▪ stranger

3.8K 215 133
                                    

Bughh..

Azzam memukul pelan jok tempat duduk Assya. Membuat Assya tertunduk dalam. Kemudian Azzam beralih memeluk Assya sambil mengecupi kening Assya.

"Sttt udah yaa, maafin kakak."

"Hiks.. Iya kakak."

Azzam kembali memasangkan seatbelt Assya lalu setelah itu ia memakai kan untuk dirinya sendiri. Kembali menjalankan mobilnya ke suatu tempat. Assya hanya diam, ia masih bergetar. Sesekali Azzam menoleh untuk melihat keadaan gadisnya ini.

Lamanya perjalanan membuat Assya terasa canggung. Apalagi dari tadi kakaknya cuma diam saja.

Tapi akhirnya Assya bisa melewati keadaan itu dengan tidur. Entah bagaimana caranya dia tidur tanpa ia sadar.

Saat Assya merasakan pipinya geli. Ia membuka matanya perlahan, tangannya beralih mengucek matanya. Setelah itu Assya sedikit kaget dengan wajah tampan kakaknya.

Assya gelagapan.

"Kakak eh kita mau-" Azzam membungkam bibir Assya dengan mengecup sebentar. Lalu terkekeh melihat Assya dengan wajah kebingungan nya.

"Ayo turun." Azzam berjalan keluar lalu membukakan pintu untuk Assya. Lalu menarik Assya lembut.

Seketika Assya membeo.

"Kakak. Ini apaa?" tanyanya agak tidak percaya. Sekarang Assya berada di taman yang sangat di impikan nya. Mata bulat Assya sedikit berkaca kaca.

"Udah ayo. Assya mau main kan?" Tanya Azzam sambil tersenyum.

"Kakak, Assya pikir kakak marah sama Assya." Ungkap Assya polos. Azzam hanya mengacak rambut Assya lembut.

Biarlah kali ini Azzam berubah peran menjadi baby sister. Demi mengembalikan mood seorang Assya. Gadisnya. Yah, lagi pula lumayan melihat tawa dan senyum Assya.

Assya berlari dengan senang sambil menggenggam erat tangan Azzam. Lalu Assya menunjuk perosotan besar yang berada di ujung taman.

Ternyata Assya memang benar benar ingin menaiki perosotan itu. Tapi lihat, Assya mengajaknya. Gila ya? Citra Azzam sebagai pria dingin bisa hilang.

"Assya naik sendiri aja yaa. Kakak waktu kecil dah puas." Azzam memberikan jawaban asal, dan konyol itu. Sedangkan Assya percaya percaya saja. Ia langsung berlari ke arah tangga, menaikinya perlahan setelah itu ia mulai duduk pada ujung perosotan itu.

"Hati hati ya. Jangan kenceng kenceng." Teriak Azzam memperingati Assya dan Assya hanya mengangguk tanpa memperhatikan.

Mulai meluncur sambil berteriak tidak jelas. Azzam terkekeh melihat reaksi Assya.

"Kakak!! Sinii. Ayo luncur ama Assyaaa. Seruu! Aaaaa!"

Azzam hanya menggaruk tengkuknya tak gatal sambil menoleh ke samping kiri kanan. Sepertinya tidak akan ada orang yang melihat. Kan? Baiklah.

Azzam berjalan pelan menuju tangga perosotan yang sedang Assya naiki, saat Azzam sampai. Ia langsung mengangkat Assya lalu mendudukkan Assya pada pangkuannya.

Azzam memeluk Assya yang sedang berbinar. Ia menelusup kan tangannya pada baju Assya sehingga tangannya dapat menyentuh perut datar Assya. Sangat hangat, halus, Azzam mengelus elus secara perlahan. Membuat Assya merasa bahwa ia sedang di gelitiki, Assya tertawa lepas.

Azzam memberhentikan aksinya.

Tapi menggantinya dengan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Assya. Membuat Assya kembali merasa kegelian.

"Kakak.. Haha dari tadi Jhahaha ngapain." Tanya Assya susah payah. Tidak bisa berhenti tertawa.

Azzam mengecupi leher Assya. Setelah itu membisikkan sesuatu pada Assya.

"Assya siap siap ya."

Jantung Assya berdetak cepat. Tapi Assya menjadi linglung. Azzam dengan segera bergerak agar dapat meluncur.

"Aaaaakkk haha." Assya berteriak keras setelah itu mereka meluncur bersama saling memeluk.

Untung tidak ada orang yang melihatnya. Sungguh pasti sangat memalukan. Bisa anjlok citranya. Ngapain juga dia tadi seperti itu. Semoga saja tidak ada yang melihat. Harap Azzam.

Diam diam dari kejauhan seseorang sedang mengawasi Assya dan Azzam.

Cekrek.

Azzam yang merasa di awasi langsung berbalik, menatap tajam semak semak yang sedikit bergoyang.

Lalu perlahan ia melihat seseorang.

"Sayang kakak pergi sebentar ya." Bisik Azzam pada Assya yang baru saja akan berlari kembali untuk naik perosotan.

Azzam berjalan dengan cepat ke arah semak semak tersebut, ia bersiap menyibak semak semak itu namun, seseorang dari dalamnya keluar lalu berlari dengan cepat.

Azzam hanya menatap datar kepergian orang itu.

"Kakak!!"

Mata Azzam membulat Assya. Ia segera berbalik.

"ASSYA!"

•••

Lagi

see yaa

KenzieTheo_

Sister Complex [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang