith. Terima kasih."
Asistennya mengangguk. "Saya persilakan Tuan Brennan masuk kalau begitu."
"Ya. Terima kasih."
Nona Smith keluar dan menghilang di balik pintu. Gelisah, Ingrid meremas kedua tangannya. Kenapa Robert menemuinya di kantor? Tidak, dia bukan takut rahasianya terbongkar. Dia hanya merasa antusias, tapi juga heran.
Ketukan di pintu membuatnya langsung menoleh dan melihat wajah rupawan Robert yang tersenyum profesional.
"Selamat sore Nona Bowles," sapanya.
Ingrid mengangguk anggun. "Sore, Tuan Brennan. Silakan masuk," sahutnya. Sempat dilihatnya Nona Smith yang mencuri pandang ke arah Robert sebelum menutup pintu. Sejenak dia terpaku melihat betapa sempurnanya pria yang sedang menatapnya sambil tersenyum itu. Namun, dia tertegun saat Robert berbalik dan mengunci pintu.
"Robert...."
Kembali Robert memandangnya, lalu melangkah dengan sangat anggun. "Kuharap aku tidak mengejutkanmu, Ingrid."
Ingrid berdeham."Sebetulnya sangat mengejutkan, tapi ... bagaimana aku menolakmu? Asistenku sudah jelas membuatkan jadwal untukmu."
"Ah ... asistenmu jelas sangat efisien."
"Aku tidak suka membicarakannya denganmu."
"Aku tahu." Robert makin mendekat. "Kau cantik sekali."
Di luar keinginannya Ingrid tersipu. "Kau ini. Terima kasih."
Robert melihat ke belakang meja Ingrid yang besar, lalu memaku tatapan Ingrid. "Mejamu tampak nyaman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Scandal
RomanceMature content and explicit 21+ scenes Robert Brennan, adonis yang sempurna dalam segala hal, tetapi memilih karier sebagai seorang escort man, atau pekerja seks pria yang khusus melayani wanita-wanita kelas atas. Memiliki monster di dalam dirinya...