Siang hari pukul satu.
Seokjin masih berdiri di sudut ruang, mengamati dengan sabar lembar absensi. Memang sudah sewajarnya bahwa sebagai sekretaris korti untuk memaksa para mahasiswa yang langganan titip absenㅡentah karena malas atau memang tidak minat pada sang dosenㅡyang membuat si korti ganteng dambaannya menjadi korban dari kebejatan mahasiswa pemalas.
Dan sudah terlampau biasa jika, ia harus menjadi seseorang yang memaksa para pemalas itu bukan hanya lewat group chat semata melainkan menyusul dimana markas itu berada.
Ada yang kencan dengan embel-embel belajar bersama di perpustakaan, mau tidak mau harus membuat Seokjin menyeret paksa.
Ada yang sudah berniat mengendarai motor dan cabut dari parkiran, membuatnya harus mencegat dengan teriakan beringas serta geplakan yang bisa di sebut lumayan keras.
"Kenapa?" tanya pemuda yang baru saja selesai menggulung mic serta lcd kemudian memasukkannya kembali ke dalam lemari. Yang pada detik berikutnya mendekat dengan ransel tersampir asal pada sebelah pundak, dengan senyum manisnya. "Kok cemberut gitu?"
Sebut saja korti ganteng dambaan Kim Seokjin, yang namanya Jeon Jungkook.
Memasang wajah lembut dengan senyum yang membuat dua gigi menjadi pusat atensi, juga tidak lupa bahwa penampilan si pak korti ini selalu rapi. Lengan kemeja di gulung tiga per-empat, masuk rapi dalam celana jeans yang terlihat sempurna memeluk tungkai. Kemudian surai kelamnya selalu di sisir rapi begitu klimis ke arah kiri.
Jeon Jungkook,
Memang ganteng.
Tapi Seokjin mengulur waktu untuk mendamba, beralih menunjukkan lembar yang menjadi alasannya untuk di bilang cemberut siang ini selesai kelas.
"Iya, kenapa?" tanya si Jeon lagi dengan kernyitan dahi. Seolah tidak mengerti titik masalah yang sedang ia hadapi.
"Kok masih tanya lho, ini satu orang ini masih tipsen buat matkul Farmakokinetika tiga kali. Setan emang."
"Hush."
"Kok hush?" protes si Kim seraya memutar matanya malas dan bersidekap. "Itu dia kaya gitu cuma bikin lo sebagai korti susah Jungkook, yang di marahin siapa? Ya lo bukan dia."
"Ya emang iya gue yang di marahin, santai aja ya?"
Dan surai Seokjin menjadi lampias rasa gemas Jeon Jungkook untuk di beri usakan, sebelum berlalu meninggalkannya sendirian.
"Gila emang di marahin masih bisa senyum."
Kemudian si Kim itu melangkah malas menuju pelataran kampus untuk menunggu sang gojek.
Iya, memang.
Satu-satunya harapan untuk membonceng Jungkook itu selalu pupus karena si korti ganteng itu memilih untuk pulang tanpa sekedar basa-basi untuk menawari. Jadilah setiap hari hanya jemputan gojek yang bisa di tunggu kepastiannya. Pun jelas tidak akan kecewa karena si gojek selalu mengucapkan salam sapa ramah padanya.
Di sela menunggu, Seokjin menyempatkan membuka group chat.
TA OVERDOSIS 2020
Seokjin Kim
Taehyung mana Taehyung?Mingyu Kim
Tumben nyari di gcJimin Park
Tidur lahHoseok Jung
Apa nih haha
KAMU SEDANG MEMBACA
philocaly ㅡ taejin [completed]
Fanfictiontop! Tae bottom! Jin #1 taejin [220320] start : 12-02-2020 end : 16-03-2020 ©serbukgergaji2020