"Hufftt..." Bella membuang napasnya
Ia berhenti dan menghirup udara negara tempat lahir nya setelah 7 tahun ia pergi dari sini. Ia mencoba meresapi setiap sentuhan angin menerpa wajah nya. Sensasinya beda bagi dia. Lalu ia lanjut berjalan untuk keluar dari bandara. Bella mendorong trolli yang membawa koper-kopernya.
Manik matanya mencari kedua sosok yang sangat ia rindukan. Tentu papa dan mamanya. Ia terus melihat sekelilingnya untuk menemukan mereka."Nada!!" Teriak seseorang. Bella reflek menoleh dan mencari suara yang memanggil namanya. Ya!! Nada juga nama panggilan bella. Tapi perlu diingat, hanya seseorang yang mengenalnya dari kecil yang memanggil begitu. Senyuman bella merekah di bibirnya.
"Mama Papa!" Sahut bella sambil menghampiri mereka. Bella memeluk papa nya erat sekali. Rasa rindu yang ia simpan rasanya kurang terlampiaskan dengan pelukan.
"Selamat kembali nak" ucap papa nya. Ya ketahuilah papa bella tidak terlalu akrab dengan anak anaknya. Papanya berkepribadian yang cuek. Sulit hntuk mengutarakan kasih sayangnya lewat berbicara tapi lebih mengutarakan dengan tindakan.
"Makasih pa, sudah lama bella tidak bertemu. Rindu sekali rasanya" ucap bella sambil bergantian memeluk mamanya.
"Yaiyalah, kamu ndak pernah pulang" timpal mamanya. Bella terkekeh pelan. Ya benar bella tidak pernah pulang ke Indonesia. Ia akan kembali kalau ia sudah siap dengan dirinya dan hatinya.
"Namanya sibuk ma, banyak kerjaan juga" sahut bella dengan kekehannya. Bella sekarang sudah bekerja beda dengan dulu sebelum ia pergi ke Melbourne. Dia hanya seorang gadis kuliahan yang menikmati hidupnya dengan bermain, belajar, dan tak lupa hubungan percintaannya.
"Ya sudah ayo cepat pulang, kakak dan adikmu menunggu di rumah" sahut papa sambil mengambil alih trolly yang bella bawa tadi. Bella menggandeng mamanya yang lumayan sudah berumur sambil mengikuti papanya dari belakang. Ketika sampai di parkiran bella membuka pintu depan samping sopir untuk menuntun mama nya masuk.
"Mama masih bisa nak, kok terasa kamu memperlakukan mama sudah tua saja" omel mamanya.
"Hehehe.. jarang jarang nada begini" sahutnya. Setelah menuntun mamanya masuk bella menuju ke bagasi mobil untuk membantu papanya mengangkat koper yang ia bawa.
"Nada bantu pa"
"Ndak usah nad, papa masih kuat. Kamu masuk saja" sahut papanya.
"Anaknya bantuin kok malah di tolak pa." Timpal bella.
"Sudah beres ayo masuk" jawab papanya menghiraukan timpalan bella tadi. Bella pun langsung masuk ke dalam mobil bersama kedua orang tuanya.
Selama perjalanan bella membuka jendelanya. Ia menikmati angin yang berlomba-lomba menerpa wajahnya. Matanya memperhatikan setiap orang berlalu lalang dengan kesibukan mereka.'sudah lama ternyata aku pergi' batin bella
Dia masih menatap jalanan, dan tiba² ia sadar ada yang aneh. Kini matanya menatap bingung kearah jalan. Ia merasa ini bukan jalan menuju kearah perumahan nya dulu. Ia mencoba mengingat kembali alur jalan menuju perumahan di Surabaya. Ya kini ia yakin bahwa ini memang bukan mengarah ke sana.
"Loh pa ma, ini mau kemana?" Tanya bella
"Ya pulang nad, mau kemana lagi" sahut mamanya
"Ini bukan menuju ke perumahan surabaya ma" tanya bella lagi sedikit mengintrogasi. Mamanya pun seketika sadar bahwa dirinya lupa memberitahu bella tentang kepindahannya.
"Mama lupa nad, kita udah pindah ke perumahan malang 3 tahun yang lalu" ucap mamanya. Sontak bella terkejut.
"Terus rumah yang di Surabaya sudah di jual ma?" Tanya bella lesu
"Iya nad, malah udah di tempatin" jawab mamanya.
"Besok bella mau kesana ma" lirih nya tapi masih terdengar oleh kedua orang tuanya.
"Bu..." Sahut papa bella yang seketika ditahan oleh istrinya. Papa bella menatap bingung dan seakan bertanya kepada istrinya kenapa ia menahan bicaranya. Istrinya pun menatap mohon untuk diam dan biarkan bella melakukan keinginannya. Dia butuh di mengerti.
Papa bella pun mengangguk diam dan tidak melanjutkan ucapannya.Bella tak mendengar ucapan papanya yang menggantung. Hatinya berdetak lebih keras. Matanya masih menatap jalanan lalu melihat ke atas langit. Seakan mereka saling berbicara.
•••••••••••••••••••••••••••••••
Dingin.
Itu yang dirasakan bella sekarang. Ia turun dari mobil yang terparkir di halaman lumayan luas. Matanya melihat sekeliling rumah baru bagi dirinya. Sejuk. Bella akan betah tinggal disini. Tatapannya berhenti setelah menatap sosok anak laki-laki sekitar umur 9 tahun meneriaki namanya."Kak nadaaa!!" Teriaknya. Ya dia adik laki-laki bella. Namanya zidan. Bella berdecak kagum melihat pertumbuhan adik laki-lakinya ini dengan baik. Dulu sebelum pergi ke Melbourne adiknya masih umur 2 tahun. Ia masih susah bicara dan berjalan. Tapi, lihat sekarang ia tumbuh dengan baik. Bahkan tingginya hampir melewati bella. Anak itu berlari memeluk bella.
"Aduhhh... Udah besar aja kamu. Dulu masih kakak gendong" goda bella.
"Yaiyalah, masa zidan kecil terus" sungutnya yang membuat bella gemas. Dan tak lupa mengusap kepala adiknya.
"Nakal nya jangan lupa nad, minta ampun pokoknya" sahut kakak bella. Zidan langsung mengoceh karna tak terima dengan ucapan kakak pertamanya.
"Kak ana. Udah lama gak ketemu" ucap bella sambil memeluk kakaknya.
"Iya sudah 7 tahun kamu gak pulang, kayak bang Toyib aja" gurau ana yang membuat bella tertawa. Dan melepas pelukannya.
"Itu khusus cowok kak. Kalau cewek mah gak ada julukannya" timpal bella kembali bergurau. Kak ana tertawa memdengar jawaban bella. Masih bergurau bella menghentikan tatapannya pada anak kecil yang sembunyi di balik daster kakaknya.
"Ini syifa?" Tanya bella pada kakaknya. Yang di jawab anggukan oleh ana. Bella pun jongkok untuk menyamai tinggi keponakannya itu.
"Hai syifa? Ingat aku tidak?" Ucap bella sambil meraih tangan kecil dari keponakanya itu. Namun, syifa menepisnya pelan karna ia malu pada orang yang tidak bertemu dengannya.
"Malu an dia orangnya nad" sahut kak ana.
"Sudah ayo masuk, lanjut didalam aja bicaranya" timpal papanya sambil mendahului anak-anak dan istrinya. Mereka semua pun masuk. Bella membawa koper nya masuk. Sambil menggandeng tangan zidan.
Inilah yang dirindukan bella sejak di Melbourne.Jangan lupa di vote biar semakin semangat lanjutin.
Sorry kalau banyak typo, dan bahasanya membingungkan 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Abi ( Based On True )
Romance" maaf " Itu saja kata yang keluar dari bibirnya. Entah berapa kali dia mengatakan itu di depan Bella. Bella mencoba menahan gemuruh di hatinya. Ia ingin berontak tapi, itu bukan tipe dirinya. "Aku memang salah, maaf. Maaf. Aku salah" tutur lelaki...