Bagian 23

6.9K 1K 40
                                    


Giordano dan Diana melangkah tergesa ke kediaman Anthony.  Giordano terlihat begitu tenang sementara Diana, ada kekalutan di wajahnya.

"Ada apa kalian kemari?" Anthony dan Kath datang ke ruang tamu, mereka duduk di sofa yang kosong.

"Kedatangan kami kemari untuk membahas tentang perusahaan keluarga Carol." Giordano menyampaikan maksud kedatangannya.

Anthony dan Kath sudah menebak. Mereka yakin Giordano dan Diana pasti akan menemui mereka untuk hal ini.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan jika tentang mereka." Anthony menyahuti santai.

"Kakak, mereka adalah besanku, keluarga kita juga. Tolong berbelas kasihlah pada mereka." Giordano tak akan memohon jika tak akan berimbas padanya. Kehancuran keluarga Carol akan membuat citranya ikut tercemar.

"Kakak Ipar, Carol sudah sangat menyesali perbuatannya. Mohon jangan terlalu kejam." Diana ikut bicara. Wanita penjilat ini membuat seolah Kath yang sudah berbuat jahat.

Kath tersenyum kecut. "Kejam?" Ia menaikan sebelah alisnya. "Jangan salahkan aku tak berperasaan. Tak ada yang menyuruh Carol untuk merendahkan Aexio."

"Kakak, Carol adalah istri keponakanmu. Sudah seperti anakmu sendiri. Maafkanlah kesalahannya kali ini." Diana masih memelas. Ia ingin sekali mengatakan dengan keras bahwa Aexio hanyalah anak angkat yang tidak pantas diperlakukan seperti putra mahkota.  Namun, ia menahan dirinya karena ia tahu apa yang akan ia hadapi jika memancing kemarahan Kath.

"Tidak perlu membahas ini lagi. Meski kalian berlutut kami tidak akan pernah berubah pikiran." Keputusan Anthony sudah final. Ia tak peduli siapa yang ia hancurkan, ia hanya peduli menjaga perasaan istrinya. Kath adalah segalanya bagi Anthony.

Giordano menahan amarahnya. Ia menganggap Anthony terlalu arogan. Dengan ia sendiri yang datang memohon harusnya kakaknya bersikap sedikit lunak. Giordano makin tidak menyukai Anthony, kakaknya lebih mempedulikan anak angkat dan istrinya daripada dia, adiknya.

"Kakak, mohon pikirkan lagi baik-baik." Diana mencoba lagi. Ia benar-benar membenci dirinya sendiri yang terus saja mengeluarkan kata memohon.

Anthony berdiri dari tempat duduknya. Ia menatap adiknya dan adik iparnya bergantian. "Jika kalian sangat kasihan padanya maka bantu dia dengan usaha kalian sendiri."

"Ayo, Sayang." Anthony beralih pada Kath.  Suaranya berubah lembut, tatapannya yang tadi tegas tak terbantahkan gini menjadi hangat. Kath, satu-satunya yang mendapat perlakuan seperti itu.

Kath berdiri, kemudian pergi bersama dengan suaminya.

Giordano dan Diana merasa sangat terhina. Kebencian pasangan itu pada Anthony dan Kath berkembang pesat. Mereka sudah merendahkan diri sendiri dengan datang ke kediaman itu.

***

Plak! Plak!

Sergio, ayah Carol dan Sandra menampar keras wajah Carol. "Sudah puas dengan hasil tindakanmu!" bentak Sergio.

"Pa, maafkan Kakak. Ini semua salahku." Sandra berlutut di depan Sergio.

Sergio menatap Sandra tajam. "Masih berani bicara! Dasar tidak berguna!"

Carol meremas jemari Sarah. Mengisyaratkan agar adiknya itu diam dan tidak menambah kemarahan ayahnya.

"Aku sudah bertindak sembrono, aku menyesalinya, Pa. Mohon Papa maafkan aku." Carol menundukan kepalanya dalam. Ia kini sepenuhnya menyesal karena tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Sergio selalu mengajari Carol untuk bertindak dengan tenang, ia tidak menyangka bahwa putri sulungnya akan sangat mengecewakan seperti ini.

"Pergi ke kediaman Anthony, lakukan apapun agar dia mengembalikan perusahaan ke semula!" Sergio membalik tubuhnya, tak ingin lagi melihat dua putrinya yang sangat tidak berguna.

Lily of the ValleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang