02

1.8K 231 9
                                    

10 Feb 2020

"Lis, aku rasa lingerie yang kau pilihkan kemarin lebih bagus dari pada pilihan ibu"

Lisa yang tadi tengah sibuk mengecek semua daftar tamu yang akan hadir untuk upacara sakral dua hari lagi itupun kini menoleh pada wanita paruh baya yang sangat ia sayangi setelah mommy nya.

Wanita yang membagi cahaya nya pada Lisa diwaktu ia terpuruk. Wanita yang sangat menyayangi dan bahkan menganggap Lisa adalah putrinya sendiri meskipun ia sudah memiliki seorang putra yang tampan.

Putra tampannya yang bahkan sempat menjalin hubungan secara diam diam dengan Lisa.

"Hmm? Apa ibu ingin Lisa membelikannya satu lagi?" Tanya Lisa seceria mungkin yang kini memeluk wanita itu dengan sayang.

Ibu yang tadi masih ingin melanjutkan kalimatnya kini terdiam dan menatap lekat pada gadis yang sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri.

"Ada apa denganmu? Hmm? Kau kelihatan tidak seperti biasa sayang" Ucap ibu yang kini menyisiri lembut surai panjang Lisa.

Lisa yang sempat tersentak kini semakin melebarkan senyumnya "Tidak, Lisa tidak apa apa. Ah semalam Jennie memintaku untuk menemaninya. Mungkin ia akan datang sebentar lagi"

"Lisa harus bersiap siap sekarang" Sambung gadis berponi itu lagi yang semakin melebarkan senyumnya dan berjalan menjauhi ibu angkatnya itu setelah wanita itu mengangguk pelan.

"Ada apa dengannya?"
.
.
.
.
.
.
"Apa kau akan pergi dengan Jennie?"

Lisa yang tadi sedang mengumpulkan kertas yang berisi daftar panjang itu kini tercekat saat maniknya menoleh pada sesosok pria yang berjalan mendekatinya setelah ia mengunci kamar dari dalamnya.

"K--kak Kai?" Gumam Lisa sebelum akhirnya kembali memusatkan perhatiannya pada beberapa list barang yang Jennie inginkan untuk hadiah pernikahannya.

"Jangan lakukan ini" Ucap Kai yang menarik cepat kertas daftar permintaan hadiah yang diminta oleh calon istrinya itu.

"Ya Kak! Kembalikan sekarang juga!"

"Jangan lakukan apapun Lis! Kau akan terluka! Setidaknya jangan lakukan hal yang malah membuatku khawatir!" Kesal Kai yang langsung menyimpan kertas list itu di saku jeans belakangnya.

"Kau bahkan tak pantas berkata tentang luka kak. Jangan bersikap seolah olah kau sangat peduli padaku"

Lisa membelalakkan matanya saat Kai menarik ponsel gadis itu setelah melirik sebuah pesan masuk di ponsel Lisa.

"Cih!" Lisa mendecih pelan sebelum akhirnya menjatuhkan pantatnya di ranjang empuknya "Percuma kau mengambil ponselku. Sebentar lagi Jennie juga akan kemari dan semua tetap berjalan sebagaimana semestinya"

"Tidak, kau tak boleh kemana mana. Aku melarangmu!" Keras Kai.

Namun pria yang tadi terlihat dingin itu kini mengeryitkan dahinya saat melihat Lisa yang justru menatapnya dengan kekehan pelannya.

"Melarang? Sebagai apa? Hmm? Sebagai kakakku? Bahkan jika kau juga kakakku, kau takkan bisa melarangku"

"Apa kau melupakan sesuatu Lis? Aku tidak pernah mengakhiri hubungan kita, jadi aku masih menjadi kekasihmu!" Seru pria itu lagi yang kini membuat Lisa menatapnya berang.

Lisa menghela nafas panjang. Sebenarnya Kai tidaklah berbohong, kenyataannya pria itu memanglah kekasih Lisa.

Setidaknya seperti itulah hubungan yang mereka jalani selama bertahun tahun ini.

Meskipun hanya diam diam.

Namun, takdir seakan mempermainkan mereka dengan memasukkan wanita sempurna lainnya dalam skenario cinta mereka.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang