3.

52 7 3
                                    

Hai, kalau misalkan ada sebuah fakta yang ternyata salah dalam cerita ini aku sungguh minta maaf aku emang ga terlalu ngerti sama beberapa hal, bukannya mau sok tahu tapi ini sesuai imajinasi ku aja. Kalau emang ada sesuatu yang salah, kalian boleh kok benerin buat pelajaran aku juga, tapi gak akan aku ubah karena emang ini udah fix imajinasi aku hehehehe.

Oke, next aja ya.

{}{}

Hyun Ji mengikuti apa yang dikatakan oleh Jimin, memakai seragam yang tidak terlalu membosankan namun tidak terlalu mencolok. Hari ini Hyun Ji tampil cantik, dan elegan. Kemeja berwarna soft yellow dengan sedikit lawyer dibagian dada dan rok span setinggi lutut, tidak lupa rambutnya yang hanya di ikat setengah menjadikan Hyun Ji makin manis dibuatnya.

"Selamat pagi, Jimin." Sapa Hyun Ji dengan semangat paginya, ia tak boleh terlihat membosankan sama sekali. Walaupun kemarin Jimin bersikap baik padanya tapi ada sesuatu yang harus ia jaga, takut-takut Jimin berubah mood.

Jimin yang sedang memeriksa berkas-berkas yang menumpuk dimejanya pun sedikit menoleh pada sumber suara yang ceria itu, namun kembali fokus pada map ditangannya, "apa kau tahu dimana letak dapur Hyun-ah?"

"Aku tahu, kau ingin ku buat kan sesuatu?"

"Hm, kopi?" Tanya Jimin sambil menimbang-nimbang.

"Kopi hitam atau kopi susu?"

"Sepertinya kopi susu."

"Baik, aku akan kembali sebentar lagi." Hyun Ji berlalu pergi dan menghilang dari balik pintu.

Jimin menatap kepergian Hyun Ji, "sepertinya semangat Hyun Ji menular padaku." Senyum Jimin merekah walau tak terlalu kentara.

"Ck, apa-apaan ini. Bagaimana bisa aku meruntuhkan sikap arogan ku padanya padahal ini belum sehari ia dipekerjakan sebagai sekretaris ku. Ini tak boleh dibiarkan, aku harus tetap menjaga sikap awal ku."

***

"Untuk pak Jimin ya?"

Gerakan mengaduk kopi itu terhenti saat seseorang memecah keheningan suasana disekitar dapur yang sebelumnya hanya diisi oleh Hyun Ji itu.

Dengan senyum manis, Hyun Ji menjawabnya sopan, "ah, iya ini untuknya."

"Kau sekretaris barunya ya?" Tanya perempuan itu lagi.

"Iya." Jawab Hyun Ji masih fokus pada kopinya.

"Namamu Hyun Ji ya?"

"Iya."

Gadis itu mengangguk, tapi sepertinya dia tidak akan menghentikan pembicaraannya ini, "bagaimana hari pertamamu Hyun-ah?"

Hyun Ji selesai dengan kopinya, ia beralih menatap perempuan disampingnya ini yang sepertinya akan menjadi teman Hyun Ji untuk sekedar menanyakan kabar.

"Kurasa akan baik-baik saja, sejauh ini aku tak mengalami sesuatu yang menyeramkan seperti orang-orang katakan. Tidak tahu kalau nanti." Ucap Hyun Ji dengan cengirannya.

Perempuan ini mengangguk,"Oh iya kenalkan, namaku Ae Cha." Ae Cha mengulurkan tangannya.

Hyun Ji membalas uluran tangan itu.

Yours{}MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang