_______________________
_______________________"Weh Ya' mau nebeng gua gak?"
Kenzia menoleh pada Aidar yang baru saja keluar dari gerbang sekolah dan sekarang berhenti tepat dihadapannya dengan motor matic hitamnya, Zia menampilkan cengirannya.
"Idar mendingan anterin Rara pulang, Rara katanya mau mampir beli es serut didepan Sekolah SMP kita dulu,"
Naira yang merasa namanya dibawa bawa lantas mendelik pada Kenzia, "Ehh apa apaan bawa bawa nama gue?!"
Kenzia menyikut lengan Naira, "Ih jangan pura pura nolak Ra, kalau sama Idar kan kamu bisa makan es serut sambil ditemenin Idar, daripada sama abang ojol?"
Naira melirik pada Aidar yang kini tengah menyugar rambutnya kebelakang sambil menatap wajahnya dicermin spion, Naira mendengus.
'Narsis banget gila,'
"Gimana nih siapa yang mau gue tebengin?!"
Tanya Aidar setelah puas melihat tatanan rambutnya dari spion motornya,Kenzia buru buru mendorong bahu Naira, "Rara aja!"
"Ehh eh eh-----"
Setelah memastikan Naira duduk dengan benar, Kenzia mengambil helm dari tangan Aidar kemudian memasangkannya dikepala Naira tanpa memperdulikan gerutuan kesal dari Naira.
"Heh kalau gue pulang duluan lo gimana?!" Pekik Naira ketika Aidar hendak menggas motornya, Aidar langsung menarik rem.
"Eh iya, lo gimana Ya'? Si Adrian kan gak masuk hari ini?"
"Zia udah bilang Ayah minta jemput kok tadi pagi,"
"Om Farel tau kalau hari jumat kita pulang jam 11?"
Zia membuka mulutnya hendak menjawab, namun tak ada sepatah katapun yang keluar saat ia menyadari sesuatu. Sial. Ia lupa memberitahu ayahnya jam berapa ia pulang.
Zia mengigit bibirnya, "Emm mungkin nanti Bunda yang ngasih tau Ayah," ucapnya tidak yakin.
Naira turun dari motor Aidar membuat Aidar menoleh, "Tapi kan Bunda lo taunya kita pulang jam 2? Biasanya lo ikut ekstrakurikuler dulu, Kan?"
Kenzia semakin bungkam ketika mendengar penuturan dari Naira.
"Ah, udah ngga papa, Zia tunggu aja Ayah jemput, Rara pulang sana, kasian Aidarnya juga mau Jumatan,""Lo mau sekalian gue anterin juga Ya'?"
Naira melirik Aidar, "Pake apaan?"
"Motorlah, lo yang nyetir, gua ditengah, Zia dibelakang,"
Aidar cengar cengir sambil menaik turunkan alisnya membuat Naira geram sedangkan Kenzia tertawa.
"Itu mah maunya lo modus emang!"
"Lahh gue kan ngasih solusi terbaik,"
"Terbaik mbahmu!"
"Woiya Mbahnya gue emang yang terbaik, Mbah Elle sama Mbah Mich, pan kapan gue ajak lo ke Paris ketemu Mbah Gue, oke?,"
Naira mendengus, semakin merasa jengah dengan tingkah Aidar.
"Udah sana kalian pulang aja, Zia bisa nunggu disini, mungkin sekarang Ayah lagi di jalan."
Aidar dan Naira kembali menatap Zia, "Yakin lo ngga papa kita tinggal?"
"Ngga papa, Zia kan bukan anak sd,"
"Yaudah, yok buruan Ra, gue mau jumatan ini,"
Dengan ragu Naira kembali duduk dibelakang Aidar, "Beneran ngga papa Ya'?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zo Untuk Zia
Fiksi Remaja"Kalau Abang sukanya Kak Bela, Zia bisa apa? Tapi kalau Zia yang jodohnya Abang, Pacarnya Abang bisa apa?" Sejak ia kecil, ia sudah mengenal Kenzo. Sosok pemuda berusia tiga tahun diatasnya, yang ia anggap sebagai seorang kakak meskipun pemuda itu b...