9

21 1 0
                                    


-Taman di Rumah-

Malam ini, gadis itu kembali meletakkan kain kanvas beserta perlengkapan lukis lainnya. Selepas
makan malam, ia memutuskan untuk melanjutkan hobinya, melukis. Perlahan tapi pasti, Reshya akan melupakan apapun yang berkaitan dengan Rivell ataupun Gema. Ia harus bisa menghadapi teror ini sendiri, tak akan lagi melibatkan banyak orang, sekalipun itu keluarganya. Karena Reshya sudah besar, dan ia yakin dirinya sudah kuat.

Kuas itu ia daratkan diatas kain kanvas, dengan perasaan yang tak jelas gadis ini melukis seenaknya saja. Mengakibatkan lukisan itu berubah menjadi abstrak. Tak berbentuk, tapi tetap indah bila dipandang. Setiap selelesai melukis, Reshya selalu menyelipkan tulisan tangan dibelakang kanvas itu. Untuk lukisan ini, Reshya memberi clue dengan Huruf ' Dv ' . Dengan menaruh huruf itu, Reshya akan selalu mengingat bahwa cepat atau lambat, sifat asli orang itu akan kembali. Hanya butuh hutungan bulan bahkan hari, ia akan muncul dengan segala dendam. Hanya Tuhan yang bisa menolong Reshya saat itu nanti.

Selesai melukis, Reshya menaruhnya di antara tumpukan lukisan lainnya. Yang berbeda hanya satu, lukisan itu tak punya garis spesial yang sering Reshya berikan kepada lukisan biasanya. Mungkin lukisan itu bisa jadi petunjuk nantinya, ketika Reshya sudah tiada.

" reshyaaaa, tidur nak sudah malam nanti besok telat " ungkap bundanya perhatian.

" iya mah reshya tidur " sahutan itu sudah cukup membuat mamahnya lega.

Pasalnya kalau Reshya tidak diingatkan seperti itu. Kebiasaan buruknya adalah menyia2kan waktu dan berakhir akan tidur jam 1 pagi. Ia tidak melakukan hal penting, hanya saja menonton film yang memakan waktu berjam2 utk menyelesaikannya.

...

Keesokan paginya, Reshya sudah sampai di sekolah. SMA GALESTA, yang merupakan sorotan di seluruh sekolah yang ada di Jakarta, membuat seluruh muridnya harus memiliki integritas yang kuat. Disiplin memang tidak cukup, harus diimbangi oleh sopan santunnya. Hal itu hanya bertahan kalau ada pertukaran pelajar atau OSIS. Yaa, bisa dibilang pencitraan sesaat lah. Yang namanya sekolah sorotan, tidak mungkin tidak ada murid yang bandel bukan?
Contohnya Devan. Cowok itu memang terkenal ketampanannya, tapi sayang Reshya tidak tertarik.

Reshya berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai atas. Ia yakin, bila sampai di sana pasti Fat. belum sampai. Jadi ya mau gimana lagi, pasti dia bersama kawan kasat matanya nanti. Masih terhitung puluhan langkah, tiba2 ada seorang yang menghalangi jalannya. Masih pagi sekali, jadi wajar saja Reshya heran. Biasanya murid datang jam set7an. Tapi, jam masih menunjukan pukul 6 pagi sudah ada yang datang dan langsung menghalangi jalan Reshya.

" oh ini pujangga Devan "

Satu kalimat yang membuat Reshya gelisah. Gelisah karena ada nama Devan disebut. Bukannya pede atau gimana. Tapi tetap saja rasa takut menghantui Reshya sekarang.

" lucu juga "
" ikut.gua.!"

Belum menimpali ucapan cowo itu, Reshya sudah di tarik secara paksa menuju tempat yang jauh. Rooftop, tempat itu yang menjadi akhir perjalanan Reshya bersama Cowok itu. Reshya memang sudah ketar ketir dibuat cowok itu.

" apansi, gajelas bgt tiba2 narik " Reshya memberanikan dirinya untuk berbicara dan menarik tangannya yang masih digenggam erat.

" kenalin, gua Gerry "

Yap, orang itu memperkenalkan dirinya pada Reshya. Yang padahal Reshya tidak perduli sama sekali. Lebih anehnya, Gerry hanya memperkenalkan dirinya saja. Lalu Reshya ditinggal sendiri di Rooftop SMA GALESTA.

Daripada menyulitkan diri sendiri untuk berpikir, ia memutuskan untuk menemui Fat ke kelasnya. Mungkin Fat akan menjawabnya ataumungkin tidak. Kita lihat saja nanti bagaimana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stringing The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang