8

5.8K 741 133
                                    

Selesai, Xiao Zhan segera masuk ke kamar Yibo. Ia sadar tuannya perlu seseorang untuk menemaninya tidur. Melihat Xiao Zhan yang masuk ke kamarnya dengan pakaian Yibo membuat Yibo entah mengapa meresa puas. Yibo sendiri tidak begitu mengerti, hanya saja Yibo merasa pakaian itu terihat sangat cocok dipakai Xiao Zhan.




Xiao Zhan mematikan lampu, menyisakan lampu tidur berwarna kuning redup di setiap sisi kasur. Meski redup, namun masih dapat melihat dengan jelas.

"ee... tuan, saya akan naik"

"en" ujar Yibo singkat setelah itu menyamankan posisinya, karena kasur kamar tamu tidak seluas dikamar utama, jadi sejak awal Xiao Zhan dan Yibo tidur berdekatan. Dan seperti sebelumnya, Yibo akan menghadap ke Xiao Zhan, menaruh tangannya di bawah leher Xiao Zhan, lalu menarik Xiao Zhan ke pelukannya. Xiao Zhan benar-benar belum bisa terbiasa seperti ini. Bagaimanapun seumur hidupnya ia tidak pernah berdekatan secara fisik kepada siapapun. Meski Yibo lelaki, tapi Xiao Zhan sadar bahwa selama ini ia tidak pernah tertarik dengan perempuan ataupun lelaki, jadi Xiao Zhan tidak tau apa dirinya gay atau tidak, tapi entah mengapa jantungnya berdetak cepat, jika dirinya berdekatan dengan Tuannya. Xiao Zhan berfikir itu ada hubungnnya dengan jantung pada dirinya, bagaimanapun itu sebenarnya jantung milik istri Yibo sebelumnya, jadi besar kemungkinan apa yang ia rasakan adalah perasaan istri Yibo.

Xiao Zhan mengira dirinya akan kesulitan tidur karena merasa canggung, dan berakhir tertidur pulas bahkan sebelum 5 menit. Hari ini cukup melelahkan bagi Xiao Zhan, belum lagi obat yang ia minum memberikan efek samping mengantuk. Jadi tidak perlu waktu lama sampai Xiao Zhan benar-benar terlelap.

Yibo membuka matanya saat sadar pemuda dipelukannya sudah tertidur, nafasnya terasa stabil, dan tubuhnya sudah relax. Ia tahu tidak pantas meminta Xioa Zhan menemaninya tidur, terlebih memeluknya tanpa izin Xiao Zhan terlebih dahulu. Yibo sadar betul posisi Xiao Zhan dan melihat sifat Xiao Zhan, Xiao Zhan tidak akan berani atau tega menolak permintaan Yibo, tapi Yibo masih tidak rela. Dan Xiao Zhan adalah satu-satunya pelampiasannya. Yibo bahkan tidak berfikir untuk mencari istri baru. Mengatakan pada dirinya sendiri bahwa istrinya masih hidup, selama jantung itu masih berdetak, itu berarti istrinya tidak benar-benar meninggal.

Yibo menutup matanya, menyamankan posisinya, dan berhati-hati untuk tidak menekan cedera Xiao Zhan, ia merasa hangat dan nyaman. Aroma sampo Xiao Zhan tercium, membuat Yibo berfikir, jika seandainya Xiao Zhan menggunakan sabun dan sampo nya, Yibo rasa itu akan lebih baik.

Mereka berdua tertidur nyenyak sampai Xiao Zhan tiba-tiba membuka matanya, tubuhnya tersentak tiba-tiba, membuat Yibo yang sedang memeluk Xiao Zhan juga ikut terbangun. Tangannya reflex mengeratkan pelukannya pada Xiao Zhan, tangan kanannya berpindah dari pinggang ke pipi Xiao Zhan.

"bermimpi buruk?" tanya Yibo, suara beratnya terkesan terseret, terlihat ia masih belum sadar sepenuhnya. Nadanya juga tidak sedingin biasanya, mungkin karena masih setengah sadar, namun nada Yibo terasa lebih hangat dan ada kesan khawatir disana. Xiao Zhan yang terkejut tidak sadar dengan posisi tangan Yibo ataupun perubahan pada nada tuannya.

"Tuan! Saya rasa ada pencuri... saya mendengar ada suara dari luar!" Xiao Zhan berbisik panik, di pikirannya wajar rumah sebesar dan mewah seperti ini menjadi incaran pencuri. Belum lagi melihat bagaimana penghuni rumah besar ini hanya 2 orang, ralat 2 orang sakit. Xiao Zhan berfikir bagaimana ia tidak mengunci pintu kamar tapi ia yakin sudah mengunci semua pintu dan jendela, bagaimana jika pencuri masuk, ia harus menelfon polisi, tapi ponselnya ia taruh di kamar. Oh..... Xiao Zhan tidak ingin mati muda. Ia baru saja mendapatkan donor jantung. Xiao Zhan ingin bersepeda dan pergi ke taman hiburan, ia ingin pergi menonton film horror di bioskop. Xiao Zhan belum melakukan apapun yang ia mau. Jika mati sekarang ia akan jadi hantu gentayangan.

Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang