Asyraf dan Lettu Argo

19 0 0
                                    

      

"Selamat pagi, mohon maaf kepada para guru yang sedang mengajar, juga siswa- siswi yang sedang belajar, diberitahukan kepada para anggota OSIS dan MPK untuk segera berkumpul di ruang OSIS! Sekian dan terimakasih." jelas Asyraf melalui mikrofon pelunas hutang, eh maksudnya mikrofon yang tersambung langsung dengan speaker di setiap kelas.

Mendengar itu, Andini langsung meminta izin untuk keluar, kepada guru yang sedang mengajarnya.

Setelah ia sampai di ruang OSIS, ia mendapati sudah banyak anggota yang datang. Tak berapa lama, Asyraf pun datang.

"Selamat pagi!" Asyraf mencoba mengecek semangat anggotanya.

"Pagi pagi pagi, luar biasa, tetap semangat! OSIS MPK, yes!" seru anggotanya dengan beberapa gerakan tangan.

"Bagus, langsung saja saya akan menyampaikan alasan kenapa kalian saya kumpulkan disini." ujarnya.

-
-
-

"Din, kamu ikut aku ke pasar kota yah?" tanya Asyraf, tapi yang ditanya hanya terdiam.

"Tenang ada Rachel dan Randy kok." ujarnya lagi, seolah tau kebimbangan Andini, yang tidak mau hanya semobil berdua dengannya.

"Oke." jawabnya singkat.

Akhirnya, mereka berempat menuju pasar kota untuk mengumpulkan dana bantuan korban bencana Tsunami Selat Sunda beberapa hari yang lalu.

-
-

Rachel dan Andini berjalan menyusuri pasar sebelah kanan jalan raya, mereka berdua berpisah dengan Asyraf dan Randy yang ambil bagian di pasar sebelah kiri jalan.

"Aduh.... panas banget din." keluh Rachel saat menyusuri pasar yang cukup ramai oleh penjual dan pembeli. Ia mengibas- ngibaskan kedua tangannya ke wajah dan melilitkan kedua ujung jilbab segiempatnya ke leher.

Andini yang melihat itu, menatapnya maklum, karena Rachel baru hijrah pakai hijab beberapa minggu yang lalu, jadi mungkin ia perlu waktu untuk bisa beradaptasi.

"Yang sabar yah, orang yang hijrah pasti ada ujiannya, supaya bisa istiqamah, nanti kalau udah lama pakai pasti terbiasa kok, semangat!" Andini mencoba mendukungnya sembari tersenyum.

"Oke din, makasih yah atas support- nya." jawabnya.

"Sama- sama. Ayo kita kumpulin lagi! Bagian sana kayaknya belum." ajaknya menunjuk area toko pakaian didepannya.

"Kamu duluan saja deh, aku istirahat dulu, hehe." jawabnya sambil nyengir kuda.

Andini pun pergi meninggalkan Rachel yang berdiri sambil bersandar pada pintu kios yang sedang tutup. Ia terus berjalan mendekati para penjual dan pembeli yang sedang bertransaksi, tak lupa juga orang yang sedang lalu lalang.

"Masyaallah, terimakasih pak." ujar Andini ketika seorang pria paruh baya memasukkan selembar Rp. 100.000,00 an kedalam kardusnya. Menurutnya, itu uang dengan nominal terbesar yang diterimanya hari ini. Karena sebelumnya, nominal terbesar yang sudah ia terima, hanya setengahnya.

"Sama- sama, mereka lebih membutuhkannya, semoga bermanfaat ya dek." jawabnya.

"Aamiin, semoga Tuhan membalas kebaikan anda." ujar Andini.

"Aamiin." jawabnya balik dan berlalu pergi meninggalkan Andini.

'Benar- benar dermawan.' batinnya.

Setelah itu, Andini pun bergegas kembali ke tempat dimana Rachel berada.

"Yuk pulang! Kayaknya udah semua tempat deh." ajaknya dan Rachel menurutinya.

Debu dan TitikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang