Part 20 (Last Part)

357 49 10
                                    

Hari ini adalah hari pertama Ujian Nasional.

Papan 'Harap Tenang Sedang Ujian' sudah dipasang di depan sekolah, dan murid-murid kelas sepuluh dan sebelas sudah diliburkan walaupun anak laki-laki sempat mengajak datang untuk memberi semangat pada para seniornya.

Sekarang, kelas dua belas sibuk bukan main.

Lima belas menit lagi ujian akan dimulai, dan mendadak semuanya kena serangan panik.

"Pensil gue mana!"

Suara Sian yang melengking teredam oleh kehebohan lain. Tidak ada satu pun yang mendengar apalagi menjawab, karena semuanya sibuk masing-masing.

Hyunsuk tampak berkomat-kamit, berusaha menghapal majas-majas.

Yeonjun sibuk mondar-mandir di depan kelas dengan buku di tangan.

Hangyul bahkan memainkan pensil dengan resah di bangkunya, matanya tertancap pada buku.

Jeno yang baru menyerut pensil di luar, menatap Hangyul geli.

"Kenapa Gyul? grogi?" tanyanya membuat Hangyul menatapnya sengit.

Jeno terkekeh seraya melangkah ke bangkunya. "Kalo ada yang nggak bisa tanya aja ya."

"Mau lo" tukas Hangyul keki, membuat tawa Jeno semakin keras.

Jeno lantas duduk di bangkunya. Hari ini ia kelewat senang, hari ini seperti klimaks dari segala mimpi-mimpinya, seakan mimpinya tidak akan bisa lebih indah lagi.

Dan ia tak mau terbangun. Ia mau terus bermimpi bersama teman-temannya yang berharga.

Tanpa sengaja pandangan Jeno bertemu dengan Siyeon yang sudah menatapnya penuh arti.

Jeno segera memijat pipinya sendiri, berusaha menghilangkan cengiran yang terus muncul sepanjang pagi ini.

"Bahagia bener kayaknya" goda Siyeon membuat Jeno berdeham, berusaha terlihat kalem.

Siyeon malah terkikik.

Tahu-tahu, para pengawas muncul dari belakang Yeonjun. Anak itu segera berlari menuju mejanya, dan seketika semua anak duduk rapi.

Dua pengawas yang muncul menatap seisi kelas itu takjub.

"Ini... beneran sekolah Budi Bangsa kan ya?" gumam salah satu pengawas itu, membuat anak- anak saling pandang penuh arti.

"Padahal saya udah berharap bisa leyeh-leyeh" pengawas satunya balas berbisik.

"Silahkan aja Bu, kalo mau leyeh-leyeh" timpal Hyunsuk membuat kedua pengawas itu mendelik.

Anak-anak segera tertawa geli.

"Yak, sekarang siapkan alat tulisnya, tasnya ditaro di depan" kata pengawas itu tegas, berusaha mengembalikkan wobawa.

"Udah kaleee..." timpal Yeonjun, membuat seisi kelas terbahak.

Pengawas itu menatap mereka sebal. "Kalau di antara kalian ada yang ketahuan mencontek, tidak akan ada ampun."

Yeonjun mengedikkan bahu, sementara yang lainnya hanya saling lirik geli. Tak berapa lama, pengawas mulai membagikan soal dan lembar jawaban.

"Yak, bisa dimulai" kata pengawas, membuat semua anak bersemangat membuka soal.

"JENO!" sahut Hyunsuk tak lama kemudian, membuat semua anak berjengit kaget.

"Masa soal yang dilatihan lo ada di sini!!"

Jeno bengong sesaat, melirik pengawas yang memicing curiga, lalu kembali menatap Hyunsuk yang tampak kegirangan.

Jeno lantas segera menempelkan telunjuk di bibir sementara anak-anak lain terkikik.

OUR STORY (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang