3. Perpustakaan

46 15 1
                                    

🌻 Sheila prov...

Otak gua emang kadang-kadang gak bisa diajak kompromi. Malem hari, bukannya belajar buat ulhar buat besok, malah kepikiran si Daniel terus.

Gua sendiri kadang merasa aneh, kenapa selama 3 tahun ini gua tetap setia menjadi pengagum rahasianya. Padahal gua sendiri gak mengenal dia lebih jauh.

Gua selalu kagum dengan segala kelebihan yang dia miliki. Bukan hanya gua, banyak cewek di SMA Kanisius yang terobsesi dengan Daniel.

Saat gua sedang melamun mikirin Daniel, tiba- tiba mamah teriak sambil menggedor pintu.

"Sheil tidur nak, ini udah malem"

Aneh ya, mamah gua ko bisa tahu kalo gua belum tidur. Padahal pintu udah gua kunci.

"Iya mah bentar lagi Sheila tidur kok, nanggung nih tugasnya belum kelar"

Terpaksa kan gua bohong. Daripada kena omel, bisa berabe urusannya.

"Kalau udah selesai langsung tidur" mamah kembali berteriak.

"Iya mah siap"

Padahal boro-boro bisa tidur, ngantuk aja engga. Kayaknya malem ini aktivitas gua sebelum tidur, cuma bisa ngelamun mikirin Daniel dan bolak-balik stalk ig Daniel.

.
.
.
.

Hari ini ada ulhar matematika. Semalan gua sama sekali gak belajar. Bukan karena lupa dengan jadwal ulhar. Namun, memang otak gua yang lagi gak siap buat diajak tempur dengan soal-soal matematika yang memusingkan. Terlebih obsesi gua terhadap Daniel yang gak bisa dihentikan. Gua terus-menerus mikirin dia.

Saat istirahat pertama, gua memutuskan untuk pergi belajar di perpustakaan. Gua pergi sendirian, karena Kirana lagi makan di kantin.

Gua memutuskan untuk duduk di kursi paling pojok, supaya gak terganggu.

Gua berusaha memahami tiap-tiap soal yang pernah gua pelajari di kelas. Ternyata, gak ada satupun yang gua pahami. Sumpah, otak gua emang beneran blank.

Saat gua tengah pusing bolak-balik soal. Tiba-tiba datang seseorang duduk di depan gua. Gua gak menoleh dan tetep fokus sama buku gua.

"Boleh ikut gabung?" suaranya terdengar berat

SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang