▪ where

4K 229 153
                                    

Maaf baru bisa up.

Jangan lupa vote biar saya makin semangat

•••

"Kakak kita mau kemana?"

"Emangnya kamu pengennya kemana?" tanya Azzam balik.

Saat ini mereka berada didalam mobil sport milik Azzam. Tadi Azzam membawanya sambil terburu - buru padahal Assya kepengen sekali memeluk wanita tua yang menjelma sebagai Oma dari kakaknya ini.

"Kenapa diam? Hm?"

"Assya engga tau mau kemana." jawaban Assya membuat Azzam terkekeh pelan, tidak tahan untuk tidak mengecupi pipi gembul milik gadisnya.

"Assya mau ke Mall aja?" tanya Azzam sambil menggenggam tangan Assya erat.

Azzam memberhentikan laju mobilnya sejenak. Akan berbahaya jika Azzam tetap membawa mobil pada saat Assya berbicara, terlalu menggemaskan untuk tidak ditatap.

Assya menggeleng kuat. "Assya ga mau ke Mall, kata mama Mall itu jelek. Assya ga boleh ke sanaaa." jawab Assya dengan sangat polos, bibirnya mengercut lucu.

Di saat yang bersamaan Azzam dibuat sedih juga gemas, entahlah intinya Azzam sedih saat mendengar gadisnya menceritakan kebohongan orang tuanya yang sangat busuk.

"Tapi Assya mau ke taman hiburan yang itu, yang banyak mainannya. Waktu itu mama ga bolehin, katanya Assya ga pantes ke situ, ga boleh ke situ juga Assya ga punya uang." jelas Assya membuat Azzam sedikit mengepalkan tangannya, tapi kembali menatap Assya dengan lembut.

"Yaudah kita kesana ya." Azzam dengan cepat menyala

"Kemana?" Tanya Assya bingung. Azzam menyentil hidung Assya lalu mengusap dan mengecupinya.

"Katanya tadi mau ke taman hiburan?"

"Oh iya yaa, maaf kakak Assya lupa dikit, tapi ga dikit sih soalnya Assya lupanya banyaaaaak banget." Assya terus saja berceloteh, bahkan Azzam tak segan untuk mengecup bibir Assya yang lucu itu.

'Menggemaskan' batin Azzam tertahan, ia sedikit menggigit pipi dalamnya.

Azzam kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Menuju le arah taman hiburan, jaraknya agak sedikit jauh.

Sebenarnya letak mansion keluarga Blackwell itu terletak sedikit jauh dalam hutan.

Sebab dulu ketika Leya hamil dan ngidam pengen rumah di tengah hutan. Ngidamnya sangat aneh, tapi jelas Bram akan menurutinya selain karena mencintainya Bram juga pernah mengatakan bahwa hartanya tidak akan habis tujuh turunan walaupun setiap hari membeli mansion dimana pun.

Saat sampai diparkiran taman hiburan Azzam menoleh tapi sedikit terkejut, wah baru beberapa menit tidak berbicara sudah tidur saja. Hebat.

Tapi mau tidak mau itu membuat Azzam menyunggingkan sedikit senyumannya.

Demi apaa, Azza ingin sekali menuntaskan hal gilanya ini. Tapi dia tidak sebodoh itu, untung yang jadi kakak nya Assya itu Azzam, karena jika bukan, Azzam tidak yakin bahwa Assya akan baik baik saja.

Azzam melepas seatbeltnya lalu keluar setelah itu menuju ke arah Assya. Setelah itu Azzam mencoba membangunkan Assya dengan mencolek colek hidung mungil gadisnya itu. Tapi tidak ada respon.

Huh, cantik dan menggemaskan tapi sayang tukang kebo.

Azzam belum menyerah, ia mengecupi seluruh wajah Assya hingga Assya benar benar terganggu dan akhirnya terbangun.

"Engghh, kakak bentar dulu. Assya mimpi makan es krim." Ujar Assya asal membuat Azzam terkekeh.

"Kenapa harus mimpi segala sih? Minta ke kakak aja, ga usah mimpi segala, nanti ileran."

Assya menatap polos dan bingung. Tidak mengerti sedangkan Azzam hanya terkekeh.

"Udah ga usah di pikirin. Sekarang mau ke taman hiburan atau nggak? Atau mau lanjut tidur aja. Kita pulang?" tanya Azzam berturut turut tapi dengan cepat disambut gelengan kuat Assya.

"Assya mau ke sana. Mau naik itu." Assya menunjuk salah satu permainan yang ada di sana. Dan ternyata cuma perosotan?

Are you kidding me?

Beneran eh cuma mau naik perosotan? Azzam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Emangnya Assya belum pernah naik begituan." tanya Azzam hati hati. Tapi Azzam malah di buat gelagapan. Bagaimana tidak? Mata Assya berkaca kaca.

Oh tidak. Apakah Azzam ada salah kata atau kalimat. Yang mana yang membuat Assya jadi kaya gini.

"Sayang, kok nangis? Kenapa hm?"

"Maaf kakak. Assya minta maaf." Assya sesegukan sambil meminta maaf. Membuat Azzam makin bingung.

"Assya coba bilang kenapa hm?" Azzam berusaha meraih Assya. Ingin melindungi tubuh kecil nan rapu itu. Tapi lihatlah Assya malah menjauh sambil menggeleng kuat.

"Jangaaan." Teriak Assya.

"Assya tenang dulu." Azzam sedikit meninggikan suaranya satu oktaf mebuat Assya malah semakin ketakutan.

Buughh.

•••

Up lagi

KenzieTheo_

Sister Complex [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang