Ch.10 -Diego

45 4 0
                                    

Setelah sampai rumah, sudah pukul 18:30 maklum, kan memang jarak rumah vila, kerumah ku jauh. dirumah pun belum ada siapa-siapa, orangtuaku pulang jam delapan malam biasanya.
Dan kulihat motor ku sudah terparkir di depan rumah ku.

Aku turun dari mobil, dan langsung nyelonong masuk, sepi! Bagus aku bisa bebas dirumah, aku mengotak-atik handphone dan mengirimkan pesan kepada Alvaro.

'Woy, thanks bro!'

Setelah mengirim pesan, karena aku merasa sudah sangat berkeringat, dan harus melaksanakan kewajiban sebagai seorang manusia yang bersih dan wangi, aku harus mandi.

Tapi sori aja nih, walaupun itu adalah kewajiban seorang manusia, aku jarang mandi sore, males, mending aku baca buku kan.

Karena ini terpaksa, dan aku juga merasa tidak nyaman, okelah aku mandi. Setelah mandi, aku melakukan rutinitas seperti biasa, membaca cerita horor. Walaupun aku suka membaca buku dan menonton film beginian, tetap saja aku takut dengan makhluk astral.

Tak lama terdengar lah, suara mobil memasuki halaman rumah, aku menebak itu adalah orangtuaku. Ngomong-ngomong aku tak perlu makan malam, karena tadi aku sudah menghabiskan makanan terlalu banyak, sewaktu di rumah vila.

Orangtuaku juga kadang, tak mengingat kan untuk makan malam, Maybe mereka sudah makan di kantor.

Mungkin karena kurang kasih sayang atau apa. Itu membuat ku seringkali baper dengan kawan  ataupun lawan. Waktu aku masih kelas Vl SD  ada acara, pertemuan wali murid dan murid nya.
Karena orangtuaku sibuk, jadi mereka tidak bisa datang.

Aku sih, santai duduk di kursi acara, yang telah di sediakan, harus nya aku duduk bersama waliku, namun karena mereka tidak datang aku hanya duduk sendiri.
Tiba-tiba saja, datang segerombolan laki-laki mendekati ku, aku pikir mereka hanya ingin lewat saja, namun mereka ternyata hendak menjailiku.

"Put, ibu sama ayah Lo mana?" Ucap salah satu laki-laki itu, dengan nada mengejek.

Aku hanya mengedikkan bahu, males meladeni orang yang ngk penting.

"Ngk bisa datang lagi?"

"Kenapa Lo ngk ganti orang tua aja, hahaha"

"Mereka udah ngk sayang lagi sama Lo put, mangkanya Lo ngk di perhatiin."

Karena emosi ku udah sampai ubun-ubun, aku mendorong kursi yang aku duduki ke belakang, hingga terguling, aku menatap Nyalang kearah mereka. Benarkah orangtuaku ngk sayang lagi dengan ku?
No! Pasti mereka punya alasan tersendiri.

"Kalo ngomong jangan sembarang!" Bentak ku.

"Emang kenya--" belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, aku sudah memberikan Bogeman mentah ku.

Enak saja, mereka berani menilai keluarga ku, siapa mereka? Hanya orang luar aja belagu, Cih!

"Tarik lagi semua ucapan kalian!"

"Cih, ngk akan, jangan belagu Lo jadi orang!"

"Kalo kalian ngk mau, kalian harus menebus dengan one by one."

Tanpa menunggu balasan mereka aku langsung, melayangkan pukulan, telak mengenai perut salah satu mereka. Melihat temannya terkena Bogeman ku, yang lain tak tinggal diam. Yang lain memberikan tendangan, dan masih dapat ku tangkis, kembali melayang kan tendangan, aku menangkap kakinya dan melintir nya, hingga membuat bunyi, 'Krak' dia menjerit, mampus, siapa suruh berurusan denganku.

Aku kembali menyerang yang lain, dengan tendangan memutar, mengenai pipinya. Sebelum aku kembali menghantam nya dengan pukulan ku, kepala sekolah datang, dan langsung menghentikan perkelahian kami.

Trouble GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang