- ONE -

290 20 0
                                    

harta paling berharga adalah waktu..
kenangan paling tak ternilai adalah kesetiaan
jika keduanya kudapatkan dari mu..
untuk apa aku pergi darimu?



"Ayolah Felix. Bisa gak sih lo gak usah bilang pergi terus? Gue juga deketin lo cuma karena dare dari temen gue. Makanya lo ladenin gue gitu biar gue gak ganggu lo lagi." Rengek Jazzeline itu.

Dia memang sedang ditantang oleh temannya untuk mendekati Felix sampai dia luluh. Jazzeline mau tidak mau menuruti temannya. Dia tidak mau terlihat cupu.

Felix masih saja diam. Dia menatap tajam Jazzeline yang sayangnya tidak takut menatapnya balik. Cewek itu memang sangat pemberani. Bahkan saat ada cowok yang mengejek adik kelas, Jazzeline tidak segan menonjok pipi cowok tersebut.

"Ck! Bisa gak sih lo gak usah ganggu gue lagi? Lagipula lo ngapain nurutin kemauan temen sialan lo itu sih? Biar keliatan gak cupu?" Tanya Felix sarkastik. Cowok itu seharusnya sudah bermain basket sejak tadi. Tapi karena Jazzeline mengalanginya, dia belum bermain basket.

"Kalau gue bilang iya kenapa?" Tantang Jazzeline. "Udah deh biar gue gak gangguin lo lagi, lo foto sama gue sini. Nah, pasti temen-temen gue percaya lo udah luluh." Jazzeline hendak mengambil ponsel di tas-nya. Tapi Felix malah menahan tangan Jazzeline.

"Kenapa?" Jazzeline mengerutkan kening, penuh dengan tanda tanya.

"Pergi." Usir Felix sekali lagi. Tapi kali ini lebih dingin Dan penuh penekanan.

"Gak--"

"Kalau gue bilang pergi ya pergi! Lo gak mengerti perkataan gue apa!? Kurang jelas?!" Felix membentak Jazzeline. Jazzeline menatap Felix tajam tanpa rasa takut. Dia menyipitkan matanya.

"Oke. Tapi inget. Gue akan terus kejar lo buat ngebuktiin ke temen-temen gue." Kata Jazzeline.

Felix menatap kepergian Jazzeline. Cewek itu berjalan ke koridor menuju kelas. Sesekali juga ada yang menyapanya saat dia berjalan dan Jazzeline menyapa balik secara ramah.

Felix tahu. Felix tahu Jazzeline tidak seperti cewek lain yang ada di sekolahnya. Jazzeline juga ramah terhadap murid lain yang menyapanya seriap dia berjalan. Logika-nya pasti semua orang sebal disapa terus menerus dengan orang yang dia tidak begitu kenal ataupun tidak kenal. Tapi Felix lihat, Jazzeline tidak seperti itu. Dia berbeda.

"Unique part of her." Gumam Felix saat Jazzeline sudah tidak terlihat di bola matanya.

Kenapa kamu gak pernah sadar? Aku tahu Aku bagaikan es batu yang tidak bisa kau pecahkan. Tapi hati ini, tidak bisa berbohong. Aku masih mencintaimu seperti dulu..

Haii!
Maaf ya ceritanya jelek banget. Aku sih lagi seneng-senengnya nih nulis cerita di laptop atao wp. Doain deh bisa buat buku. Aminn. Hope you enjoy. Jangan lupa share and vomment ya!

cold || felix leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang