5

5 2 0
                                    

Membosankan

Menggambarkan suasana kelas Reshya saat ini. Freeclass, tidak ada tugas, siswa ricuh, dan ia hanya bisa diam. Earphone yang menyumpal telinga reshya membuat ia tak mendengar apapun yang terjadi. Dengan posisi kepala ditenggerkan diatas tangan yang ditaruh di meja, membuat Reshya mengantuk dan menutup kedua matanya dengan perlahan.

Tak sampai 5 menit menutup mata,
sebuah pensil mekanik mendarat mulus dikepala Reshya. Yang melemparnya saja tidak sanggup melihat kejadian selanjutnya. Yup, dia adalah Gevan. Cowo terusuh, terbokep, terbodoh, sekaligus terbully oleh Reshya. Gevan tak akan kuat pastinya mendengar teriakan Reshya ketika bangun nanti, ia lari begitu saja kearah kantin. Memang bodoh si gevan.

Tapi sepertinya, reshya tidak bergerak sedikitpun. Mungkin lelah atau mungkin sedang bermimpi. Yang jelas untuk saat ini Gevan aman, tidak akan ada yang babak belur ketika reshya bangun.

                                  ...


Drrrttt Drrrttt Drrrtt

Suara telfon itu membangunkan Reshya yang terlelap di dalam kelas. Nomor yang tidak diketahui menelpon gadis manis SMA GALESTA ini. Heran, mengapa ada orang yang menelpon disaat jam sekolah. Sangat tidak wajar. Karena kesal, Reshya mengangkat telfon itu dengan suara khas bangun tidur.

" Hoaam, ya siapa ini ? "

" Eum hai sya.. aku kira kamu ganti nomor.. "

" Ha? siapa si ini? masi jam sekola woi, gua juga dikelas, tinggal ke kelas gua kan selesai. Ganggu tidur orang aja lo ah .. "

" Kamu baru bangun? ga berubah2 ya kamu dari dulu, males belajar.. aku pengen sekolah lagi deh kalo bisa sya.. "

" hmmm yayaya.. "

merasa tidak beres dengan obrolan, reshya akhirnya tersadar dari ambang halusinasi bangun tidurnya

"waitttt... ini siapa ya? lu dapet nomer gw dari siapa? kok sok kenal? siapa lu woi-"

"aku Gema sya.. "

" WHATT?! - "

Tuuuttttt
Reshya mematikan telfon tanpa aba-aba. Awalnya ia pikir dengan tidur dikelas tadi, membuat lupa semua kejadian yang terjadi. Namun, tidak sama sekali. Sekarang Reshya bingung harus menghindari semua pertemuan yang mungkin bisa terjadi antara Reshya dengan Gema. Tapi, kalau Reshya menghindar, semua pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Rivell selama ini tidak akan terjawab sepatah kata pun.
Rasa penasaran dan ego reshya bertubrukan sekarang. Ingin keduanya terjadi, tapi tak akan mungkin.

Merasa pening, ia akhirnya keluar kelas membawa kamera dan meninggalkan handphone di tas kuningnya itu. Mungkin dengan memotret beberapa spot saat ini, akan membuat semuanya hilang sementara.


                                ...



Cekrek... Cekrek... Cekrek

Suara kamera setelah membidik objek adalah yang menemani Reshya sekarang. Mulai dari membidik pohon, lapangan, bola sampai pemain basket yang tengah pemanasan di lapangan. Teriknya matahari membuat Reshya memperhatikan Devan sang Kapten terlihat cool dengan gayanya yang khas 'tersenyum meremehkan' . Hanya itu yang dia lakukan ketika bertemu lawan basketnya yang lower passion. Belagak memang, tapi itulah yang membuat kharisma Devan terpancarkan se-antero GALESTA.

Merasa diperhatikan secara selidik, Devan menghampiri Reshya yang masih bengong dengan kamera yang dipangku didepan perutnya itu. Sampai Devan didepan Reshya, ia tak kunjung mengerjapkan matanya dari penglihatan yang menurut Reshya sangat legend.

Karena bingung harus berbuat apa agar Reshya mengerjap, Devan menggencet kedua pipi Reshya dengan kedua tangannya yang amat berbanding terbalik dengan pipi perempuan yang tengah digencetnya.
Akhirnya Reshya mengerjap, dan reflek melotot sambil menendang anunya Devan.

"BANGSATTT, lu yaaaa.... AAAAA SHIT-

Sungguh bodoh perlakuan Reshya, mengapa harus menendang itunya, kenapa tidak yang lain sajaaa..
Sulit dipercaya memang, seorang Devan menghampiri begitu saja perempuan, biasanya kaum mereka dulu yang nyosor.
Mana seorang gadis bodoh yang terus memperharikan Devan. Ketika dihampiri, malah bersikap seperti itu bukannya bersyukur

" Aduh bodoh banget lo sya, kalau dia mati gimana ya gara2 gua tendang itunyaa, haduhhh ".

Itu yang Reshya celotehkan sambil kabur dari jangkauan Devan dan teman-temannya yang sedang menghampirinya dengan gelak tawa yang menggelegar.


                                 ...


- di Kantin -

Kini ia tengah duduk sambil menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya. Hari ini memang hari yang sial bagi Reshya. Dengan nafas yang terengah, ia memutuskan untuk membeli minum di warung pak jono, dan meminumnya.

"OMG! resy-"
siapa lagi kalau bukan Fat.
Perempuan yang gak bisa selow kalau ketemu Reshya

"fak, baju gua basah anjir ... - "

Yup, Fat datang dengan gerakan yang tiba2 menepuk bahu Resya. Tanpa melihat ia sedang minum atau tidak, memang namanya fat. ya begitu, untung saja teman. Kalau bukan, sudah di jambak mungkin.

" SORRY SYA, okee gua mau tanyaaaaaaaa syaaaa "

" Iya apa , selow aja kenapa kuping gua budeg ini woi "

" LU NENDANG OTONGNYA DEVAN? GILA LO ANJI- "

Reshya membekap mulut besar fat. begitu saja, karena tentu saja Reshya akan merasa malu dengan kejadian itu. Lalu, ia menggiring fat kearah lapangan untuk memjelaskan semua yang terjadi dan mengapa Reshya melakukan hal memalukan itu.

Fat. menyimak dengan seksama, sangat serius sekali malah. Segitu hebohnya kah berita itu sekarang? atau jangan-jangan kabar itu menyeruak sangat cepat? atau bahkan ada yang memfoto atau memvideokan hal seperti itu, tadi?
Geer sudah fikiran Reshya sekarang, ia bahkan membayangkan bahwa Devan akan membalasnya lebih kejam lagi daripada perlakuan ia kepada Devan.

Sudah Reshya pastikan, besok atau bahkan nanti ketika pulang sekolah. Ia akan menutup mukanya dengan masker dan memakai hoodie hitamnya. Agar Devan tidak mengenal perawakan Reshya seperti biasanya. Padahal, Devan juga tidak akan mengenalnya. Secara ya, Reshya kan anak fotografi yang pendiam meskipun 1 sekolah tahu tentang Reshya. Bagaimana ya, ia kan cucu pemilik sekolah GALESTA. Mau ga mau, 1 sekolah pasti mengenalnya.

Sedangkan Devan adalah anak Kepala Sekolah GALESTA. Yang pasti akan famous, tidak dengan gelar itu. Tapi sifatnya yang ramah dan cool serta anak balap motor. Selain itu, ia tidak pernah menjalin hubungan sebelumnya. Otomatis, wajar saja dia ramah terhadap semua orang yang suka kepadanya ( kaum hawa ).

                                 ...


" Aku ini wanita yang membodohi diri sendiri dengan seribu pengelakkan rasa nyaman yang berada disebuah hubungan . "

- Agreshya Gevana

Stringing The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang