Someone pov's
"Mah, kemeja putih aku dimana mah?"
"Iya iya sayang sebentar, ini mamah ambilkan"
"Mah, hair spray aku mah?"
"Dikamar mamah, kemaren mamah pake"
"Taruh ditempatnya lagi dong mahh"
"Iyaa sayang maaf, ambil sendiri ya mamah lagi masak bentar"
"Kemejanya dimana mah? Biar aku ambil sekalian juga"
"Di ruang tamu, rok nya juga disana."
Begitulah kira-kira kehebohan pagi hari di rumahku. Hari ini aku akan menghadiri wawancara sebagai sekretaris baru bos ku. Dengar-dengar sih, bos yang akan menjadi bos ku ini sudah kurang lebih tiga belas kali mengganti sekretaris. Saking banyaknya, ada seorang teman ku yang juga menjadi bagian dari tiga belas orang itu.
Saat aku tanya kenapa ia memilih keluar dan berhenti menjadi sekretaris adalah,
"Sumpah ya Hyun Ji, Jimin itu arogan banget. Dia bisa buat lidah kita kelu dan bibir kita beku kalau udah ditatap sama dia, aku gak tahu apa yang ada di pikirannya, tapi cara dia natap orang itu kayak ada sesuatu negatif thinking ke orang, itu bisa bikin siapapun tertekan."
Namun, kalimat panjang lebar itu tak membuat seorang Hyun Ji takut. Ini sudah takdirnya, bekerja sebagai sekretaris arogan dengan gaji fantastis walaupun akan menghadapi manusia dengan tempramental tinggi macam Jimin sekalipun. Aku yakin, aku akan bisa bertahan mau semenyebalkan apapun seorang Hwang Jimin.
Aku akan melakukannya agar aku bisa membuat orang tua ku bangga dengan penghasilan sendiri, dengan kerja keras sendiri, juga agar tidak selalu dibilang anak manja walau sudah berumur dua puluh satu tahun oleh tetangga-tetangga sekitar rumah.
Aku bertekad, dan akan terus berjuang menghadapi seorang Hwang Jimin, pemilik perusahaan properti terbesar sejagat raya yang arogan nya luar biasa.
Hyun Ji pov's end
***
Gadis itu mengetuk pintu ruangan yang akan ia masuki bertepatan dengan seorang laki-laki yang akan keluar dari dalam ruangan tersebut. Aksi saling menabrakpun tak terelakkan, gadis itu terjatuh dengan posisi yang tak dapat diungkapkan dengan kalimat.
Tersungkur menahan badan dengan kedua lututnya dan bertumpu pada kedua telapak tangannya. Berkas-berkas untuk bahan wawancara nya pun berserakan memencar kemana-mana. Si penyebab gadis ini jatuh hanya melihatnya datar dengan tatapan jengah.
"Gadis ceroboh, mengapa tak mengetuk pintu dulu?" Tanyanya setengah membentak.
Hyun Ji mendongak, berusaha berdiri dan membenarkan keadaannya, "haruskah saya bertanya balik tuan? Dimana letak kuping anda? Saya sudah mengetuknya bahkan lebih dari dua puluh kali."
Ya, katakanlah Hyun Ji sangat berlebihan saat ini tapi, dia tak akan terima bahwa dirinya yang sudah jatuh lalu dibentak oleh orang yang bahkan belum pernah ia tatap sama sekali.
"Oh ya? Terserah. Mau apa kau kesini?"
"Apa urusannya dengan mu?" Jawab Hyun Ji ketus.
"Katakan saja."
"Memang nya kau siapa berani memerintah ku?"
"Lalu kau siapa berani menanyaiku seperti itu?"
"Aku ingin bertemu dengan pemilik perusahaan ini, aku calon sekretaris nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours{}Mine
Fanfiction"Kau milikku, aku milikmu" . Hwang Jimin, pemilik perusahaan properti terbesar di seluruh dunia, manusia tempramental dan tidak pernah percaya akan hadirnya cinta, namun akhirnya terjebak bersama sekretaris ke-sekiannya dalam kisah cinta yang berakh...