Part 3

331 51 4
                                    

Suga POV

Jujur, aku sedikit kaget dengan kenyataan gadis berhijab ini mengenalku. Tapi cepat-cepat kukendalikan ekspresiku. Lagipula tidak ada yang salah dengan itu. Di negara Arab yang wanitanya berpakaian lebih tertutup saja banyak yang mengidolakan ku, apalagi gadis ini yang tidak memakai penutup wajah- apalah namanya itu. Paling-paling ia hanya salah satu ARMY dari negeri jauh yang kebetulan berada disini.

"Ne. Wae?" Jawabku dengan tidak ramah, berusaha menunjukkan bahwa aku bukanlah seorang Idol yang pantas dikagumi lagi.

"Ah, no-nope..." Jawabnya terbata. Baguslah, setidaknya dia tidak malah tambah menyukaiku karena sikap dinginku barusan.

"Kak Qanita!" Sebuah suara memutus kecanggungan antara kami.

Gadis itu menoleh, sepertinya ia merasa terpanggil. Benar saja, ia melambaikan tangan ke arah gadis-gadis berhijab lain yang muncul dari dalam bangunan itu- hanya sekilas. Lalu kembali menatapku.

"I'm sorry, i have to go. Sorry if i disturbed your time," Ia membungkuk ke arahku.

Pergi saja sana, lirikku malas.

Sesaat kemudian, ia kembali menegakkan tubuhnya, dan aku menyadari sesuatu.

Gadis ini kan..!

*flashback on*

5 tahun yang lalu.

Aku sedang menghadiri fansign di Indonesia dalam rangka tur keliling dunia. Sepanjang acara, aku terus menerus memaksakan senyumku tetap bertahan di hadapan para fans.

Satu, karena aku lelah. Dua, karena para fans berhijab. Bukannya aku membenci mereka, bukan. Aku hanya heran. Aku tidak bodoh untuk mengetahui tentang peraturan agama mereka yang melarang bersentuhan dengan lawan jenis. Aku mengerti itu, jadi aku tidak mengulurkan tanganku untuk bersalaman dengan mereka seperti member lainnya.

Tapi ternyata, gadis-gadis itulah yang malah mengulurkan tangan mereka sendiri. Aku tidak habis pikir, mengapa ada orang yang bisa tidak konsisten pada agamanya sendiri.

Yah, mungkin itulah yang dinamakan kekuatan cinta. Jadi mau tidak mau, aku pun menerima ukuran tangan mereka. Dan lama kelamaan, tanpa sadar, aku akhirnya mengulurkan tangan duluan.

Hingga sampailah pada seorang gadis berhijab lainnya dengan hijab yang lebih panjang daripada yang lain. Aku kembali mengulurkan tangan, tapi reaksinya ternyata diluar dugaanku.

Ia hanya menangkupkan kedua tangannya di di depan dada sambil tersenyum. Aku sedikit kikuk, tapi dengan cepat menarik tanganku kembali.

Dia seperti bisa membaca pikiranku saja, batinku. Eh, tapi berarti gadis berhijab satu ini masih mematuhi agamanya, ya? Mungkin aku harus berpikir dua kali agar tidak memukul rata argumen ku pada gadis berhijab ini.

"Please sign here," Ucapnya pelan sambil menyodorkan album yang dibawanya. Hampir tidak terdengar, mungkin terlalu gugup untuk berbicara dengan Idol.

Gerakan tanganku yang akan menandatangani albumnya terhenti ketika menemukan sesuatu yang berbeda. Ada sebuah tulisan di pojok bawah halaman. Tidak besar, tapi cukup untuk tertangkap oleh mataku. Tulisan itu berbunyi:

DON'T UNDERESTIMATE US

Aku yakin itu bukan tulisan teman-temanku, jadi sambil tetap menunduk, aku melirik gadis itu untuk memastikan reaksinya. Kalau dia memang berniat membuat seorang Min Yoongi merasa yakin bahwa benar-benar ada orang yang bisa membaca pikiran, selamat. 75% berhasil.

SUGA'S InsecureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang