Sepasang

244 9 0
                                    

Sebenarnya aku tak ragu untuk memulainya denganmu, hanya aku takut ketika telah kutitipkan hatiku padamu. Kau kecewakan hati yang telah berharap ini.


            Ketika di pertenggahan pejalanan menuju pulang kau menepikan motormu katanya kau ingin berbincang denganku sambil minum kopi, tak ada pilihan lain selain mengikuti kemauanmu. Ditempat itu kita bercerita panjang lebar, bercerita tentang masa kecilmu sampai hal politik dan Indonesia merdeka atau tidak pun tak luput dari singgungmu. Dan kau pun mencoba menarik perhatianku dengan menanyakan segala kegiaatan relawanku, sungguh malam itu kau membuatku larut dalam perbincangan itu. Dan harus aku akui kau telah mendaptkan perhatianku kembali malam itu.

            Kita kembali melanjutkan perjalan pulang, diperjalanan aku menyinggungmu. Kau akan kemana setelah mengantarkan ku pulang, katamu kau tak memiliki tujuan setelah itu karena kau hanya ingin memiliki waktu luang untuk sekedar berbincang denganku. Yang bisa aku lakukan hanya diam karena sungguh aku bingung harus menrespon bagaimana atas pernyataanmu itu.

            ‘aku nyaman denganmu’ Aku mendengar dengan samar-samar kata itu dari mulutmu, tapi kau terus mengulanginya. Katamu kau teramat jatuh cinta padaku, aku tak mengublis penyataanmu itu karena jujur aku sangat kaget atas pernyatanmu itu. Berkali kali kau menyatakannya padaku tapi aku terus menolakmu.

Perlu kau tau, ketika kau menyatakannya terbayang kembali masa laluku yang bisa aku bilang sangat kelam dan menyakitkan sehingga aku takut menerimamu. Hal yang paling ku hidari ketika aku jatuh hati dan memulai hubungan dengan seseorang. Karena aku tau ketika hatiku telah jatuh hal yang paling aku takuti adalah tersakiti dan aku tak mau merasakannya untuk yang kedua kalinya.

Tapi kau terus meyakinkanku sampai kata permohonan itu keluar dar mulutmu ‘tolong beri aku kesempatan untuk membuktikan semuanya padamu dan biarlah kita saling mengenal satu sama lain. Aku bukan ia yang tega menyakitimu, aku adalah orang baru yang akan berusaha membuatmu bahagia’. Dan akhirnya aku menerimamu tapi harus aku akui, aku menerimamu karena aku risih akan kalimat-kalimat permohonanmu itu. Maafkan aku.

            Mungkin kalian akan bertanya-tanya mengapa aku sangat sulit untuk menerimanya, padahal dulu aku teramat sangat mengaguminya. Terlalu banyak ketakutanku saat ingin menerimamu. Aku terlalu takut untuk tersakiti lagi, aku takut untuk berjuang dan bertahan seorang diri. Aku takut ketika langkahku telah jauh bersamamu lalu kau meninggalkanku di persimpangan jalan seorang diri, sehingga aku tak tau harus berjalan kearah mana dan kehilangan tujuan.

Tentang Aku yang MengagumimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang