Perjalanan yang sekitar memakan 2 jam itu membuat bella berdebar-debar. Satu sisi hatinya belum siap jika bertemu dengan teman-teman sekompleknya. Karna, kepergiannya ke Melbourne membuat bella dan teman sekomplek tidak saling berkontak. Bahkan sekarang, bella sudah tidak mempunyai kontak mereka lagi karna hp nya yg hilang di Melbourne saat partynight di kampusnya. Ia melihat jalan dengan gelisah. Bella bertanya pada dirinya sendiri apakah ia yakin dengan keputusannya untuk berkunjung di kota itu. Sekelebat kenangan pahitnya memenuhi pikiran dan otak bella.
Ia langsung meminggirkan mobilnya kepinggir jalan. Bella mengatur nafasnya untuk kembali normal lagi, matanya terus melihat sekeliling dengan perasaan khawatir.'come on bell, you can do it! Udah 7 tahun kamu mensiapkan mental. Kamu hanya kehilangan cinta pertama kamu, bukan hidup kamu bell. Come on!!' ucap bella pada dirinya sendiri.
Setelah mengatur pernafasannya, bella keluar dari mobil untuk menghirup udara. Matanya tertuju pada pedagang kaki lima di pinggir jalan. Bella menghampiri untuk membeli satu buah minuman air putih.
"Aqua tanggung satu mas" ucap bella
"Ini mbak" jawab mas nya sambil memberi minuman itu pada bella. Bella mengambil air itu dari tangan mas pedagang sambil memberi beberapa lembar uang.
"Terimakasih mbak" ucap mas pedagang. Bella menimpali dengan senyuman.
Ia duduk pada kursi yang disiapkan oleh pedagang kaki lima itu. Ia meneguk air minuman dengan banyak. Perlahan ia membuang nafas nya. Tiba-tiba air mata bella jatuh dari pelupuk matanya . Entah kenapa itu bisa jatuh, sudah lebih dari 3 tahun bella menahan air mata itu agar tidak jatuh dari matanya. Hatinya tiba-tiba sakit dan perih. Ia membiarkan air mata itu terus mengalir. Bahkan tidak peduli dengan tatapan orang sekitar. Matanya merah dan penuh dengan air mata. Ia terus membuang nafas dengan kasar. Setelah 20 menit ia menangis. Ia bangkit menuju masuk ke mobil. Ia mengambil tissue basah untuk menghilangkan jejak air mata itu yang jatuh dari matanya. Bella meruntuki dirinya sendiri yang begitu lemah.
"Aku memang masih belum sembuh! Dasar bodoh kamu bell! Bego kamu! Arrgh..." Umpat bella sambil memukul setir mobil.
Setelah perasaannya kembali tenang, pernapasan nya normal. Bella menjalankan mobilnya kembali menuju ke surabaya. Tempat dimana dia dilahirkan. Dimana dia mengenal namanya cinta. Dimana dia mengenal rasanya sakit hati. Dimana dia mengenal namanya rapuh dan jatuh. Kota itu penuh dengan cerita senang, duka, dan sedih bagi bella. Setelah ia pergi meninggalkan surabaya menuju ke Melbourne ia memperjuangkan hatinya agar bisa melupakan pria itu dari hidupnya. Pria yang dulu mengajarkan banyak hal. Pria yang dulu sangat menyayangi nya, pria yang dulu memperhatikan nya. Pria yang dulu menjaganya. Hingga suatu hari pria itu berubah. Tapi ingat! Itu hanya dulu sebelum hari itu.
Tak terasa bella sudah berada didepan perumahan surabaya (nama dirahasiakan). Ia melihat tugu besar itu dengan seksama. Tiba-tiba hatinya menciut. Takut. Itu terutama. Sampai suara ketukan dari kaca mobil bella membuat ia kaget. Dan langsung menurunkan kaca mobilnya.
"Mau masuk mbak? Kalau iya saya bukakan gerbangnya?" Tanya satpam sekitar umur 40-an. Tentu bukan satpam yang dulu bella ketahui semenjak bella masih tinggal disini.
"Ehh.. iya pak, maaf saya gak langsung turun kasih tau" ucap bella.
"Nggak papa mbak, udah kerjaan saya harus tanya dulu sama mobil yang dak pernah saya lihat di perumahan ini" ucap satpam itu membuat bella takjub.
"Hehehe.. bapak hebat bisa tau kalau saya bukan orang dari perumahan ini" ucap bella malu.
"Iya mbak udah 5 tahun saya kerja disini masa ya gak bisa inget" timpal bapak itu. "Yaudah silahkan mbak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Abi ( Based On True )
Romance" maaf " Itu saja kata yang keluar dari bibirnya. Entah berapa kali dia mengatakan itu di depan Bella. Bella mencoba menahan gemuruh di hatinya. Ia ingin berontak tapi, itu bukan tipe dirinya. "Aku memang salah, maaf. Maaf. Aku salah" tutur lelaki...