Devinisi berjuang?
Berjuang? Emang dirimu pahlawan? Indonesia udah merdeka.
Entahlah, aku pun tidak tau apa itu devinisi berjuang.
Ada yang tau?
Aku update yaa:')
Di sini hujan, di sana gimana?🕊🕊🕊
"WOY JAMKOS WOYYY!!!" teriak Sandi, ketua kelas XI IPS 3.
"DEMI APA LO?!!"
"WAGELASEHHH."
"MERDEKA INI MAHHH."
"NIKMAT TUHAN MANA YANG ENGKAU DUSTAKAN."
"JAMKOS, CEUNAH."
"LET'S KILL THIS LOVE."
"ENTAH APA YANG MERASUKIMUUU..."
"HINGGA KAU SAMPAI TIDAK MASUK KELAS, YANG JELAS KAMI SUKA..."
"NYANYI APAAN SIH, CEUNAH?"
Figo yang gemas melihat Ara makan cilok dengan santainya pun langsung menghampiri.
"Woy!" Ara tersentak kaget dan tersedak ciloknya sendiri.
"Uhukk..uhukk.."
"Eh, sorry." Figo lalu menyodorkan botol air mineral untuk Ara.
"Anjir lo pingin bikin gue mati muda?!" hardik Ara.
Figo hanya cengengesan sambil mengangkat jari tengah dan telunjuk membentuk huruf V.
"Ini guru mana sih? Kok gak dateng-dateng?" tanya Ara.
"Rajin amat lo nanyain guru," ujar Figo. "Itu guru gak bakalan dateng," ucap Figo memberi tau.
"Kenapa?" Ara mengernyit heran, pasalnya guru ini tidak pernah membiarkan kelasnya kosong.
"Katanya sih takut sama gue, secara gue gituloh siapa coba yang berani sama babang tamvan yang punya otot kawat tulang besi," narsisnya dengan menyisir jambulnya dengan jari tangan.
Ara mendelik tajam ke arah Figo. "Narsis amat lo! Amat aja kagak narsis," sinisnya.
"Kenapa sih lo selalu banding-bandingin gue ama Amat? Amat itu siapa coba, nyebelin amat."
Ara tidak menggubrisnya, lalu ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke depan kelas.
"MARI KITA BERJOGETTT."
Suasana riuh kelas ini disebabkan oleh Ara yang menyetel lagu koplo sambil berjoget asik di dalam kelas.
Sugeng Ndalu - Denny Caknan.
Ara lalu meletakkan musik box tersebut di atas meja guru, dan mengajak yang lainnya untuk berjoget bersama.
Sugeng dalu, ati seng mbiyen tau ngelarani..
Wis suwe we ra rene..
We lungo mung masalah sepele..
We golek liyane..
KAMU SEDANG MEMBACA
AREXA
Teen Fiction"Kukira setelah kita bersama maka sudah tidak ada lagi masalah, tapi aku salah. Justru masalah itu datang setelah kita bersama dan lebih besar bahkan masalah yang tak pernah aku bayangkan. Aku rindu Mama, aku juga rindu sama dia yang dulu selalu ada...