1

17.2K 1K 63
                                    

Wang Yibo adalah seorang pengusaha berusia 33 tahun, ia sudah menikah semenjak 3 tahun yang lalu. Meski belum dikarunia seorang anak, ia tetap bahagia hidup bersama istrinya Wang Xuan Lu.

 Meski terkadang ada pertengkaran-pertengkaran kecil tapi mereka hidup menjadi pasangan yang harmonis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski terkadang ada pertengkaran-pertengkaran kecil tapi mereka hidup menjadi pasangan yang harmonis. Meski sibuk Yibo selalu menyempatkan diri untuk libur sebulan sekali dan berjalan-jalan keliling dunia. Sudah banyak tempat yang mereka kunjungi. Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.

Setelah pulang dari liburan mereka di Paris, kecelakaan besar mereka alami. Taksi yang mereka tumpangi ditabrak oleh truk besar. Supir truk dan supir taksi meninggal ditempat. Sedangkan Yibo dan istrinya yang kritis dilarikan ke rumah sakit terdekat. Yibo koma selama 1 minggu, saat terbangun yang ia tahu istrinya sudah meninggal. Ia merasa sangat terpukul. Dunianya terasa hancur. Sakit pada sekujur tubuhnya tidak bisa menandingi sakit pada hatinya.

Terlebih saat tahu jantung istrinya tidak berada ditempatnya. Ya Xuan Lu salah satu dari beberapa orang yang sudah mendaftarkan diri sebagai pendonor jantung, ginjal dan hati jika sesuatu yang buruk terjadi padanya. Naasnya organ dalam Xuan Lu rusak dan tidak dapat diselamatkan, sedangkan jantungnya adalah satu-satunya yang masih dapat diselamatkan.

Yibo tentu saja tidak tau mengenai itu. Xuan Lu pernah mengatakan sesuatu seperti itu kepadanya. Tapi Yibo menghentikannya. Mengatakan pada Xuan Lu untuk tidak mengatakan atau berfikir tentang hal-hal buruk seperti itu. Saat sadar Yibo berteriak. Ia mengamuk. Tapi tidak banyak yang bisa ia lakukan. Tubuhnya masih tidak bisa ia gerakan. Ia hanya menangis. Disebelahnya Hai Kuan, sahabat Yibo sekaligus salah satu orang kepercayaan Yibo selalu setia disisi Yibo berusaha menenangkan Yibo.

Yibo perlu menerima kabar tersebut setelah beberapa hari. Ia menerima bahwa tidak banyak yang dapat ia lakukan karena bagaimanapun itu keinginan mulia mendiang istrinya. Namun jujur saja, ia tidak dapat menerima bahwa istrinya meninggalkannya. Istri yang sangat ia cintai dan ia sayangi. Hati Yibo masih sakit. Terkadang ia menangis dalam tidurnya karena memimpikan sang istri. Yibo tidak dapat tidur dengan nyenyak

Hai Kuan dan Yu Chen menjaga Yibo bergilir. Jangan tanya orang tua Yibo. Orang Tua Yibo telah tiada, ia jatuh cinta kepada Xuan Lu karena mereka juga memiliki latar belakang yag sama dimana merekaasama-sama tidak memiliki orang tua.Bedanya Xuan Lu adalah anak dari panti asuhan.

Setelah tepat 10 hari, kondisi luka Yibo semakin pulih, kaki kananya masih setia menggunakan gips begitu juga tangan kanannya. Penyangga lehernya sudah dilepas namun tulang rusuknya yang retak masih sakit. Bahu kanannya patah, membuatnya perlu melakukan operasi sekali lagi saat kondisi Yibo sudah lebih baik. cedera di kepalanya dan luka-luka lainnya sudah mulai mengering. Meski kondisi fisiknya dapat dikatakan meningkat tapi tidak dengan mental Yibo. Yibo menajadi sosok dingin yang enggan berbicara, ditambah wajah Yibo yang memang sudah terkesan dingin.

Tubuhnya yang dulu terlihat sangat fit menjadi kurus. Hal tersebut membuat sahabat-sahabat Yibo khawatir. Ia seperti mayat hidup, Yibo makan tapi tidak banyak.

suatu hari seseorang yang menerima donor sang istri ingin menemui Yibo dan berterimakasih.

Yibo tentu saja ingin menemuinya, tapi disatu sisi ia takut, ia belum siap. Melihat orang tersebut berarti mengakui bahwa istrinya memang sudah meninggalkanya. Menghiraukan rasa takutnya, Yibo memutuskan menemuinya. Karena Yibo yang belum bisa meninggalkan ranjangnya, orang itu yang masuk ke kamar Yibo. Yibo memperhatikan orang tersebut dengan seksama, seorang pemuda yang tinggi, mungkin 2 cm dibawah nya. 23? 22? Yibo menebak usianya. Pemuda itu juga kurus, wajahnya menatap Yibo dengan pandangan yang sulit diaartikan, belum sempat Yibo mengatakan sesuatu pemuda tersebut bersujud dan menangis mengucapkan terimakasih berkali-kali, tangannya memegang dadanya.

Yibo tanpa sadar meneteskan air mata ikut menangis, ia tidak mengatakan apa-apa. ia jujur tidak rela jantung sang istri diambil dan didonorkan, bukan bermaksud jahat, tapi bagi Yibo ia ingin istrinya pergi dengan keadaan untuh. Jangan berbicara tentang karma karena Yibo adalah seorang Atheis yang tidak percaya tuhan. Lama menangis, akhirnya pemuda tersebut bangkit. Mengenalkan dirinya bernama Xiao Zhan. Ia mengatakan bagaimana ia sangat bersyukur diberi kesempatan untuk hidup. Dan bagaimana ia akan menggunakan kesempatan keduanya dan hidup lebih baik penuh kebajikan. sebenarnya Xiao Zhan sudah ingin menemui Yibo saat dirinya sudah bisa bangkit dari kasur, meski masih setia menggunakan tongkat pembantu. tapi Xiao Zhan takut Yibo membencinya. ia bolak balik diluar kamar Yibo selama 3 hari, kadang memperhatikan Yibo dari kaca kecil yang berada di pintu. sampai akhirnya Hai Kuan memergokinya.

Yibo hanya diam, namun matanya masih menatap Xiao Zhan lekat pada dadanya. Hai kuan hanya diam disudut ruangan tanpa bergeming. Air matanya menetes melihat kondisi sahabatnya. Xiao Zhan perlahan mendekat, sadar pandangan Yibo pada dadanya, ia tersenyum getir. Xiao Zhan sangat tau apa yang terjadi setelah bertanya pada dokter yang menanganinya. Tentu saja sebagai seorang suami hal seperti ini sangat berat. Jika Xiao Zhan ada dipihak Yibo ia juga pasti akan stress, sedih, kecewa dan marah. Istrinya meninggal saat bersamanya, ia koma lalu saat bangun yang ia tahu adalah istrinya yang meninggal tidak memiliki jantung lagi karena sudah didonorkan.

Melihat Xiao Zhan yang mendekat tangan kiri Yibo yang memang tanpa gips perlahan mengangkat dan meletakannya pada dada Xiao Zhan. Tangannya bergetar seperti takut jika ia menyentuhnya makan detak itu akan hilang. Xiao Zhan bertanya apa Yibo ingin melihatnya, Yibo terdiam sejenak lalu matanya menatap Xiao Zhan dan mengangguk dengan bulir air mata yang masih disana. Xiao Zhan perlahan membuka kancing bajunya menunjukan perban yang ditempel perekat putih khas pasien rumah sakit disana. Yibo membawa tangannya kesana perlahan. Jarinya ia bawa pelan dari atas perban sampai bawah perban. Tak kuasa menginggat semua kenanggan istrinya yang masuk ke ingatannya ia menangis sejadi-jadinya. Xiao Zhan merasa tubuhnya bergerak sendiri memeluk pelan Yibo yang menangis. Perlahan Yibo memeluk Xiao Zhan erat dengan kepala yang menempel pada dada Xiao Zhan. Ia seperti mendengarkan detang jantung sang istri yang begitu menenagnkan.

Xiao Zhan juga menagis, ia mengucapkan kata maaf beberapa kali, tangannya juga bergerak mengelus kepala Yibo. dan tanpa mereka sadari, takdir baru menanti mereka







Halo.... Saya kembali dengan cerita baru.... Aku harap kalian juga meberikan banyak cinta seperti halnya ceritaku lainnya.
Mohon vote dan tinggalkan komentar. Kalian bisa follow aku untuk mengetahui info lainya.

Love yaaaa

Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang