Sumber Pertengkaran

743 36 0
                                    

Bintang tidak tahu mengapa ibu dan kakaknya begitu membencinya, dan sang ibu selalu menyebut Rahasia yang ingin Bintang tau adalah kenapa alasan kakak dan bundanya meninggalkanya dan tidak pernah bertemu bundanya.

"Ayah bisa jelaskan ke Bintang gak ,kenapa bunda pergi dari kita," pinta Bintang

"Belum saatnya kamu tahu Bintang, biarkan semuanya terkubur ayah berharap kamu tidak pernah tau," sahut Gabriel gabriel

"Aku sudah besar ayah, sudah saatnya aku tau yang sebenarnya, " ujar Bintang

" Kamu tidak perlu tau itu nak, biarkan ayah saja yang menanggungnya, ayah mohon ke pada kamu dek agar lebih fokus sama diri kamu saja, ayah mohon kamu mengerti keputusan ayah ini ",ucap Gabriel

"Mungkin aku suatu hari nanti akan tau ayah meski bukan hari ini,"ucap Bintang dalam hati.

"Ayah belum ingin memberitahu kepadamu,tugasmu hari ini adalah diam dengarkan kata ayah, dan belajar sudah cukup itu saja permintaan ayah ke kamu, " pinta Gabriel

"AYah berapa kali aku harus memohon kepada aya , aku hanya ingin dengar semua rahasia itu dari ayah , sebelm aku mendengarnya dari orang lain," ujar Bintang dalam hati.

Gabril mengajak Bintang untuk liburan yaitu berada di rumah neneknya, tujuan Gabril mengajak kesana agar Bintang tidak setres menghadapi pahitnya kenyataan. Bintang dan juga Gabriel menghabiskan waktu bersama dirumah ibu kandunganya sendiri, mereka dari Jakarta menuju kebandung.

"Gabriel, kamu kok kesini, bukannya ada kerjaan di rumah?" tanya Farida.

"Aku lagi kangen banget sama ibu, di rumah aku dan istriku selalu bertengkar, apalagi kondisi Bintang tidak baik-baik saja, Qiandra selalu menyalahkan Bintang bu," sahut Gabriel.

"Yang sabar saja ingat Allah punya cara terbaik untuk hambanya," ujar Farida.

"Iya bu, aku akan selalu terlihat kuat di hadapan Bintang, karena anak itu tidak pernah tahu siapa dirinya sebenarnya dan alasan mengapa Bintang begitu di benci oleh ibu dan kakaknya," ujar Gabriel.

Farida adalah ibu kandung dari Gabriel dia adalah nenek yang bisa menerima kehadiran Bintang sangat berbeda dengan Naya, yaitu mertuanya Gabriel. Mertuanya tersebut tak henti-hentinya Selalu ikut memperlakukan Bintang dengan tidak baik, dari mulai mencaci bahkan mengatakan jika Bintang adalah anak yang bodoh dan tidak berguna. Bintang tidak pernah bisa protes karena dia tahu diri akan hal tersebut, meskipun hatinya kadang sangat hancur, tapi anak malang itu tidak pernah berani protes akan kedaanya, yang bisa dia lakukan hanyalah pasrah dan menerima setiap keadaan yang menimpanya, meskipun semua itu terdengar sangat sulit.

Gabriel menemani putranya melihat cahaya rembulan malam di balkon atas. Pandangan Bintang nampak begitu kosong penuh dengan beban yang menghampirinya, namun anak itu hanya mampu terdiam tanpa kata, karena dia tidak bisa berbuat apapun mengingat dirinya selalu di anggap beban oleh seluruh keluaganya kecuali Gabriel.

"Ayah terimakasih unuk semuanya, aku sayang dengan ayah maaf telah merepokan ayah, ayah doakan Bintang sukses ya ayah agar Bintang bisa memahagiakan ayah," ujar Bintang

"Ayah akan tetap berada di sisi Bintang, kamu jangan pernah bersedih ya nak, sungguh ayah tidak pernah menganggap mu sebagai beban hidup nak," ujar Gabriel .

Bintang memeluk Gabriel dengan sangat erat dia tidak ingin lepas dari pelukan sang ayah, karena sesungguhnya Bintang sangat menyayangi ayahnya, karena hanya kepada Gabriel lah harapan Bintang untuk tetap bertumpu.

Gabriel tidak memikirkan apakah istrinya mencari dirinya atau tidak bahkan dia tidak begitu peduli terhadap anak dan istrinya yang malah asik liburan , Gabril juga melakukan hal yang sama yaitu berlibur di rumah ibunya.

"Mau berapa hari kamu disini Gabriel?" tanya Farida.

"Bisa saja satu bulan aku disini bu, capek berdebat terus sama Qiandra, kadang ingin pisah sama dia saya tu," ujar Gabriel.

"Tapi kamu harus ingat jika kamu memiliki keluarga, jika bisa di perbaiki maka perbaiki dulu secara perlahan masalah hasil akhir nanti saja ya, aku harap kamu mulai berpikir sebagai seorang ayah, ingat anakmu membutuhkan mu istrimu juga, " ujar Farida.

"Akan aku coba bu, untuk bisa mengulang semuanya dari awal dengan Qiandra ," ujar Gabriel.

"Kamu harus tetap menjadi pahlawan untuk anak-anakmu," jelas Farida.

"Akan aku usahakan ibu, termasuk demi kebaikan Bintang juga," ujar Gabriel.

Rasa penat Gabriel dan Bintang sedikit berkuang jika, mengingat semua hal yang telah Qiandra lakukan sangat menyakitkan jika di ingat oleh Bintang, Namun disisi lain Bintang menyadari jika dirinya lemah dan tak berguna dan hanya merepotkan, apalagi penyakit pengentalan darah yang bisa merenggenggutnya kapanpun, Gabriel juga tidak tega jika melihat Bintang yang mengalami hal sulit seperti ini, dirinya serasa menjadi ayah yang tak berguna ketika sudah berjumpa dengan Qiandra. Gabriel merasa dirinya terlalu bodoh dalam menghadapi istrinya yang memilki watak yang sangat keras dan tidak bisa di atur, syudh beberapa kali Gabriel mencobanya namun hal tersebut membuat Gabriel sudah enggan untuk emperbaiki semuanya, mengingat dirinya juga sangat lelah jika sudah mulai membahas Bintang yang selalu di jadikan alasan sebagai beban oleh sang istri.

Hari ini Qiandra berencana menyusul suaminya dirumah Farida karena dia sudah tidak tahan lagi dengan sikap suaminya yang lebih mengutamakan Bintang di bandingkan dirinya

"Mas kamu tidak ingat pulang kerumah, ini sudah lima belas hari, capek aku tuh tiap hari kamu pelakukan seperti ini hanya demi anak yang berpenyakit ini aku tak akan bisa menerima kamu perlakukan seperti ini, dan kamu tidak pernah menghargai aku mas," teriak Qiandra.

"Diam kamu Qiandra jaga cara bicara kamu, Bintang bisa terkena serangan jantung jika kamu seperti ini terus," teriak Gabriel,

"Itu lebih baik dan dia cepat mati menyusul ibunya yang sialan itu," teriak Qiandra.

"Plak!" Gabriel menampar Qiandra.

"Kamu sudah keterlaluan dengan Bintang Qindra, dan mulai sekarang kita cerai," ujar Gabriel.

Qindra sangat takut ketika akan di ceraikan oleh suaminya, karena dia tidak tahu lagi bagaimana caranya meluapkan emosi, hatinya sudah terlanjur luka karena sikap sang laki-laki yang lebih mengutamakan Bintang.

"Mas, aku gak bisa nerima semua ini mas, aku mohon jangan seperti ini mas," mohon Qiandra.

Bintang yang mendengar pertengkaran hebat anatara ibu dan ayahnya hanya bisa terkulai lemas tak berdaya dengan napas yang memburu, anak itu kembali mengalami pembekuan darah di dinding aortanya yang menyebabkan serangan jantung mendadak.

"Bintang!" teriak Farida.

"Bertahan ya nak kita kerumah sakit," ujar Gabriel.

Gabriel kembali mengacuhkan sang istri dan dia lebih fokus kepada Bintang yang sudah terkulai tak berdaya setelah mendengarkan pertengkaran hebat itu . Gabril segera membawa putranya menuju ke rumah sakit.


#BiNtAnG#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang