Kim, serius?

3.2K 358 175
                                    

Pukul enam tepat, dimana langit mulai menggelap pada waktu petang.

Seokjin dengan hati berbunga menuruni tangga untuk menuju lantai satu, selepas berpatut diri. Soalnya, Seokjin mau di traktir nasi goreng oleh Kim Taehyung. Dimana warung pinggir jalan yang menjadi tujuan itu kerap kali tutup lebih awal karena sudah habis. Harganya sih sama saja seperti nasi goreng pinggir jalan yang lain, yang beda mungkin perihal rasa.

Yang di masak menggunakan cinta memang beda. Apa lagi gratis, rasanya pasti di beri nasi goreng cinta dalam versi berbeda.

Kalanya Seokjin mengembang senyum manis, begitu mendapati Kim lain yang berdiri di sebelah tangga; bersandar pada dinding, dengan jaket kulit hitam memeluk tubuh, dalamannya kaus putih polos dan juga ripped jeans yang kini menutup kaki. Tidak lupa pula sneakers andalan sebagai alas kaki.

Tidak mau bohong, kalau penampilan Taehyung itu mempesona untuk seseorang yang katanya mau beli nasi goreng di pinggir jalan.

"Taehyung!" panggilan Seokjin membuat empunya menoleh dengan senyum. "Berangkat sekarang?"

"Iyalah, masa besok pagi. Ya udah tutup warungnya."

"Serius bangke."

"Dua rius bangke."

Seokjin mencebik, melangkah kesal di belakang Kim Taehyung menuju parkiran kos yang ada di sisi kanan. Awalnya sih, Seokjin mengira kalau motor Taehyung itu matic. Kan sempat di beri deskripsi bahwa;

Rebecca, sayangku ini warnanya merah putih. Campuran dari berani tapi hatinya lembut. Kaya yang punya, gahar gini tapi pasti nantinya lembut sama pujaan hati.

Seokjin sempat hampir bertanya, namun lebih dulu di sahut oleh si pemiliknya Rebecca. "Yang jelas nggak akan sih lembut sama orang yang kaya Seokjin, galaknya kaya penyihir."

"Siapa sih emangnya yang mau di lembutin sama lo? Sial."

Sama sekali tidak terpikir oleh Seokjin juga bahwa Taehyung akan memperlakukannya dengan lemah lembut seperti mutiara di antara pasir pantai. Lagi pula, Taehyung tidak lagi membuat Jungkook di marahi sudah lebih dari cukup.

Kini keduanya sudah menghadap kesayangan Taehyung. Dengan si pemilik yang menyapa dengan bangga. "Halo sayangku, selamat petang. Semoga diam seharian di parkiran nggak bikin kamu di genitin sama motor lain."

Sementara Seokjin justru di buat cengo. Mengerjap berulang kali demi memahami situasi dan keadaan sekitar. Jelas saja helaan napas menjadi respon ke-sekian. "Jadi ini Rebecca?"

Berbalas anggukan senang. "Iya dong, cantik ya dia?" sedel motornya di elus dengan halus sebentar oleh Taehyung. "Kok diem? Mau kenalan?"

"Nggak anjir, gue kira Rebecca yang itu." motor di sebelah di tunjuk dengan dagu sementara rautnya sudah sendu. "Taunya motor ini."

"Kenapa?" Taehyung mengernyit sangsi. "Malu boncengnya?"

"Bukan." gelengnya. "Tapi sempit, soalnyaㅡ,"

"Selain galak pantat lo juga lebar, iya kan?"

"Mata lo lebar! Itu mulut kurang ajar ngurusin pantatnya orang!"

"Ya habis, sedel ini luas lho Jin," jelas Taehyung mendramatisir. "Yakali masih di bilang sempit, gue harus pasang sofa gitu biar muat di bonceng sama lo? ㅡAduh!"

Seokjin meninju lengan Taehyung hingga empunya mengaduh kesakitan. "Nggak usah cerewet, jadi traktir nggak?"

"Ya jadi lah."

Kemudian Seokjin menerima operan helm. "Ya udah buruan."

"Ya jangan banyak ngomel, galak."

"Bilang galak lagi gue lempar ini helm kena kepala lo ya, Tae!"

philocaly ㅡ taejin [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang