5

9 7 3
                                    

Beberapa hari ini Abel dan siswi lain yang ditunjuk mengikuti ASF sibuk mengurusi berkas berkas yang dibutuhkan untuk memenuhi registrasi lomba. ASF akan dimulai 3 hari lagi tepatnya hari senin besuk.

Disisi lain di SMA Adiwangsa, kini sekolah tersebut nampak lebih hidup dari biasanya karena terdapat berbagai macam dekorasi untuk memeriahkan acara ASF yang digelar sebentar lagi. Para siswa yang ditunjuk untuk ikut andil dalam kepanitian ini sibuk mondar-mandir memastikan semua persiapan yang dilakukan berjalan lancar. 

"Gimana persiapannya?" tanya Pak Dewa menghampiri tiga sekawan itu Virza sebagai ketua panitia persiapan pada ASF kali ini, Java dan Briyan hanya menemaninya agar dicap sebagai sahabat yang baik.

"Sampai saat ini sudah berjalan 75% pak, dekorasi di aula sudah selesai, ruang makan dan bahan makanan sudah tersedia untuk 3 bulan kedepan, Tempat latihan sudah dibersihkan dan ditata ulang, hanya kurang tempat tinggal peserta dan kebutuhannya karena mereka baru mengirimkan berkas registrasi nanti sore" Jawab Virza menjelaskan secara rinci.

Pak Dewa manggut manggut "Oke, kalau tentang teknis keamanan, kesehatan, serta pelatih dan jurinya?"

"Untuk keamanan kami meminta bantuan kepada organisasi PKS Adiwangsa dan bekerja sama dengan tim kepolisian, sedangkan kesehatan kami sudah bekerja sama dengan organisasi PMR Adiwangsa dan rumah sakit Adiwangsa" ucap Virza sedikit memberi jeda

"Untuk pelatih dan jurinya kami sudah mengirimkan undangan kepada mereka dan tidak ada masalah untuk hal itu"

Pak Dewa menepuk pundak Virza beberapa kali "Good job, baik saya percayakan semuanya kepada kamu". Setelah itu Pak Dewa berjalan meninggalkan mereka.

"Ngga sanggup kalo gue jadi lo Za, terlalu berat gue ngga kuat" kata Briyan menunjukkan wajah tak teganya kepada Virza

"Java banyak nolongin gue juga kok" tambah Virza sambil melirik ke Java.

"Emang Java tuh udah baik, kaya, ngga sombong, ganteng tapi lebih gantengan gue yaa.. walaupun cuek, kejam, sadis" ucap Briyan jujur

"Pujian yang mengandung hinaan" ujar Java melirik Briyan tak bersahabat

"Gue kan jujur, orang jujur disayang Tuhan dan pacar"

"Emang lo punya pacar?" tanya Virza dengan nada mengejek

Briyan menggeleng dengan wajah memelas

"Kasian udah jomblo, halu lagi" Java berucap sambil menunjukkan wajah ibanya

"Ngaca woi" semprot Briyan

"Udah sering, ngga kuat liat wajah ganteng gue ini" ucap Java dengan nada datar.

Virza dan Briyan hanya geleng geleng melihat tingkat kepedean sahabatnya itu. Kadang kalau moodnya bagus Java sering berperilaku seperti sekarang, tapi kalau moodnya rusak ia akan diam saja dan mematikan lawan bicaranya hanya dengan tatapan tajamnya.

▶◀

Malam ini, Abel duduk di balkon kamarnya sembari mengerjakan tugas presentasinya. Ya walaupun sebentar lagi dia akan mengikuti ASF ia harus tetap mengerjakan semua tugas sekolahnya.

"Kak Abel!" teriak Atar dari luar kamar Abel

Abel mendengus kesal lagi lagi adiknya itu memanggilnya, sudah 5 kali sejak sore tadi. Abel bangkit dari duduknya dan berjalan membukakan pintu.

"Apa?!" tanya Abel tak santai

"Marah-marah terus cepet tua baru tau rasa" jawab Atar dengan santai

"Lo tau ngga?"

Atar menjawab dengan mengendikkan kedua bahunya

"Lo itu sumber kemarahan Gue" ucap Abel sambil berkacak pinggang

Would It Be Okay ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang