Prolog

11.7K 546 26
                                    

Fiza tersenyum senang ketika sampai di rumah yang selalu dirindukannya. Rumah yang menjadi saksi bisu pertumbuhannya hingga remaja.

"AKU PULANG!!" teriaknya semangat kala sampai di teras rumah.

Suasana rumah yang sepi membuatnya menghela nafas kesal. Pasti tidak ada orang di rumah, pikirnya sebal.

Ini lah akibatnya kalau pulang tidak memberi kabar.

Untuk memastikan, ia mendekatkan wajahnya ke jendela rumah untuk melihat isi rumahnya sembari mengetuk jendela tak sabaran. "Hello, apa ada orang di rumah? Mah? Pah? Rigel?? Egi??" ujarnya mengabsen satu persatu anggota keluarganya.

"Ih, kok gak ada orang sih. Aku harus bagaimana ini??" kesalnya seraya duduk di teras rumah.

"Mereka kemana ya? Apa ke rumah nenek?"

"Ah, tapi gak mungkin juga semuanya pergi ke sana."

"Atau mungkin mereka di rumah yang satunya?"

"Haduh, kalau duduk sendirian dan merenung gini kesannya kayak anak hilang deh." kekehnya geli. Mengambil ponsel yang berada dalam sakunya dan mulai membuat story WA.

Pintu rumahnya tiba-tiba terbuka. Hal itu membuat Fiza yang sedang bermain handphone terlonjak kaget. "Eh, paman?" Kekagetannya semakin bertambah melihat orang yang baru saja membuka pintu.

"Ayo masuk. Hari sudah magrib, gak baik di luar rumah."

"Paman lagi ngapain di sini?" Fiza menatap pamannya aneh. Bukannya apa, pamannya yang satu ini tidak memiliki hubungan yang baik dengan mamanya.

Pria yang dipanggil paman itu tersenyum misterius. "Kami sedang membahas masalah warisan."

Fiza mengangguk mengerti dan mulai masuk ke dalam rumah. "Mana mama dan papa?"

Fiza tersentak ketika pamannya mencengkram lehernya tiba-tiba.

"Paman.." cicit Fiza takut. Otaknya mulai berimajinasi liar. Apakah pamannya membunuh keluarganya? Apakah dia target selanjutnya?

"Kau sial, gadis kecil. Andai saja kau tidak pulang ke sini, kau tidak akan menghadapi kematian secepat ini."

Pamannya tertawa sinis. Fiza semakin ketakutan. Ternyata dugaannya benar. Pamannya merencanakan sesuatu yang buruk terhadap keluarganya.

"Orangtuamu penghalang besar bagiku untuk menguasai seluruh harta warisan. Setelah orangtuamu lenyap, maka harta warisan akan berpindah kepadaku." Pamannya tertawa senang.

Dengan tangan yang gemetar, Fiza berusaha menghidupkan video di handphonenya. Setidaknya, jika dirinya mati akan ada bukti bahwa pamannya adalah pelaku dari kejadian ini. Setelah menghidupkan video, Fiza melepaskan handphonenya. Dan mendorongnya dengan bantuan kaki kanannya ke bawah sofa.

"Kenapa paman melakukan ini kepada keluargaku? Bukan kah paman sudah berhasil menguasai sebagian harta warisan?"

Fiza bertanya dengan suara yang terbata-bata akibat cekikan sang paman. Tangannya berusaha menjauhkan tangan besar sang paman dari lehernya. Namun, sia-sia saja. Tenaga pamannya terlalu kuat.

"Harta itu tidak cukup bagiku!"

"Dasar serakah!!"

Fiza mengumpat kesal. Nafasnya mulai tidak beraturan karena tidak ada oksigen yang masuk ke paru-parunya. Cekikan dilehernya semakin kuat. Jiwanya terasa diambil secara paksa oleh tangan tak kasat mata.

****

"Hei, kenapa kau bisa berada di kamarku?! Kau mau merayuku hah?! Jangan harap aku akan tergoda dan menyentuhmu!!!"

Fiza mengernyit mendengar teriakan yang menyakiti gendang telinganya itu.

"BANGUN KAU GADIS PENGGODA!!"

Fiza langsung terduduk ketika teriakan itu terdengar tepat di telinganya. Menggosok-gosok telinganya yang terasa berdengung sembari menatap kesal orang yang meneriakinya.

"Siapa kau?!" jerit Fiza kencang melihat pria tampan di hadapannya. Pria tampan itu menatapnya dengan tangan yang terlipat di depan dada.

"Kau yang siapa?! Lancang sekali memasuki kamarku!"

Sebuah ingatan mengerikan terngiang di otak Fiza hingga ia berteriak ketakutan. "Apa orang itu menjualku kepadamu? Katakan padaku!!!"

Jika di dalam novel yang sering dia baca. Ketika si orang jahat tidak membunuh korbannya, maka korbannya akan dijual untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

"Apa yang kau katakan?" kening pria itu mengernyit heran.

"Aku dimana?" tanya Fiza was-was.

Tampan sih orang yang dihadapannya, tapi jika dirinya dijual sang paman. Bisa tamat riwayatnya. Apalagi jika dia berada di negara asing, dia tidak akan bisa kabur.

"Kekaisaran Xu."

Fiza melongo kaget.

"Xavier! Kenapa ribut sekali?" Seorang wanita cantik tiba-tiba memasuki ruangan. "SIAPA PEREMPUAN INI, XAVIER?! KENAPA DIA ADA DI KAMARMU?" jerit wanita cantik itu. Rain.

Jadi, aku terlempar ke dalam cerita yang aku buat sendiri?! Jerit Fiza dalam hati.

💋

Aku kurang greget dengan impossible versi pertama. Jadi, aku ganti deh.

Moga syuka yak😂

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar kalian agar aku makin semangat buat update. Trus jgan lupa juga buat FOLLOW.

Rebirth: Two OwnersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang