1

498 46 3
                                    


Dulu, ketika aku berjalan beriringan denganmu, berkeliling kota dengan aku di samping jokmu, atau tidak berjajan dengan memborong makanan sesukaku. Aku selalu melihatmu, melihat penuaan yang terlihat ditubuhmu, meski selalu terlihat lebih gagah dari usiamu tapi tetap saja selalu ada tanya dihatiku, ‘jika bapak meninggalkanku apa akan ada aku yang bahagia seperti itu, apa akan ada yang sepertinya lagi dihidupku?’ pertanyaan yang paling ingin aku lupakan namun sering keluar dalam pikiran.

Denganmu, aku tumbuh seperti anak lainnya, bahagia selalu terasa, setiap ada apa-apa dirimu pasti yang kuberi kabar pertama, tempat bersender manja, tempat bertanya juga bercerita, padamu segalanya tumpah tak terasa, betapa aku kecil yang sangat bahagia, memiliki bapak yang sangat luar biasa.

Sesampainya ketika hari itu, aku kecil melihatmu tak seceria biasa, melihatmu terbatuk sampai lelahnya, meminum banyak obat dalam seharinya, banyak terdiam dikamar tak mengajakku keluar seperti biasa, sedih sekaligus kecewa entah harus kepada siapa, begitu rasanya aku kecil yang tidak tahu harus menyikapinya bagaimana.

Aku hanya bisa mengantarkan makanan kekamarmu, melihatmu makan lalu mengambil air dan membereskan bekas makanmu, sampai dirimu membaik tak separah dulu, aku ke klinik mengantarmu, aku keapotek membeli obat bersamamu, sampai rutinitas kita berubah dan bertambah dengan itu.

Sejak saat itu, kebiasaan dan rutinitas berubah seiring berjalanya waktu, dirimu jadi jarang jajan bersamaku, makan banyak seperti kita dulu, sampai karna sakit yang diidapmu, yang dimakan olehku belum tentu boleh dimakan olehmu. Dari saat itu tak ada lagi kita yang minum teh manis digelas yang sama, sampai dengan perubahan ini aku tumbuh jadi remaja dengan sosokmu yang selalu ada.

Aku tahu bapa kuat, aku tahu bapa hebat, tak butuh lama untuk bapak sehat, aku pikir bapak hanya ingin istirahat.

Tapi ternyata aku kurang tepat,

Bapak ingin istirahat tanpa sekat, bapa ingin istirahat tanpa makan obat, bapa ingin istirahat tanpa ada yang terlibat, dan kepadaNya bapa mendekat.

Meninggalkanku tanpa pertemuan walau singkat, pergi dariku tanpa aba-aba yang tepat, dan meninggalkan sejuta luka yang benar-benar hebat.

Selamat jalan bapak kuat :)

For You, DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang