MAP-Sejarah

159 19 2
                                    

Makalehi Academy for Personality (MAP) didirikan pada tahun 1931, pada saat Belanda masih berkuasa atas Indonesia.

Pada awalnya MAP adalah tempat anak-anak pribumi untuk belajar secara mandiri dengan metode tutor dankelompok-kelompok diskusi.
Hal ini disebabkan karena pada saat itu ada pembatasan untuk kaum pribumi dalam hal hak untuk memperoleh pendidikan formal dan mempelajari ilmu pengetahuan. Hanya kaum bangsawan yang dapat menerima pendidikan pada saat itu dan hanya berlaku untuk kaum laki-laki.

Seorang Saudagar dari Spanyol yang pada saat itu berkunjung ke pulau Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Utara menemukan pulau Makalehi dan penduduk aslinya. Saudagar tersebut tinggal menetap di Makalehi dan menikahi perempuan asli dari pulau tersebut yang bernama Liliana. Anak dari hasil pernikahan mereka bernama Ronny Arikalang. Marganya diambil dari kakeknya yang merupakan ayah dari ibunya Liliana. Ronny belajar banyak dari ayah dan ibunya. Pengetahuan yang dimiliki ayahnya yang diperoleh dari pendidikan di Negara asalnya di wariskan ke Ronny.

Ronny Arikalang tidak belajar dari Sekolah Formal. Hal ini disebabkan karena pada saat itu Ronny hanyalah anak dari seorang saudagar yang berubah profesi menjadi nelayan di Makalehi setelah menikahi ibunya, Liliana. Namun hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Ronny untuk menjadi anak yang terpelajar dan tahu akan adat istiadat dan etika serta norma. Ayahnya mendidiknya dengan baik sejak Ronny masih kecil.

Masa kecil Ronny dihabiskan dengan belajar dari buku-buku milik ayahnya dan mengajari teman-teman sepermainannya juga. Ketika Ronny beranjak dewasa, ia merantau ke Manado dan menggagas sebuah komunitas belajar. Komunitas ini adalah kelompok belajar untuk anak-anak desa yang kurang berpendidikan. Lambat laun komunitas belajar tersebut berkembang dan menjadi semakin besar serta membutuhkan lebih banyak ruang belajar dan guru-guru yang mengajar. Ronny pun meminta bantuan kepada teman-temannya kelompok belajarnya ketika di Makalehi untuk membantunya.

Ronny kembali ke Makalehi dan membuka Sekolah untuk umum yang dirahasiakan keberadaannya pada saat itu. Alasannya adalah karena Ronny hanya berfokus untuk mengajari anak-anak kurang mampu dari desa-desa, bukan untuk menjadi Sekolah Formal dan meraup keuntungan.

Ronny meninggal pada tahun 1965. Pada saat itu MAP telah banyak berkembang dan dipimpin dan dikembangkan oleh mantan dari murid Ronny Arikalang dahulunya, yaitu Yohanes Ramona. Setiap mantan murid dari MAP, paling tidak satu atau dua orang akan mengabdikan diri untuk MAP, baik sebagai staf sekolah ataupun sebagai tenaga pengajar.

MAP berkembang pesat setiap tahunnya dan tetap menjaga kerahasiaannya. Tidak banyak yang tahu tentang MAP, informasi pribadi sekolah tidak dapat ditemukan di internet ataupun di media informasi lainnya. Informasi MAP hanya dimiliki oleh internal beberapa Perguruan Tinggi dan internal beberapa Sekolah Menengah.

Kepala Sekolah dari MAP selalu menjaga kerahasiaan identitas pribadi untuk keamanan informasi Sekolah dan kepentingan sekolah lainnya. Tidak ada yang tahu informasi terkait Kepala Sekolah termasuk jenis kelamin nya. Ada rumor yang mengatakan Kepala Sekolah MAP adalah keturunan langsung dari Ronny Arikalang dan secara turun temurun menjaga kerahasiaan keluarga mereka serta kerahasiaan MAP sebagai salah satu sekolah yang mengutamakan kualitas karakter dan pengembangan diri muridnya.

MAP pada dasarnya adalah Sekolah Menengah Lanjutan atau SMA yang memakai sistem pendidikan yang merupakan terapan serta modifikasi dari sistem sekolah-sekolah di Eropa. Sistem ini membebaskan siswanya memilih peminatan dalam belajar diluar dari mata pelajaran pokok yang diharuskan untuk diambil di setiap tingkatannya. Sistem ini dinamakan Sistem Kredit Semester (SKS).

SKS diterapkan di MAP sejak era orde baru dan terus dikembangkan hingga saat ini setelah mengalami evaluasi dan modifikasi berkali-kali. MAP memiliki tiga pilar utama dalam pendidikan yang diterapkan untuk murid, yaitu ; (1) Pendidikan untuk membina Spritualitas, (2) Pendidikan untuk mencapai Integritas dan Intelektualitas, (3) Pendidikan untuk menerapkan Profesionalitas.

Dalam hal pembinaan Spritualitas, MAP memfasilitasi kelas Teologi dan Filsafat. Dalam hal mencapai Integritas dan Intelektualitas, MAP menerapkan sistem peminatan mata pelajaran dan sistem mata pelajaran wajib. Sedangkan untuk menerapkan Profesionalitas, MAP memfasilitasi kelas yang mengajari skill atau keterampilan dasar, serta menerapkan Analisis Sosial dalam bentuk Live In sebagai salah satu kegiatan sosial tambahan bagi siswa. Selain itu klub-klub pengembangan diri juga dibentuk untuk menyalurkan kreatifitas para murid.

Sejak era Ore Baru, MAP juga merombak sistem penerimaan murid baru dan benar-benar memfokuskan pada pengembangan Personality/karakter dari setiap murid, diluar dari pengembangan intelegensi. Para calon murid dipilih berdasarkan banyak aspek dan keahlian khusus.

Selama satu tahun, mantan-mantan murid Makalehi yang tersebar diseluruh Nusantara baik yang berprofesi sebagai pengajar, staf sekolah, politisi, entertainer, ataupun hanya sebagai keluarga biasa yang telah terdaftar dalam sukarelawan penyelekseian murid baru MAP, akan aktif memindai para murid sekolah menengah di keseharian mereka. Tugas dari sukarelawan penyeleksian murid baru adalah mengamati beberapa murid yang potensial, kemudian mengirim jurnal pengamatan mereka kepada staf sekolah MAP untuk dianalisa dan ditindak lanjuti.

Seratus murid yang terpilih akan dipantau oleh Panitia Perekrutan Murid Baru selama tiga bulan. Panitia tersebut akan dikirim ke 34 provinsi berbeda yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka nantinya akan mengirimkan hasil pengamatan selama tiga bulan kepada Panitia yang berada di Makalehi untuk diputuskan 34 orang terbaik yang akan diundang menjadi murid Makalehi.

Pemanggilan ke 34 orang calon murid yang terpilih dilakukan dengan berbagai metode yang aman dan tidak mengundang kecurigaan media yang dapat menyebabkan bocornya informasi internal dari MAP. Metode tersebut diantara lain adalah memakai sistem undangan melalui beasiswa, undangan untuk ujian tulis, atau metode lainnya yang tidak akan memicu kecurigaan dari para murid serta masyarakat umum.

Ke 34 orang calon murid yang berasal dari ke 34 daerah di Indonesia merupakan perwakilan dari daerah masing-masing. Daerah yang dimaksudkan adalah asal lahir mereka, tempat dimana mereka berpijak pertama kalinya ketika lahir, bukan domisili/tempat tinggal mereka. Adapun kriteria dari calon murid baru ini paling utama adalah karakter dan perilaku mereka, kemudian latar belakang budaya dan sosial, prestasi baik akademik ataupun non akademik, skill/keterampilan khusus, dan banyak hal lainnnya.

Setiap murid lulusan MAP akan diberikan surat rekomendasi yang menjamin mereka pasti akan diterima dibanyak Perguruan Tinggi besar baik di dalam negeri ataupun luar negeri yang memiliki informasi internal terkait MAP.

Banyak orang-orang terkenal ataupun memiliki pengaruh yang besar yang dahulunya adalah murid di MAP. Penduduk di pulau MAP mengetahui tradisi dan sejarah panjang MAP sehingga sangat menjaga kerahasiaan sekolah ini. Penduduk Makalehi juga turut andil dalam beberapa aktivitas pengajaran dan bekerja sama dengan MAP dalam banyak hal, baik terkait ekonomi, pengembangan sosial dan budaya, ataupun pariwisata.

Oleh : HM MAP



____________________________________

Halo readers...
Sesuai janji yang telah aku tulis di Note. Aku akan persembahkan MAP.

Cerita ini adalah jenis cerita Universe. Ada empat jenis tulisan dalam novel Universe ini;
1. Makalehi/Plot Normal (✔️)
2. FGD (✔️)
3. MDP (✔️)
4. MAP (✔️)

Terimakasih sudah membaca.

Tertanda senang,

Deef.

Makalehi [Próta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang