Part 1. Xavier & Sean

5.3K 462 15
                                    

"Menyingkir!"

Fiza berdecak kesal. Selama tinggal di istana ini, Sean selalu saja memarahinya tiap kali mereka bertemu. Padahal Fiza tidak pernah membuat masalah dengan pria itu. Bahkan sebisa mungkin dia menghindari pria dingin itu. Lantas, apa yang membuat Sean bersikap demikian?

"Seluas ini jalan kak, kenapa kakak menyuruhnya menyingkir?" kesal Xavier.

Diam-diam Fiza tersenyum senang ketika mendengar Xavier membelanya. Meski menciptakan karakter Xavier dingin seperti Yu Han, pria itu tidak bersikap dingin kepadanya sama sekali. Selama tinggal di sini, Xavier lah yang mengenalkan banyak hal kepadanya.

"Dia menghalangi jalanku," kata Sean datar.

Gadis berhanfu jingga tersebut menyingkir dengan perasaan yang sangat dongkol karena tidak mau memperpanjang masalah dengan Sean.

"Fiza, lain kali jangan mau diperintahnya. Dunia ini tidak harus tunduk di bawah kuasanya." sinis Xavier seraya menarik tangan Fiza untuk pergi dari sana.

"Kenapa kau selalu membelanya? Apa kau menyukainya?!" sentak Sean.

Selama ini adiknya tidak pernah dekat dengan perempuan lain selain mama dan kembarannya. Xavier begitu anti dengan perempuan lain. Tapi, kenapa dengan Fiza, Xavier bisa begitu dekat? Bahkan sering membela gadis itu.

Xavier menatap Sean tajam. "Bukan urusanmu!" Kembali menarik Fiza menjauh dari sana. Gadis itu hanya bisa pasrah dan terus mengikuti langkah Xavier.

"Fiza, aku ingin keluar istana."

Gadis itu tertawa kecil. "Kenapa melapor padaku?"

Xavier mencubit pipi chubby Fiza gemas. "Hanya ingin memberitahu. Aku takut nanti kamu mencariku. Atau, apa kamu ingin ikut denganku?"

Fiza menggeleng pelan. "Kapan-kapan saja. Aku lelah seharian ini menghadapi kelakuan kejam kakakmu." curhatnya.

Xavier menghela nafas dan mengelus puncak kepala Fiza lembut. "Kalau dia menjahatimu lagi, katakan saja kepadaku. Aku akan menegurnya langsung."

Fiza mengulum senyum dan mengangguk.

"Aku pergi dulu. Jaga diri baik-baik." Xavier menepuk lembut puncak kepala Fiza sebelum pergi.

Setelah punggung Xavier tidak terlihat, Fiza tidak dapat lagi menahan rasa bahagia yang membuncah didadanya.

"Oh my god! Xavier manis banget sih. Aku sampai baper tingkat akut." Gadis itu tersenyum-senyum sendiri. Memejamkan mata seraya menangkup tangan di depan dada. "Udah ganteng, tinggi, manis lagi." gemasnya.

"Ya tuhan, dia sosok lelaki sempurna yang selama ini kuidam-idamkan." Fiza melompat-lompat kesenangan.

"Cih, dasar gadis aneh."

Tingkah absurd Fiza langsung terhenti mendengar decihan sinis Sean. Mengigit bibir bawahnya malu seraya membalikkan tubuh dengan canggung.

Matanya langsung bertatapan dengan sorot mata Sean yang dingin. "Sejak kapan kakak ada di sana?" ringisnya malu.

"Cuih."

Fiza melongo melihat Sean meludah sebelum berbalik, meninggalkannya. Jujur, Fiza merasa harga dirinya terinjak.

Gadis itu menatap punggung Sean dengan tatapan penuh permusuhan. "Tuh orang kok jahat banget sih." geramnya sembari mengepalkan tangan kesal.  "Beda banget dengan Xavier." Meremas kesal hanfu yang dikenakannya mengingat kelakuan Sean.

"SEALAN!!!!!"

Tanpa sengaja Fiza mengeraskan suaranya akibat terlampau kesal. "Ups." Gadis itu refleks menutup bibirnya dengan tangan.

Sean yang belum terlalu jauh dari Fiza tentu saja mendengar suara gadis itu. Pangeran tampan itu segera berbalik dan menatap Fiza tajam. Fiza yang ditatap langsung ciut dan segera melarikan diri.

"BERHENTI!!"

Dihiraukannya teriakan Sean, yang ada di otaknya hanya lari. Dia tidak ingin menghadapi tingkah menyebalkan Sean lagi.

"GADIS JELEK!! BERHENTI!!"

Fiza menengok ke belakang dengan perasaan was-was. Jangan sampai dia tertangkap Sean kalau tidak ada Xavier.

Karena tidak melihat jalan dengan baik, Fiza terjatuh di tangga dan berguling-guling di sana.

"ASTAGA! FIZA! CEPAT PANGGILKAN TABIB!"

Bersambung..

Tekan gmbar bintang dulu dong sebelum gulir ke part selanjutnya

Rebirth: Two OwnersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang