PROLOG

8 0 0
                                    

2017

"Amel bangun nak, Amel! Kamu dengar bapak kan nak" laki laki itu terus menangis melihat putri semata wayangnya dalam keadaan sekarat, "Siapapun tolong, tolong kami" bahkan suaranya tak mampu bersaing dengan derasnya hujan malam itu. Orang orang pun hanya sibuk menyelamatkan diri dari derasnya hujan dan melihat kedua orang itu dengan tatapan iba tanpa bisa melakukan apa apa. Apakah harus kaya dulu bila mereka ingin dibantu? Apakah harus punya derajat yang tinggi dulu bila mereka ingin dipandang? Dunia ini benar benar tidak adil, Hanya ada tempat bagi mereka yang punya segalanya, kekuasaan, harta, tahta yang bahkan tidak akan membantu mereka bila sudah dijemput ajal kelak.

"Ayo sayang kita kerumah sakit pasti kamu selamat, bertahanlah" Ia menggendong anaknya dengan sisa tenaganya.

"Suster tolong anak saya suster" Amel nama anak itu segera dibawa para tenaga medis ke ruangan.

"Bapak tunggu disini dulu" laki laki itu hanya bisa menangis tersedu sedu, ia telah gagal menjadi ayah , ia telah mengingkari janji kepada alm.istrinya ia tidak becus menjaga Amel, rasa penyesalan itu tak akan pernah hilang. Jika sampai terjadi apa apa dengan Amel.

Citt
Pintu berderit menampilkan dokter dengan wajah sulit ditebak.
"Pak, kami tidak bisa menyelamatkan anak bapak"

Bak disambar petir, tubuhnya kaku ia tidak bisa berbuat apa apa kenyataan ini terlalu menyakitkan untuk didengar.

"Ada pendarahan di kepalanya, dia terlambat dibawa kesini"

Laki laki itu luruh kelantai tidak ada daya lagi untuk menopang tubuhnya. Gara gara semua orang itu, Amel meninggalkannya. Saat dunia memperlakukanmu tidak adil dan hanya berpihak pada orang berada, cara apapun bisa dilakukan. Ia ingin melihat orang tua diluar sana merasakan bagaimana rasanya kehilangan seorang anak, darah dagingnya sendiri.

2023

"Ini tuh sebenernya acara apa sih?" ucap perempuan itu sambil menahan amarah yang sudah meluap-luap

"Lu bisa tenang dulu ngga? Kita semua juga bingung" balas laki-laki itu sambil mengusap wajahnya keras. Semua rasa lelah, marah, takut, dan bingung muncul menjadi satu pada setiap orang yang ada didalam ruangan itu.

"Kita bisa selamat ngga?" suara putus asa diikuti tangis pun keluar dari mulut perempuan itu 

Demi Tuhan semua orang yang berada di ruangan itu tak pernah membayangkan bahwa acara itu bisa mengantarkan mereka dalam keadaan seperti ini.

Laki-laki itu berjalan menuju wanita yang tengah berjongkok sambil menenggelamkan kepalanya, suara hempusan napasnya sampai terdengar diruangan sunyi itu. Ia pun ikut berjongkok. 

"Mir.... tatap gue" pintanya

"Everything will be fine, percaya sama gue. Dalam keadaan apapun gue ngga akan ninggalin lo, kita akan selalu bareng-bareng sampai semuanya selesai, trust me" laki-laki itu berucap dengan lembut namun dengan penuh keyakinan.

Perempuan itu langsung memeluknya erat, orang-orang yang berada disana pun mendekat dan juga saling memberikan pelukan. Mereka saling menguatkan, menatap yakin pada satu sama lain bahwa semua bakal baik-baik saja.


*********

hello guys!!

welcome to my first story yaww, so cerita ini bertema misteri yang terjadi di sekolah gitu. jangan lupa baca part-partnya sampai selesai:))

enjoyyy


Would It Be Okay ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang