4.

50 7 1
                                    

Hai, ini lanjutan bab yang kemaren ya...

Bentar,

Aku mau berdoa dulu

Bismillahirrahmanirrahim, semoga bab kali ini feel nya dapet, bisa lebih panjang dan tiba-tiba tamat, readersnya banyak, voting nya bejibun, komennya beribu-ribu, abis itu jadi buku. Lumayan duitnya buat nabung biar bisa nonton Bangtan. Heh Aminin dong..

Aamiin.

Ekhem, seret ni. Minum dulu kali ya?

 Minum dulu kali ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Skip

{}


Jimin berdiri dari duduknya dan memaksa untuk membuyarkan fokusnya, ia lapar dan mungkin gadis disana juga lapar. Dia memang jahat, tapi ia tak mau menyakiti orang lain. Sambil memasukan kedua pergelangan tangannya kedalam saku, Jimin berjalan dengan gagah dan penuh wibawa.

"Hyun Ji, ada yang ingin kau makan?" Tanya Jimin basa-basi,walau pada dasarnya ia akan membelikan Hyun Ji.

Tanpa melirik Hyun Ji menjawab, "aku tak lapar."

Kening Jimin mengerut, "kau yakin? Padahal aku ingin membeli dimsum, tapi ternyata kau tidak suka."

Hyun Ji membelalak, matanya seketika berbinar, "kata siapa aku tak suka? Pasti aku akan suka jika kau yang membelikan." Hyun Ji tersenyum lebar, ia tak boleh menolak makanan itu. Bayangkan saja, siapa yang akan menolak sebuah dimsum ?.

Entah mengapa, tapi Jimin selalu dibuat hampir tertawa jika gadis ini bertingkah menggemaskan, "baiklah, kau selesaikan tugasmu dan aku akan kembali membawakan dimsum mu."

Jimin berlalu pergi dan menghilang dari balik pintu tapi tidak dengan senyum Hyun Ji, perasaan bahagianya tak bisa lenyap. Hyun Ji selalu tak habis pikir oleh orang-orang yang berfikiran bahwa Jimin itu kejam, memang sih agak sedikit kejam tapi tak sekejam itu juga sampai membuat orang tidak betah bekerja dengannya.

Tak lama, Hyun Ji membuang teringat akan hukumannya. Ia harus menyelesaikan hukuman ini hari ini juga, ia tak ingin menunda dan tak ingin lembur di hari pertamanya.

"Permisi, tuan Jimin."

Suara itu berasal dari luar pintu, sepertinya ada yang mencari Jimin tapi Hyun Ji tak bergerak sedikitpun untuk membukakan pintunya.

Tanpa dibukakan, pintu itu pun telah terbuka. Menampilkan sosok yang baru saja ia kenal tadi didapur.

"Hai, Hyun Ji. Aku ingin meletakkan ini dimeja tuan Jimin." Udah Ae Cha tersenyum.

Yours{}MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang