▪ The Raymonz

3.8K 193 235
                                    

"Kakak!!"

Mata Azzam membulat. Assya! Sial. Ia segera berbalik.

"ASSYA!" Azzam berteriak sambil berlari ke arah Assya.

"What the fuck!" umpat Azzam pelan.

Segera saja Azzam melayangkan bogemannya untuk orang tak jelas itu.

Bugh

"Shit! Augh, sakit." ujar orang itu sambil memegangi pipinya yang berdenyut sakit.

Azzam segera saja menggendong Assya, sambil menyembunyikan wajah Assya pada ceruk lehernya.

"Udah ga papa, Assya tenang." ujar azzam menenangkan Assya, tangannya mengelus elus menenangkan.

"Azzam kampret! Untung ada dedek yang cantik ini, kalo nggak.." tantang seseorang itu dengan menggantungkan kalimatnya.

"Kenapa?" Azzam mengangkat alisnya sebelah, dengan wajah datar.

"Ya gapapa sih." jawab orang itu sambil menyengir.

"Pulang lo."usir Azzam kejam.

"Yaelah, santuy kali. Gue tuh lagi-" Azzam dengan cepat memotong ucapannya.

"Sayang kita pulang aja ya." mendengar itu Assya hanya mengangguk takut.

"Woi! Azzam kampret! Yeh, gue bom yah rumah lo."

Azzam berjalan menuju tempat mobil sport nya terparkir rapi. Ia memasukkan Assya ke kursi penumpang mobil lalu ia berlari untuk memasuki mobil. Mulai menjalankan mobil tanpa peduli umpatan ataupun teriakan teman gilanya itu.

"Yaampun! Woi, bisa bisanya kalian malah ninggalin Arka yang gantengnya tiada tara ini." teriak Arka tidak Terima di perlakukan seperti ini.

"Sabar - sabar, orang ganteng nasibnya emang gini." gumamnya sambil mengelus dadanya.

Arka terkejut tadi, siapa gadis yang di bawa Azzam? Lalu kenapa Azzam menjadi lembek saat berbicara pada gadis itu. Jadi saat ia melihat Azzam berjalan menjauh, ia akan mengambil kesempatan untuk mendekati gadis manis itu. Tapi entah mengapa, gadis manis itu menjadi kampret! Malah berteriak, gagal sudah rencananya.

Ia semakin penasaran, tidak mungkin rasanya Azzam memiliki kekasih atau apalah. Azzam sangat anti mendekati cewek cewek, apalagi saat di pegang, Azzam tidak segan segan memukul orang itu, tidak pandang bulu, seperti yang pernah di jelaskan.

Baiklah, sepertinya ia bisa menanyakannya besok saat sekolah.

Ia berjalan, menuju dimana motornya terparkir.

•••

"Kakak tadi itu siapa?" tanya Assya, saat ini mereka sedang berada di kamar Azzam, dengan Assya yang berada pada dekapannya.

"Hm.." gumam Azzam tidak mau di ganggu. Ini sudah saatnya jadwal bobo siang Assya. Tapi Assya malah memikirkan teman bodohnya itu, sungguh menyebalkan.

"Sekarang Assya tidur ya? Kalo engga kaka bakal marah." ujar Azzam menatap Assya dingin. Yang di tatap langsung menenggelamkan wajahnya pada dada Azzam. Dengan cepat Azzam memeluknya erat.

•••

"Woi, bro! Belum balik lo?" teriak salah satu teman Arka. Tapi Arka malah mengacuhkan nya, membuat temannya tersebut mendengkus.

Sekarang Arka berada di basecamp, saat pulang tadi, Arka langsung menuju tempat mereka berkumpul.

Yah, perkumpulan para monster? Geng Black Crips. Gang yang sangat di takuti, sungguh walau yang memimpin hanyalah bocah yang bisa dibilang baru saja memasuki SMA.

Malah sebenarnya yang paling mereka takuti adalah bocah itu, yang tak lain adalah Azzam.

Sungguh gila, bahkan bisa di bilang dialah yang termuda dalam gengnya. Walaupun Arka telah mengenal Azzam dari kecil, tapi Azzam selalu tidak terlalu terbuka. Bahkan sesuatu yang tidak mungkin untuk mendengarkan Azzam bercerita panjang lebar.

Basecamp sangat tidak pantas di sebut basecamp. Karna terlalu mewah. Letaknya tidak jauh di dalam hutan, sama seperti letak mansion keluarga Blackwell. Bedanya letak mansion agak sedikit jauh, dibanding dengan basecampnya, alur jalannya juga berbeda.

Saat Arka memasuki basecamp, dan ternyata didalamnya tidak sedikit. Ini malam minggu itu sebabnya semua anggota berkumpul.

Ada yang bermain ps, bermain hp, tidur, bermain di lapangan outdoor, bahkan ada yang tidur.

Hanya saja orang yang Arka cari benar benar tidak ada, kepalanya celingak celinguk untuk mencari seseorang itu.

"Cari siapa sih lo?" Tanya Raga, salah satu teman terdekat Azzam juga Arka.

"Ga, lo ga liat Azzam ke sini?" Yang ditanya malah menggeleng sambil tetap memperhatikan game yang sedang ia mainkan.

"Akhir akhir ini si Azzam ga pernah kesini lagi. Dan lo semua tau? Barusan gue liat Azzam sama cewek, mana imut banget lagi cewek itu. Gemes." ucapnya panjang lebar membuat temannya semua menatap jengah.

"Ya bukannya bagus?" tanya Raga pada Arka, membuat Arka naik pitam.

"Dahlah, mending gue makan." teriaknya lalu berjalan menuju dapur, sedangkan teman yang lainnya hanya terkekeh geli melihat Arka seperti itu.

•••

"Kakak, geli.." Assya geliat geliut dalam pelukan Azzam, bagaimana tidak? Sedari tadi tangan Azzam mengelus perut datarnya membuatnya kegelian.

"Jangan gerak sayang." suruh Azzam, tangannya malah tambah memeluk erat Assya.

"Tapi ini geli, hihi." Azzam malah menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Assya. Membuat Assya serasa merinding.

Cup, cup, cup. Azzam mengecup leher Assya secara bergantian tanpa melepas pelukannya.

"Kakak geli tau.."

•••

follow juga ya kalau suka

follow juga ya kalau suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@azzalxn_

Sister Complex [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang