14

7 2 0
                                    

Sesampainya dirumah senja segera mandi dan merebahkan tubuhnya dikasur. Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan baginya terlebih lagi atas kejadian disekolah tadi
Dia kembali... Iya dia orang yang selama ini senja tunggu kehadirannya
Orang yang sangat senja cintai, namun kenapa kembalinya dia justru memberikan luka yang sangat menyayat hati senja. Senja sangat berharap dia kembali tapi bukan begini caranya
Mengingat itu semua membuat senja tanpa sadar memitihkan air matanya
Karna tidak mau terlarut lama-lama dalam kesedihan akhirnya senja bangun dari tempat tidurnya dan segera pergi mandi.

"bibi masak apa hari ini?"tanya senja sesampainya dimeja makan
"bibi masak nasi goreng kesukaan non senja"jawab bi ijah sambil menyiapkan makanan untuk senja
"wahh bi ijah tau aja apa yang senja lagi pengen"ucap senja riang dah segera menyuap sesendok nasi penuh kedalam mulutnya hingga membuat bi ijah tertawa
"pelan-pelan neng makannya, gak akan bi ijah minta kok"kata bi ijah disela sela tawanya yang kemudian dibalas cengiran oleh senja
"bi ajarin senja masak dong"pinta senja kepada bi ijah setelah menyelesaikan acara makan malamnya
"ehh...non senja mau belajar masak?"tanya bi ijah kaget
"hehee iya bi ,senja kan perempuan yakali gak bisa masak"kata senja sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"wah bagus itu...yaudah ayo bibi ajarin"bi ijah segera berjalan kedapur dan senja mengekor dibelakangnya
"mau masak apa non?"tanya bi ijah
"em... Masak apa ya bi? Sayur sup kek biasa aja deh"usul senja
"yaudah ayo bibi ajarin"
"non senja iris-iris daun sledrinya aja ya,bisa kan?"tanya bi ijah
"bisa dong bi"ucap senja sok bisa
Saat sedang asik asiknya memotong tanpa sadar jari senja teriris oleh pisau hingga membuatnya meringis kesakitan ,senja segera berlari kewastafel dan mencuci tangannya namun darahnya tak kunjung berheti
"loh tangan non senja kenapa ini?"tanya bi ijah khawatir
"aduhh... Berdarah ini non, bibi ambilin obat dulu ya"lanjut bi ijah hendak berjalan keluar dapur untuk mengambil obat tapi keburu tangannya dicekal oleh senja
"udah bi gak papa kok" senja berucap lirih sambil tersenyum sebisa mungkin kepada bi ijah
"gak papa gimana, itu berdarah lo non pasti sakit..."kata bi ijah penuh dengan kecemasan
"gak sakit kok bi..."senyum senja masih terpancar diwajahnya
"yaudah kalo gitu senja kekamar dulu ya bi... Belajar masaknya besok lagi deh hehee"ucap senja diiring tawa yang kemudia segera bergegas menaiki tangga untuk menuju kamarnya
begitu menutup pintu kamar badan senja langsung merosot ia terisak bukan karna tangannya yang sakit tapi ini hatinya demi apa pun senja tak kuat dan sepanjang malam itu hanya dihabiskan senja dengan menagis terlebih lagi diluar hujan seakan langit pun ikut menangis bersamanya


Paginya senja terbangun dalam keadaan badan yang panas, untuk turun dari tempat tidur saja rasanya ia tak kuat, jika ia terus memaksakan kepala malah semakin pusing jadi ia memutuskan untuk tetap tidur
Ia mengambil hp dari atas meja disamping tempat tidurnya, tujuannya adalah menelfon sang ayah
Paggilan pertama tak diangkat, panggilan kedua pun tak diangkat, sekali lagi senja akan menelfon jika masih tak kunjung diangkat ingin menangis saja senja rasanya
Tapi ternyata panggilang yang ketiga diangkat oleh sang ayah

"hallo, ada apa sayang ayah sedang sibuk ini" jawab ayah senja dari sebrang sana

"ayah kapan pulang?"tanya senja

"kau hanya menannyakan itu? Huft... Ayah akan pulang secepatnya, klo begitu telfonnya akan ayah matikan sebentar lagi ada rapat penting" ucap ayah senja yang sepertinya ingin segera mengakhiri panggilan

"tunggu... Ayah senja sakit, bisakan ayah pulang" ucap senja cepat dengan suara pelan bergetar

"senja, bisakah kau mengerti ayah sedang sibuk sekarang mana mungkin bisa pulang, nanti biar bi ijah yang merawatmu, klo begitu ayah tutup telfonnya" ayah senja segera mengakhiri panggilannya secara sepihak

Senja kecewa sangat kecewa hatinya sakit kembali, dia merasa tidak terurus sekarang. Ia bersedih ayahnya bahkan tidak menanyakan ia sakit apa atau sekedar mengucapkan kata cepat sembuh. Apakah ayahnya tidak tau senja sangat butuh ia sekarang, senja butuh pelukan dan kasih sayang, senja butuh sandaran, butuh tempat bercerita keluh kesah, senja butuh ayahnya.
Cairan bening kembali turus dengan mulusnya dari mata senja ia tidak bisa menahan untuk tidak menangis lagi.
Karna tidak mau larut-larut dalam kesedihan senja berusaha bangun dari tempat tidurnya, ia keluar dari kamar berjalan pelan menuruni tangga untuk menuju dapur mengambil air putih ,ia berjalan sambil memegangi kepalanya tubuhnya sempoyongan, setelah mengambil air minum senja menidurkan dirinya disofa ruang tv karna sudah tidak kuat lagi untuk menaiki tangga menuju kamarnya
Saat berusaha memejamkan matanya tiba-tiba hp senja berbunyi,ada telfon dari ara
"hallo senja lo dimana?" tanya ara khawatir

"gue dirumah ra"ucap senja dengan suara serak

"kok suara lo serak sih nja?! Lo gak papa kan?" suara ara dari sebrang sana terdengar sangat khawatir, bahkan senja bisa mendengar suara raffa dan akhza yang menanyakan keadaan senja dari sana

"gue gak papa ra cuma gak enak badan dikit,ntar izinin gue kek guru ya" senja berbohong, badannya sekarang benar-benar sakit rasanya saja ia ingin segera mengakhiri panggilannya dengan ara tapi ia tidak enak

"astaga senja kok bisa sakit sih! Yaudah lo istirahat aja ,nanti biar gue ijinin, pulang sekolah kita kesana"

"iya ra" balas senja dan kemudia mengakhiri panggilan


Alloo guys dah lama gak up maaf ya authornya kehabisan pemikiran🙏😣

Tapi kali ini gak janji juga sih bakal sering up:v

Jangan lupa vote and content🙏

TBC|



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang