Setelah ciuman itu Aexio dan Ophelia bersikap seperti biasa. Mereka tak membahas mengenai ciuman tadi seakan yang terjadi merupakan hal yang memang seharusnya terjadi di antara mereka.
Pagi ini Ophelia terjaga di dalam pelukan Aexio. Semalaman Aexio memeluknya, memberikan rasa aman dan nyaman. Ophelia tak pernah tidur lebih nyaman dari semalam.
Kini ia berada di dapur, niatnya Ophelia ingin membuatkan sarapan, tapi ternyata di sana sudah ada Kath yang sibuk dengan berbagai bahan masakan.
Ophelia datang membantu, Kath tentu saja dengan senang hati menerima.
"Kau bangun pagi sekali, Ophe." Kath memiringkan wajahnya, tersenyum pada Ophelia.
"Aku sudah terbiasa bangun di jam seperti ini, Mom."
Kath menganggukan kepalanya. "Kau memiliki kebiasaan yang baik."
"Ah, bagaimana pekerjaanmu? Apakah kau merasa kesulitan menyesuaikan diri?"
"Tidak, Mom. Aku mulai mengerti sedikit demi sedikit."
Kath terlihat senang. "Mom tahu kau mudah cepat beradaptasi."
Ophelia diam saja mendengar pujian Kath. Ia tak tahu harus menanggapi apa.
"Setelah ini Mom akan mengajakmu pergi ke banyak tempat. Kau harus mempersiapkan dirimu."
Ophelia merasa ia tidak pantas menemani Kath karena dirinya tidak sehebat Kath. Ia takut mempermalukan ibu mertuanya. "Baik, Mom." Ophelia tak memiliki pilihan lain. Ia tidak ingin Kath kecewa dengan penolakannya.
"Kau bisa membuat salad, kan?"
"Bisa, Mom."
"Baiklah, kau buatkan itu. Mom akan mengerjakan yang lainnya."
"Baik, Mom."
Ophelia mulai membuat salad. Sedang Kath mengambil menu lain untuk dimasak.
Di belakang Kath dan Ophelia ada Aexio yang bersandar di dinding, memperhatikan dua wanita yang penting baginya. Ia tersenyum melihat interaksi Ophelia dan Kath.
Aexio melangkah, ia memeluk Kath dari belakang.
"Astaga, Aexi. Mengagetkan Mom saja." Kath mencubit pelan lengan Aexio.
Aexio tertawa kecil kemudian mengecup pipi Kath. "Masak apa, Mom? Baunya harum sekali."
"Bau masakan atau bau Ophelia?" Kath menggoda Aexio sekaligus Ophelia. Aexio biasa saja, ia malah ikutan menggoda Ophelia.
"Oh, kalau itu baunya berbeda, Mom. Lebih sensual dan menggoda."
"Kau sepertinya belum sepenuhnya bangun." Ophelia menanggapi Aexio dengan nada sarkas.
Aexio terkekeh geli. Ophelia selalu saja begitu jika bicara dengannya, Aexio sukai. Ophelia dengan sarkasmenya. Sangat misterius dan menggoda.
Kath tersenyum kecil. Anak dan menantunya benar-benar menggemaskan.
"Mom, apakah begitu cara Mom bicara pada Daddy?"
"Tentu saja tidak. Mom selalu bicara dengan manis pada Daddymu."
"Ah, jadi hanya macanku satu-satunya wanita yang bicara sarkas pada suaminya."
Ophelia berdecih. Dua lawan satu, tentu saja ia kalah. "Itu karena Dad tidak secerewet kau."
"Bukankah menyenangkan punya suami cerewet sepertiku? Aku adalah pria edisi terbatas," seru Aexio membanggakan dirinya.
Kath tergelak mendengar ucapan putranya. Sedang Ophelia hanya memutar bola mata. Ia mulai terbiasa dengan narsisnya seorang Aexio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily of the Valley
RomansAtherra Ophelia, gadis pendiam yang bekerja di sebuah hotel sebagai seorang room service. Hidupnya sangat sederhana, ia bangun pagi, pergi bekerja lalu pulang dan tidur. Ophelia bukan tak menikmati hidupnya...