Part-3

29 3 0
                                    

"Iya Berliana, yang papa maksud adalah ayahnya Dimas yaitu pak Danu." balas papa Berliana

Di dalam hati Berliana merasa bingung, akankah dia harus menolak perjodohan ini atau menerimanya, tapi dia sudah tidak mencintai Dimas, tapi ia juga ingin Dimas bertanggung jawab atas kelakuannya. dia melihat raut wajah kedua orang tuanya yang menaruh harapan pada dia. Akhirnya dia memutuskan untuk menerimanya dan mencoba mencintai Dimas kembali.

"Baik pa, Berliana terima perjodohan ini." ucap Berliana sambil menghembuskan nafasnya dengan berat. Terlihat perasaan lega dan bahagia di wajah kedua orang tuanya, kedua orang tua Dimas, dan juga di wajah Dimas.

"Alhamdulillah kalau begitu, besok kalian fitting baju di butik tante Indah ya." ucap Bundanya Dimas.

"I-iya te"ucap Berliana dengan gugup.

"Eh jangan panggil tante dong, panggil Bunda aja ya, kan nanti Bunda bakal jadi Bunda kamu juga." ucap Bunda Dimas.

"Oh iya nak besok kamu fitting baju ditemani Dimas ya, karena Mama sama Bunda mau mengurusi hal lainnya' ucap Mama Berliana. Di dalam hati Berliana berfikir bahwa pasti nanti dia akan berdua saja dengan Dimas dan dia pasti akan merasa canggung dengan keadaan itu.

"Iya ma, permisi sebentar ya semuanya aku mau ke kamar mandi dulu" izin Berliana kepada semua orang. Tetapi sebenarnya dia ingin menuju ke pinggir kolam renang dan menenangkan dirinya disana.

Berliana POV

"Kenapa lo disini, bukannya tadi izin ke kamar mandi?" Aku menoleh saat merasa familiar dengan suara tersebut. Dan yang benar suara itu adalah suara Dimas yang sudah duduk di sebelahku.

"Terserah gue dong, ini kan rumah gue jadi gue bebas mau kemana aja" Berliana membalas ucapan Dimas dengan judes.

"Judes amat sih neng, PMS ya?" Ucap dimas dengan nada menggoda.

"Bukan urusan lo!" ucap gue penuh tekanan.

"hehe iya dan canda kali gue, besok gue jemput jam 10 ya kita fitting baju" Dimas berkata sambil menatap wajahku dari samping.

"hmm" aku hanya menjawab dengan cuek.

"Gue tahu kalau lo pasti benci sama gue, gue tahu Ber. Gue dulu emang laki brengsek yang memilih selingkuh dibanding sama lo yang baik dan sabar, gue juga nyesel telah ngelakuin itu semua. Izinkan gue memperbaiki kesalahan itu semua, izinkan gue bertanggung jawab atas semua yang telah gue lakuin terhadap lo, percaya sama gue Ber. Gue selama ini masih sayang sama lo." ucap Dimas sambil mendudukkan kepalanya.

Aku merasa bahwa dia benar - benar menyesal dan merasa bersalah. Aku menoleh dan melihat Dimas mengeluarkan setetes air mata. Aku baru pertama kali melihat Dimas menangis. Aku benar tidak tahu harus berkata apa.

"Gue balik ke meja makan dulu, pasti semuanya udah nungguin" ucapku sambil menepuk bahu Dimas yang masih menunduk dengan lesu.

Dimas POV

Aku merasa ada tangan yang menepuk bahu ku. Aku melihat Berliana menuju meja makan.

"Gue yakin gue janji akan perbaiki semuanya" gumamku sambil berjalan menuju meja makan.

Saat selesai berbincang bincang dan makan malam, kami memutuskan untuk pulang menuju rumah kami. Aku tidak sabar menunggu hari esok karena aku akan menjemput Berliana. Aku merebahkan diriku di kasur kamarku aku menatap pigora di meja belajarku dan memperlihatkan foto ku dan Berliana saat kami masih berpacaran dulu.

"Foto ini akan berganti menjadi foto pernikahan kita" gumamku sambil meletakkan kembali pigora diatas meja belajarku.

Aku memerjapkan mataku saat ada cahaya masuk dari celah jendela kamarku. Aku melihat jam dan saat ini pukul 09.00 OMG satu jam lagi aku harus jemput Berliana.

Saat selesai mandi dan siap siap untuk fitting baju dan jemput Berliana. Sebelum berangkat aku berpamitan kepada Bunda. Perjalanan ke rumah Berliana hanha aku tempuh dalam waktu 15 menit padahal jarak rumahku kesana cukup jauh, tapi kali ini aku menggunakan motor jadi lebih mudah untuk menyalip.

''Assalamualaikun" ucapku sambil mengetok pintu.

"Waalaikumsalam, eh nak Dimas sini masuk Berliana masih siap siap, bentar mama panggilin" Mamanya Berliana menyuruhku untuk menunggu Berliana yang sedang siap siap.

Saat aku memainkan ponselku tiba-tiba aku sadar bahwa Berliana sudah berdiri di depanku.

"udah siap?" Ucapku

"Menurut lo? Yaudah lah cepetan!" Balas Berliana sambil memasang muka juteknya.

Saat sampai di tempat tujuan, ku lihat dia kesusahan melepas helm nya.

"Sini gue bantuin" aku langsung membantu Berliana melepaskan helm tersebut. Dan sialnya gue cium tuh pipi Berliana tanpa sadar.

"Ih apaan sih lo cium cium segala" ucap Berliana dengan kesal dan langsung menuju ke dalam Butik, aku melihat wajahnya berubah jadi merah.

Aku langsung menyusul dia masuk ke dalam butik Tante Indah.

"Eh Dimas, makin ganteng aja nih. Inget gak dulu kalau kalian sembunyi sembunyi saat pacaran pasti kesini biar gak ketahuan mamanya Berliana, eh sekarang malah dijodohin ternyata" ucap tante Indah sambil tertawa.

"Apaan sih te, cepetan kasih tau aku bajunya yang mana biar cepet aku coba terus cepet pulang, aku mau nonton drakor di rumah te" ucap Berliana sambil memasang muka sebaal.

"oh sini yaudah yuk tante tunjukin." ucap tante Indah sambil menggandeng tangan Berliana.

Aku mengikuti mereka berdua. Tante Indah pun menunjukkan dress dengan warna pink yang sangat megah kepada kita.

"wow te bagus banget" ucap Berliana sambil kegirangan menatap dres tersebut.

"iya dong siapa dulu yang nge desain." ucap tante Indah bangga.

"iya deh Tante aku emang paling top" ucap Berliana.

"sana gih dicobain dulu" tante Indah menyuruh Berliana untuk mencoba dress tersebut.

Berlia berjalan untuk mengganti dan mencoba dress tersebut. Sambil menunggu Berliana keluar aku di tunjukkan jas untukku dan aku suka dengan jas tersebut.

Sambil menunggu Berliana aku keliling Butik dan melihat lihat baju disana. Sampai akhirnya aku sadar bahwa Berliana sudah keluar dan menggunakan dress tersebut. Betapa cantiknya dia menggunakan dress itu, mungkin aku dulu bodoh pernah meninggalkan dia dan memilih wanita lain. Tetapi, Berliana sekarang berbeda dengan dia yang dulu, sekarang dia lebih putih dan badannya juga lebih berisi.

"Hey Dimas kedip dong, sampai segitunya ngelihatin Berliana, gimana cantikkan dia" tanya Tante Indah.

"eh, i-iya te c-cantik kok" ucapku dengan gugup karena ketahuan sedang melamun menatap Berliana.

Tante Indah menyuruh Berliana mengganti pakaiannya dengan pakaian semula. Fitting baju pun usai aku berliana sedang di perjalanan pulang, tetapi aku dengar bunyi perutnya menandakan bahwa dia sedang lapar.

"Makan dulu yuk, tuh perut lo keroncongan" ajakku.

"yaudah, ke restorant biasanya kita dulu aja" ucap Berliana.

Aku mengangguk dan segera menjalankan motor menuju restoran yang dulu sering ku kunjungi bersama dia. Aku senang disana pasti banyak kenangan indah tentang kita, mungkin aku akan bisa membujuk dia disana untuk memaafkan ku dan ikhlas menerima aku di kehidupannya.

--

Maaf ya guys kalo ceritanya banyak Typo dan kesalahan kata.. Maklum Manusia pasti tidak luput dengan kata salah :)

Yuk vote and coment!!

Happy Reading guys!!!

Lovely RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang