5.

49 6 0
                                    

"kau terlambat sepuluh menit Hyun Ji." Ucap Jimin yang duduk dibalik meja besarnya.

Hyun Ji diam sambil menunduk, sebenarnya ia kesal tapi ia terlalu takut untuk bertindak sesuatu, ia takut jika ia melawan malah ia harus mengorbankan pekerjaan barunya lagi.

"Kau ini sekretaris baru ku, tak bisa kah kau bersikap disiplin sedikit? Aku tak suka dengan orang yang tak pernah bisa menghargai waktu sedikitpun." Jimin tetap tenang, tapi setiap kata yang ia ucapkan selalu menggunakan nada penekanan, seakan ia benar-benar tak suka dengan sikap Hyun Ji .

Hyun Ji tetap diam, tak ada perlawanan atau membatah satu patah kata sama sekali. Ia tak terlalu fokus mendengar ocehan bosnya. Hyun Ji sedang berusaha menahan kantuknya sekarang dan jangan lupakan laparnya juga. Perut yang kosong sudah biasa membuat siapapun kehilangan fokusnya.

"Kau mendengar ku Hyun Ji?"

Hyun Ji menegakkan kepalanya dengan kilat, mengangguk cepat, "Arasseo, Jimin."

Jimin memperbaiki dudukny, "Baiklah kalau begitu, kau tahu kan apa yang akan  terjadi jika seseorang tidak menghargai waktunya?"

Kening Hyun Ji mengkerut, ia belum terlalu paham kemana pembicaraan ini terarah sebenarnya.

"Hukuman." Ucap Jimin enteng.

"Lagi?" Entah kenapa, tapi itu hanya sebuah spontanitas dari mulut seorang Hyun Ji. Hukuman lagi? Hanya telat sepuluh menit?

"Iya, kenapa? Kau tak suka?"

Hyun Ji tak menjawab, kepalanya terlalu pening untuk sekedar menjawab iya atau tidak dari pertanyaan Jimin. Semalaman ia tak tidur hanya karena harus menyelesaikan hukumannya kemarin, tapi hari ini sudah dihukum lagi.

"Sekarang kau pergi ke gudang berkas-berkas surat, kau Carikan map yang berisi data-data omzet penjualan ku dari tiga tahun yang lalu. Ku butuh cepat."

Hyun Ji mengangguk, menunduk tanda izin pergi. Dengan cepat ia berbalik dan pergi ketempat tujuannya mencoba tak melupakan apa yang tadi Jimin katakan.

Hyun Ji sangat mengerikan hari ini, tidakkah Jimin melihat kondisi Hyun Ji hari ini. Mata Hyun Ji sipit mencoba membuka mata, bayangkan saja, Hyun Ji hanya bisa tertidur selama dua jam sebelum jam tujuh tiba. Apalagi, semalam Hyun Ji tak makan apapun.

Rambut Hyun Ji yang sedikit berantakan akibat berlari ke kantornya membuatnya makin terlihat menyeramkan. Seharusnya ia bisa dapat duduk dengan baik untuk sebentar saja. Tapi ini tidak.

"Hyun Ji-a, wae neo?"

Hyun Ji menghentikan langkahnya, sedikit menengok kearah pemanggil.

Ae Cha menghampirinya, menyentuh pundaknya, "kau sakit? Mengapa kau kekantor?"

Hyun Ji menggeleng lemah, "Ani, nan gwaenchanha."

"Tidak. Kau tidak baik-baik saja. Kau sakit."

"Ssstt, aku harus ke gudang berkas sekarang Ae Cha, aku tak boleh terlambat. Permisi."

Hyun Ji menerus kan jalannya sambil menunduk, ia tak mau membuat orang lain khawatir lagi seperti Ae Cha. Ia harus kembali segera, atau ia tak dapat waktu istirahat makan siang dan ia akan melewatkan makannya lagi.

***

Jimin keluar dari ruangannya dengan tergesa, ini sudah hampir satu jam lamanya tapi Hyun Ji tak juga kembali. Bukan-bukan, ia tidak marah, ia khawatir. Hatinya tak enak. Apakah terjadi sesuatu dengan Hyun Ji?

"Pak Jimin."

"Eoh? Ae Cha, kau lihat Hyun Ji tidak?"

Yours{}MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang