s i b

1.3K 150 1
                                    

Happy Weekend, guys.

Udah lama banget aku nggak up.

Maaf lah.





Happy Reading, babe

Berhubung Jisung juga sudah selesai UN, ditambah sekarang dia nggak ngapa-ngapain sekarang, jadi Minho bernisiatif untuk mengajak Jisung pergi jalan-jalan.

Sekarang sih Jisung masih sibuk bergelung di dunia mimpi. Tapi tidak dengan Minho. Ia sudah terbangun sekitar setengah jam yang lalu. Namun ia enggan beranjak dari kasur karena terdapat Jisung disampingnya. Tertidur damai dengan wajah polosnya.

Tangan Minho terulur mengusap pelan surai sang tupai lembut. Tak ingin membuatnya terbangun.

Matahari mulai naik ke permukaan membuat sinarnya masuk melalui celah-celah tirai. Sinar yang masuk membuat si mungil bergerak tak nyaman. Hal itu membuat Minho mengusap pelan surainya kembali, menenangkannya.

Minho termenung. Tenggelam dalam pemikirannya tentang sang mungil. Han Jisung. Lelaki tupai yang tertidur disampingnya. Mulai dari awal pertemuannya dengan Jisung sampai detik ini.

Jika dipikir-pikir kembali, hatinya mulai goyah saat Jisung hadir dihidupnya. Menghapus semua kenangan tentang sang mantan yang berada di pikirannya. Hanya dengan senyuman, bahkan tawa Jisung itu bisa membuatnya tenang, damai. Seperti kembali ke rumah.

Jisung sudah menjalani UN, hanya menunggu kelulusan saja. Dan pada saat itu, Minho pastikan bahwa ia akan keluar menjadi guru. Tugasnya sudah selesai disana. Tak ada alasan lagi baginya untuk bertahan menjadi guru disana. Semua itu karena amanat sang ibu yang mengatakan bahwa jodohnya terdapat disekolah itu. Tapi, sekarang jodohnya sudah ada ditangannya.

Memang pada awalnya ada niat untuk memanfaatkan Jisung. Pada awalnya. Apalagi posisi Jisung itu sangat penting bagi Minho. Iya, untuk mendapatkan kekuasaan penuh di perusahaan Ayahnya. Kencan, bertemu dengan orang tua Jisung dan Minho, menjadi guru disekolahnya, mengetahui semua aktivitasnya, selalu bersama dengannya; itu membuat hati Minho goyah. Jujur, ia akui itu.

Minho sama sekali tidak bisa menolak pesona dari seorang Han Jisung hingga hatinya ingin memiliki Jisung untuk selamanya. Namun, apa Jisung mau menerima dirinya?

Apalagi perbedaan usia yang cukup jauh. Apa itu akan menimbulkan banyak masalah didepan?

Sekali lagi, tak ada yang tahu apa yang terjadi di depan. Tapi sejauh ini, belum ada masalah serius di antara mereka. Namun, jika Minho liat saat Jisung bersamanya dengannya, ia terlihat cukup dewasa di umurnya. Minho menganggapnya sebagai mampu berdamai dengan segala perbedaan.

Jika Minho memilikinya sekarang, apa itu tak terlalu cepat baginya? Jujur, ia takut akan menghalangi mimpi Jisung didepannya.

Apalagi usianya masih muda. Usia Minho sudah cukup matang untuk menikah. Apa lagi yang harus di tunggu? Sebenarnya bisa saja jika ia mau, namun ia harus pikirkan kembali niatnya. Minho ingin segera membangun rumah tangga. Bersama Jisung kalau bisa.

Ia harap.


•°•°•°•




"Sung, jalan-jalan yuk. " Ajak Minho membuka percakapan di antara mereka.

Saat ini mereka tengah berada di meja makan menikmati sarapan buatan Jisung. Walaupun hanya sebuah roti dan susu, itu lebih dari cukup bagi Minho. Ia juga harus menghargai usaha Jisung yang membuatkannya sarapan di pagi hari. Setiap harinya.

SEONSAENGNIM 선생님 • MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang