Sumber Kesalahan

992 49 2
                                    

Gabril pulang dari rumah sakit dengan keadaaan lemah dan lesu dia belum bisa membawa bintang karena kondisi anak itu tidak dalam keadaan baik-baik saja, bahkan sebelum Gabril pulang kerumah anak itu kembali mengalami penurunan fungsi pernapasan, karena ada penyumbatan di baru-paru akibat pengentalan darah. Bahkan bintang sempat kembali ke ICU lagi, Gabril pulang ke rumah karena dia harus mengambil kepeluannya untuk di bawa kembali ke rumah sakit, mengingat bintang tidak ada yang menjaga disana.

"Masih ingat kamu mas untuk pulang kembali kerumah, bukankah kau terlalu sibuk dengan anak penyakitan itu," cecar Qiandra.

"Cukup Qiandra, aku tak ingin berdebat panjang lebar dengan dirimu, sesungguhnya aku pulang hanya mengambil keperluan ku dan Bintang," jelas Gabriel.

"Mas gara-gara kehadiran anak penyakitan itu, rumah tangga kita semakin berantakan saja, bahkan kamu lebih sibuk membela dia dari pada aku dan putramu mas!" teriak Qiandra.

"Cukup Qiandra kamu memang selalu memulai pertengkaran dan bukan aku yang selalu memulai cukup dan hentikan dengan kecemburuan bodoh mu itu,"sahut Gabriel

"Mas, kamu memang tidak pernah memikirkan ku ya," teriak Qiandra.

Gabriel segera pergi meninggalkan Qiandra untuk kembali menuju rumah sakit lagi, setelah dirinya mengambil kembali keperluannya dan juga Bintang.

Sesampainya di rumahsakit Harapan Mulia Gabril segera menanyakan bagaimana kondisi putranya.

"Bagaimana kondisi Bintang dokter?" tanya Gabril.

"Kondisinya sudah membaik pak, namun ada beberapa hal yang harus bapak ingat dan bapak mengerti mengenai kondisi Bintang, yang pertama bapak harus memberikan perhatian yang lebih dan yang kedua bapak tidak boleh membuat Bintang berada dalam keadaan stress, karena hl tersebut dapat memicu serangan jantung dan penyumbatan katup jantung, mengingat Bintang adalah penderita penyakit pembekuan darah, dan setiap satu minggu sekali Bintang harus chek-up kerumah sakit untuk melakukan injeksi pengenceran darah," jelas dokter Surya.

"Terimakasih dokter atas penjelasannya," sahut Gabriel.

Gabriel menginakan kakinya menuju ruang rawat Bintang karena setelah kondisinya membaik kini anak itu tidak berada ruang ICU lagi.

"Selamat pagi, anak ayah, apakah kondisinya sudah baik-baik saja?" tanya Gabriel.

"Kondisi Bintang sudah baik-baik saja ayah, oh iya kakak sama bunda kemana, kok tidak menjenguk Bintang, oh iya Bintang lupa ayah, jika bunda dan kakak memang tidak pernah menganggap kehadiran Bintang," jelas Bintang.

"Bintang sekarang kamu fokus kepada kesehatnnmu ya nak, tidak usah kamu terfokus kepada hal yang lain, ayah tidak suka kalau sampai kondisi kamu menurun seperti kemarin ayah sangat khawatir, apakah kamu tahu hampir saja ayah gila nak, karena kondisi kamu kemarin menurun drastis," ucap Gabriel.

"Bintang tahu diri ayah sampai kapanpun kakak dan bunda tidak akan pernah mau menatap Bintang, bahkan sampai Bintang taka da di dunia ini lagi," ucap Bintang.

Gabriel segera memberikan ketenangan kepada Bintang dia tidak ingin Bintang semakin berpikir yang macam-macam sehingga mengganggu kondisi kesehatannya.

"Ayah terimakasih, karena ayah masih bisa menerima kehadiran Bintang yang sangat merugikan ini," ucap Bintang.

"Kamu adalah cahaya ayah nak, jangan berbicara seperti demikian lagi ya anak ayah," tegas Gabriel.

"Maafkan Bintang ayah," pinta Bintang.

Sudah lima belas hari lamanya Gabriel tidak pulang kerumahnya Qiandra dan Keivano di buat geram dengan sifat Gabriel yang lebih condong dan kepada Bintang.

"Ibu, ayah kemana sih, mau aku ajak jalan-jalan sama ibu juga," ucap Keivano.

"Ibumu ini sampai botak saja rasanya, memikirkan ayahmu yang sibuk ngurusin anak penyakitan yang sudah mau mampus itu," teriak Qiandra.

"Ah ibu jika bicara memang benar, aku juga heran loh sama ayah, masih saja mau mengurusin si beban kehidupan itu, heran aku tu," timpal Keivano.

"Sebenarnya ya tanpa kita siksa secara fisik, secara verbal saja lama-lama dia juga bisa mati secara perlahan," ucap Qiandra.

"Lah aku sangat setuju dengan ide ibu, soalnya sudah terlalu muak sama si penyakitan, heran gak taudeh, kenapa ayah bisa sayang banget sama anak haram itu, dia taka da hubungan darah denagan diriku, bu mendingan ibu jujur saja jika Bintang itu memang anak haram, pasti penyakitnya itu akibat dosa sang ibu iya gak bu," ucap Keivano.

Sifat Keivano memang di turundari ibunya, meskipun laki-laki Keivano itu mulutnya selalu berucap pedas, dia juga tak segan untuk menyiksa Bintang, hal tersebut dia lakukan lantaran rasa cemburu terhadap Bintang atas, kasih sayang sang ayah kepada Bintang yang berlebih.

Hari ini Keivano dan Qiandra akan pergi kerumah sang nenek, sekaligus mereka akan liburan untuk melupakan rasa penat di rumah yang selalu saja ada pertengkaran diantara dirinya dan Gabril dan permasalahannya tidak lepas dari permasalahan tentang Bintang. Setelahmereka berangkat menuju pulau Bali, Gabril dan Bintang pulang kerumah.

"Gak usah mencari aku dan Vano, aku lagi jalan-jalan kerumah mamy aku di Bali, selamat menikati hari mu dengan bocah pembawa sial," tulisan memo tertempel di depan pintu.

"Ayah semua ini pasti gara-gara Bintang sehingga ayah harus di tinggalkan oleh ibu dan kakak ke luar kota, maafkan Bintang ya ayah sering membuat ayah repot," jelas Bintang.

"Sudah lah Bintang jangan berpikir yang macam-macam kamu baru saja pulang dari rumah sakit dan ayah tidak ingin kamu drop lagi, besok kita kerumah eyang uti saja ya di Bandung soalnya ayah gak mau sampai kamu mikir yang macam-maca lagi," jelas Gabrie.

Semenjak kehadiran Bintang keluarga Gabriel menjadi sangat kacau, hal tersebut lanyaran Qiandra dan Keivano tidak bisa menerima Bintang.

Gabriel sedang menata seluruh pakaian di dalam ransel berikut pakaian bintang. Mereka akan segera menuju rumah Irmila, ibudari gabril yang ruahnya terletak di bandung

"Ayah mau kemana yaah?" tanya Bintang
"Kita mau liburan dek,"ucap Gabriel

Setelah beres segalanya mereka segera menuju ke mobil untuk pergi liburan kerumah neneknya "Bintang seneng gak ayah ajak jalan kesini",ucap gabriel
"Bintang seneng banget ayah, bahkan. Baru kali ini bisa keluar bersama ayah karena bintangkan gak bisa apa - apa tanpa ayah, " ucap Bintang .

Mendengar penuturan dari putranya membuat gabriel gemas dan memeluk putranya itu.

"Ya Allah anak sebaik dan sepolos ini kenapa harus di benci padahal dia tidak tahu apa-apa dengan kisah hidupnya dan dia tidak pernah ingin menjadi sumber kesialan," batin Gabriel

"Ayah memikirkan apa sih yah, Bintang ingin tahu?" tanya Bintang.

"Ayah tu lagi kepikiran senyuman kamu yang manis sekali, sampai ayah heran ibu mu tidak bisa melihat sisi keindahan mu," ucap Gabril.

"Sekali hitam tetap hitam ayah tak akan pernah terlihat putih, ibu sudah menganggapku sumberk kesalahan, tapi ayah jangan sedih, karena dari sana hisab untuk bintang akan berkurang nanti," jelas Bintang .

" Tetaplah bahagia putra ayah ,tetaplah bersama ayah ,maafkan ayah yang tidak pernah memberi tahu sebenarnya yang terjadi",ucap gabriel dalam hati

#BiNtAnG#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang